Part 44. Love?

9K 1.1K 214
                                    

New York sudah memasuki musim panas bulan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New York sudah memasuki musim panas bulan ini. Edward yang sebentar lagi akan lulus dari universitasnya mulai sibuk bolak-balik London ke New York begitupun sebaliknya.

Karena Edward sedang dalam waktu sibuk-sibuknya karena Ethan memforsir dirinya untuk mempelajari dunia perfilman lebih dalam lagi. Juga mengajari Edward dalam hal membangun EJ Company—stasiun televisi yang menjadi salah satu kerajaan bisnis keluarga Jasper.

Edward sudah penat, lelah dan dia tambah lelah lagi karena hari ini Lily menitipkan Gabriel padanya.

Dan Lily, wanita itu sedang sibuk melakukan girls day out bersama teman-temannya.

Jadilah Edward mengajak Gabriel yang sekarang berusia tiga tahun untuk ikut dengannya ke salah satu cafe yang ada di tengah kota New York, untuk bertemu George dan juga Calvin yang memang sengaja ke New York untuk bertemu Edward.

Hanya bermaksud bersenang-senang sebentar di tengah kepenatan ini.

"Daddy, ice cream..." Gabriel yang di dalam mobil menunjuk-nunjuk sebuah kedai ice cream yang mereka lewati.

Edward yang kali ini menyetir mobil tanpa supir kemudian melirik Gabriel sebentar. "Nanti saja, Gab."

"Daddy..." Gabriel mulai merengek dan menarik tangan Edward.

Edward menghela napasnya dengan keras. Kadang-kadang dalam kondisi yang penat ini, dia benar-benar merasa lelah dengan Gabriel.

"Dad—"

"Oke, Gabriel." Edward tersenyum manis pada Gab dan sampai memundurkan mobilnya.

Karena jarak cafe dan kedai ice cream yang dia datangi lumayan dekat maka Edward mengajak Gabriel berjalan saja ke cafe itu.

Selagi Gabriel sibuk menjilati ice cream vanilla-nya, Edward bersimpuh di depan Gabriel dan memasangkan topi hitam untuk Gabriel.

Edward tersenyum melihat topi itu, topi berwarna hitam dengan bordir tulisan berwarna putih; Son. 

"Topi kita sama." Gabriel menyengir lebar, membuat Edward ikut tersenyum.

"Iya. Bagus, tidak?" Tanya Ed sambil membenarkan topi di kepalanya.

Gabriel tetap mengangguk melihat topi Edward. Walaupun dia belum lancar membaca dan tidak tahu kalau topi Edward bertuliskan; daddy.

Sontak saja ketika Edward berjalan sambil menggandeng Gabriel yang sibuk dengan ice cream-nya, beberapa orang yang melihat mereka sampai tersenyum.

Edward terlihat sabar sambil sesekali berbincang dengan Gabriel yang berjalan dengan langkah kecilnya.

Sampai ketika Edward ingin membuka pintu cafe, Gabriel berhenti berjalan dan menarik baju Edward.

"Daddy,"

"Kenapa? Ayo masuk." Edward bahkan menundukkan badannya. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah Gabriel.

Lily Love Story [TERBIT DI APLIKASI DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang