Duduk diam dengan perasaan was-was yang sangat membosankan sudah menjadi kegiatanku selama hampir dua jam berlalu.
Aku memang sedang menunggu, lebih tepatnya was-was karena seseorang yang aku tunggu ternyata mendadak mengirimkan kabar lewat chat bahwa ia tidak bisa datang setelah aku lelah menunggunya.
Huft!
Aku menghela napas berat untuk menegakkan duduk ku yang mulai..
entahlah..
kemana manusia yang tak biasa telat, tidak biasanya dia tak memberikan kabar kenapa ia terlambat.
Bugh!!!
Seseorang dengan napas sangat tidak teratur duduk terhempas di sofa menghadapku.
Dahinya penuh dengan peluh yang membanjiri, dan lihat lah air muka.
Aku menautkan alis tak ingin meresponnya lebih banyak, hanya sekedar ingin dia yang menjelaskan apa yang sudah terjadi pada dirinya.
Aku menaikkan satu tangan, selepas itu seorang pelayan datang dengan sebuah nampan berisi dua gelas besar berisi jus semangka menyegarkan.
Dua detik setelah pelayan itu berbalik, hampir tiga perempat jus semangka yang berada di depan ku sudah habis dalam sekali minum.
Aku mengulum senyumku dengan kelakuan manusia di depanku yang super aneh tapi lucu.
“sudah?”
Satu kata itu yang akhirnya meluncur ketika setelahnya ia mulai merubah duduknya dengan tenang dan menggulung kemeja abu mudanya hingga sebatas siku, menarik dasi yang memang sudah tidak beraturan menggantung di lehernya sedari tadi.
“mobil ku mogok (dengan napas besar), hapeku lowbatt (dengan melempar asal ponsel hitamnya di atas meja), dan sialnya jalanan super macet banget sore ini”
Dia menghela napas kesal untuk entah yang kesekian kalinya.
“mau makan?”
Dia menggeleng sekali dan merogoh kanting belakangnya untuk mengambil dua lembar uang lipuh ribu rupiah yang dia selipkan dalam buku bil (?) pembayaran.
Dia menarik lenganku untuk melangkah keluar café yang kemudian masuk mobil putih milikku sudah pasti dialah yang berada dibalik kemudi.
“mampir ke toko om Richo dulu ya?”
Tanyanya yang masih dengan pandangan serius menghadap jalanan.
“sekalian mampir ke toko mommy ya”
“tante Youmee?”
“iyaa..”
“okey”
–sampai di toko mommy Youmee-
“loh, katanya ke toko om dulu? Kok?”
Bukannya menjawab dia hanya keluar dan melangkah masuk kedalam toko seenaknya, aku mempercepat langkah pendekku dan menyusul dia setelah bunyi ‘Piipp’ dia mengunci pintu mobilku secara otomatis dari balik pintu masuk toko.
“hey best couple” aku berlari untuk emmeluk sekilas perempuan yang tingginya tak jauh dari ku ini.
“tante, nitip dulu, sesuai pesanan, nanti saya kembali harus udah beres okey” setelah mendapat anggukan dari mommy, manusia yang selalu bertindak sesuka hatinya itu hilang dengan kendali mobil yang entah sebera cepat.
Aku menikmati masa sharing dengan mommy yang tengah sibuk entah mengobrak abrik bentuk rambutku, dan kembali pada polesan-polesan tipis kesukaan ku dari hasil karyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mimpiku
RomanceSetiap manusia memang memiliki mimpi, hak dan kewajiban dalam mimpi tersebutpun sama. Semua manusia juga miliki ekspektasi yang ia damba, dalam sebuah bingkai indah dalam wujud nyata. Seperti cerita dalam sebuah buku, seperti itulah aku menuangkan s...