Author POV..
Ada seorang gadis manis yang telah terlahir di tengah kota pahlawan. Kini dia tengah asyik menonton sebuah ajang pencarian bakat musik anak anak pertama di Indonesia.
Pernah kala tak sengaja beberapa waktu lalu ia mencoba untuk mendaftarkan diri menjadi peserta ajang tersebut dan gugur sebelum ikut masuk ke Jakarta. Ajang pertama memang dia gagal.
Namun ajang kedua gadis ini ingin mencoba lagi, mungkin tuhan berkehendak lain. Jadi dia hanya bisa menikmati ajang ini dengan menontonnya di depan layar televisi.
Sampai pada seorang laki laki tampan asal Jogja sedang asyik bernyanyi. Masih seusia dengannya. Mata lucu nya tak berkedip kala menatap laki laki itu. Namun pemuda itu gagal pada babak 6 besar. Benar benar sedih sampai tak kuasa untuk menahan linangan nya.
Hari berganti hari..
Seketika saat ada seorang temannya berkata "ada artis loh besok di mall itu" sangat menarik perhatian nya. Setelah mencari tau lebih banyak atas info dari teman nya tersebut.
Hari yang dinanti pun telah datang. Sepulang sekolah ia menitip kan sebuah kotak pada sang panitia. Ia masih ragu. Apa sang idola akan menerima nya atau malah membuangnya begitu saja.
Hal hal negatif ia terus begitu saja. Sampai sore hari nya acara itu akan dimulai. Ia baru berangkat dari rumah. Karena tak begitu jauh, ia memutuskan untuk goes sebagai sarana nya.
Masih berada di jalan menuju tempat acara. Tiba tiba ada sebuah mobil melaju dengan kencang ke arahnya. Benar! Ia mengalami kecelakaan.
Selang saat ia sadar sang Bunda memberikan pesan padanya "mungkin kamu nggak bisa ketemu sama dia. Berada dalam dekat nya. Dan menatap mata indahnya. Namun ingatlah sesuatu wahai anak ku, yakinlah.. suatu saat ia akan datang menjemput mu dan tuhan akan kabul kan semua mimpi mu".
Hanya kalimat itu yang menjadi semangat dalam hidup nya sekarang. Beberapa bulan kemudian. Sang gadis melihat sang idola memakai benda yang sama seperti milik nya.
'Nuraga'
Ya! Itu hasil rajutan Bundanya. Begitu bahagianya saat melihat buah nya telah sampai pada sang idola dan sang idola dengan senang hati memakai nya untuk acara televisi.
Sebenarnya ini yang ke Empat kalinya. Karena yang pertama, kedua, dan ketiga ia kirim lewat pos. Masih dengan nama 'Nuraga' namun tak pernah terlihat sang idola memakainya. Apa mungkin sang idola malu memakainya atau kah.. entah lah..
Namun sang gadis tak melanjutkan pengirimannya. Mungkin itu adalah hadiah terakhir darinya untuk sang idola.
Beberapa tahun kemudia..
Burung burung kecil telah asyik bernyanyi dengan suara nya yang indah. Matahari tengah menampakkan wujudnya.
"Hoamm"
"Selamat pagi dunia.. semoga hari ini akan cerah.. amin.."
Ucap seorang gadis yang tengah menatap cahaya pagi di langit yang cerah setelah menyibak kan kain yang menutupi jendela kamar nya.
"Mbak.. ayo.. entar aku telat.." Ucap seorang gadis dari luar kamar nya.
"Iya de' sebentar, mbak Agni mau mandi dulu kamu sarapan aja dulu.." jawab gadis yang menyebut dirinya sebagai Agni itu.
Oh Ya! Namanya adalah 'Nurul Agniytha Galuh' dan Agni adalah panggilan di keluarga nya namun teman temannya memanggil ia dengan sebutan 'Nuraga'.
Hari ini adalah hari pertama Agni kerja mengurus cafe milik keluarganya. Agni adalah anak pertama dari dua bersaudara, dan 'Oik Cahya Galuh' adalah adik semata wayang nya.
Terlahir dari sebuah keluarga sederhana. Tidak kurang juga tidak lebih. Ayahnya 'Galuh Aditya Permana' seorang arsitektur bangunan swasta dan Bundanya 'Nurul Ayltha Pertiwi' ibu rumah tangga yang merangkap sebagai pemilik cafe yang Agni pegang sekarang.
"Pagi Bunda.. Morning Adek.."
"Pagi mbak.."
"Morning to mbak.."
"Ayah mana bunda?"
"Ayah baru saja berangkat kerja"
Oik yang mengerti atas jawaban dari Bundanya hanya memberikan sebuah anggukan kecil yang mengisyaratkan ia mengerti.
"Ciee.. yang mulai usaha jadi pemilik cafe.. cantik banget hari ini.."
"Hahahaa.. kamu bisa aja dek, nanti kalau kamu sudah besar pasti kamu juga bakalan bisa sukses.. bahkan harus lebih sukses dari mbak.."
"Amin.. sudah ayo di terusin sarapan nya mbak, dek.."
"Iya Bunda.. tak baik kan makan sambil bicara.. Oik ingat Bunda.."
"Tak baik juga berbicara seperti itu untuk Bunda adek.."
"Iya maaf mbak.. Oh Ya Bunda.. nanti pulang sekolah Oik mau bantu mbak Agni boleh ya.."
Dan sang Bunda hanya memberikan anggukan juga disertai dengan seutas senyum bahagia untuk menjawab pertanyaan dari Oik.
Setelah sarapan, Agni berpamitan pada sang Bunda untuk mengantarkan Oik sekolah yang baru memasuki tingkat SMP beberapa minggu yang lalu.
Sesampai nya di gerbang sekolah Oik..
"Nanti aku langsung ke cafe ya mbak.. Mbak disana kan.."
"Iyaa.. sudah masuk sana, nanti telat lagi.."
"Iya mbak aku masuk dulu ya Assalamualaikum.."
"Wa alaikum salam.."
Jawab Agni yang masih duduk di atas motor matic putih kesayangan nya sembari sesekali memastikan bahwa Oik sudah masuk kedalam sekolahnya.
Setelah mengantar Oik. Agni pergi ke tujuan pertamanya Ya! Ke cafe untuk membuka rumah makan kecil milik keluarganya yang sekarang telah resmi miliknya sendiri.
Masih jam setengah Delapan. Satu persatu karyawan disini telah datang. Semua rapih! Tepat pukul Sembilan Agni membalik kertas yang menggantung di pintu utama cafe ini menjadi
'OPEN'
Belum saja Agni kembali ke ruangan nya. Tiba tiba ada seorang masuk. Ya! Ini adalah pelanggan pertama di hari ini.
"Mbak wi-fi nya nyala"
»Next Part«
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mimpiku
RomansSetiap manusia memang memiliki mimpi, hak dan kewajiban dalam mimpi tersebutpun sama. Semua manusia juga miliki ekspektasi yang ia damba, dalam sebuah bingkai indah dalam wujud nyata. Seperti cerita dalam sebuah buku, seperti itulah aku menuangkan s...