.reality and shadow.

920 68 0
                                    

B

.

S

.

T

.

"jimin asli...." Jimin mengantungkan arah pembicaraannya membuat yoongi spontan menghentikan jemarinya yang sedang menari di atas tuts piano lalu menghadap kearah jimin yang sedang melangkahkan kakinya mendekati yoongi dan pianonya.

"aku ingi tahu tentang jimin yang asli" kini jimin berujar mantap.

Peluh didahi yoongi mengucur entah kenapa, begitu alami ketika dirinya sedang dilanda perasaan gundah akibat jimin yang membicarakan tentang pembicaraan yang begitu sensitif dan bisa membuat siapaun diantara mereka...bisa saja terkena bahaya.

"tidak tahu" jawab yoongi sekenanya.

"jangan bohong hyung..." jimin memaksakan kehendaknya kepada yoongi dengan cara mendekati yoongi yang sedang duduk tenang didepan pianonya.

"kau akan terluka" seketika yoongi menghilang dari ruang pribadinya menuju kamar seokjin.

Mengangetkan seokjin yang sedang merapihkan buku buku miliknya yang berjejer tak beraturan, dahi yoongi berkeringat memperingatkan bahwa dia sedang dalam keadaan panik yang sudah membuatnya keluar dari sifat nyamannya.

"ada apa ?" seokjin bertanya.

"jimin...bertanya tentang jimin yang asli...hyung..." final yoongi.

Bunyi detik jam menghiasi keheningan alam, entah siapa yang akan mulai membuka pembicaraan, seokjin saja masih diam tidak mau membuka suaranya.

"aku akan ke black hole, kau uruslah jimin" pada akhirnya, seokjin memutuskan untuk tidak ikut campur dalam urusan yoongi dan jimin lagi dan lebih memilih untuk pergi ke black hole.

Menunggu muncuklnya black hole, seokjin berdiri didepan sebuah lukisan, menatap lukisan tersebut dalam dalam. Menghembusakn nafas bekali kali, lelah dengan semua kenyataan yang sudah berjalan tidak sesuai dengan rencana lagi.

Trak...

Terdengar suara retakan dari arah bawah, seokjin mengalihkan pandangan lurusnya menjadi menatap lantai putih yang mulai terbelah, sedikit demi sedikit pecahan lantai yang seokjin injak mulai melebar, langkah demi langkah seokjin lakukan untuk menghindari pecahan tersebut. Lantai dibawah kaki seokjin sudah membuat sebuah hole yang rumayan besar hanya untuk sekedar menelan dirinya.

Benda benda disekelilingnya mulai terhisap kedalam black hole membuat ruangan seokjin seketika kosong akan semua benda kecuali bingkai yang sengaja dipajang tepat diatas black hole dan seokjin yang berdiri tak jauh dari balck hole.

Saat itu, seokjin berjalan mendekati black hole, tak perduli dirinya yang mulai terhisap dan loncat kedalam ruang serba hitam yam memakannya bagai sedang kelapar, tak menyisakan sehelai rambutpun dari seokjin, tertutup bagaikan tidak pernah ada lubang hitam sebelumnya. Bahkan, ruangan pribadi seokjin begitu bersih, seputih salju dengan bingkai yang masih bertenger rapih, namun kososng disekelilingnya.

.

.

.

Dengan mengelilingi pavilliun, yoongi mencari seokjin yang sudah seminggu belum kembali. Entah kemana seokjin pergi, yang jelas...yoongi tidak tahu kenapa seokjin menghilang dengan tiba tiba. Yang jelas, yoongi sedang membutuhkan seokjin hyungnya untuk mengatasi semua masalah yang sedang jimin buat. Bahkan jimin masih belum mau menyerah untuk mengetahui hal yang memang seharusnya ia ketahui.

Entah sampai kapan jimin akan terus mengejar yoongi untuk mengungkapkan sebuah kejujuran.

"kumohon..." jimin memohon didepan semua orang, yoongi yang memang dasarnya sudah kualahan atas tekanan yang diberikan oleh para dongsaengnya hanya bisa menghela nafas kasar.

Blood, Sweat and Tears - BTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang