5. Hope

1.1K 256 35
                                    




Wangi mawar yang lembut membangunkan (Name) dari alam bawah sadarnya.

Sebuah kamar tidur bernuansa soft cream.

Rangkaian bunga mawar pada meja kayu.

Langit dan dinding porselen.

Jendela kaca yang tertutup gorden berenda.

Sang Putri bangkit, berusaha mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya.

Ingatan mengabur, namun masih tertanam kuat tujuannya menyelamatkan Sang Ksatria.

'Tetsurou'

Netra mengerjap cepat, kesadarannya memulih. Bagaimana bisa ia tertidur dengan nyamannya sementara yang terkasih tengah menderita di sana?

"Tuan Putri."

Suara bariton menarik atensi, Oikawa berjalan masuk bersama seorang tabib istana.

"Syukurlah Anda sudah sadar."

"Oikawa, aku harus bergegas menemui Raj-"

"—Tidak Yang Mulia, Anda harus memeriksa kesehatan Anda terlebih dahulu." Netra coklat menatap serius wajah Sang Putri. (Name) terpaksa mengalah dan membiarkan tabib memeriksa denyut nadinya.

Ⓗⓘⓢⓣⓞⓡⓘⓐ

Langit sore beranjak menjadi malam, semburat jingga terbias pada kaca jendela.

Secangkir teh bunga krisan di letakkan pada permukaan meja.

Angin berdesir memasuki celah jendela, membelai lembut wajah (Name) yang masih duduk di tempat tidurnya.

Seorang pria berambut coklat ikut menemani dan ikut duduk di pinggir tempat tidur. Masih mengenakan seragam prajurit. Membuatnya begitu gagah dan tampan. Sang wakil jendral yang kini telah menjadi Jendral.

"Aku turut sedih atas ditangkapnya Jendral Kuroo." Oikawa membuka pembicaraan.

Tidak ada respon.

"Anda harus memperhatikan diri Anda Yang Mulia."

"Oikawa, aku tidak bisa berdiam diri seperti ini. Tetsurou akan—" bibir pucat bergetar hebat, (Name) mencengkram lengan baju Oikawa. Begitu depresi dan putus asa sekali.

"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kita semua tidak akan membiarkannya terjadi." Oikawa berusaha menenangkan wanita di hadapannya.

"Tuan Putri, Raja akan pergi mengikuti diplomasi besar menuju kerajaan Qing. Segala urusan peradilan akan di serahkan pada saya."

Kata-kata pemuda di hadapannya menarik atensi (Name). "Apa maksudmu?"

"Tuan Putri, berkat Anda, Raja telah memberikan keputusan atas pembebasan Jendral Kuroo dari hukuman mati." Pemuda berambut coklat itu tersenyum lembut.

Sesuatu yang hangat tiba-tiba saja menjalar di hati (Name), tanpa sadar gadis itu kembali meneteskan air mata. "Benarkan itu?"

"Oikawa, benarkah Kau akan menyelamatkannya?"

"Raja akan pergi saat fajar, dan saat senja pengadilan akan di mulai. Disana saya akan memimpin pengadilan dan menyatakan ketidak bersalahan Jendral Kuroo."

Netra (e/c) yang semula berisi kekosongan sedikit demi sedikit menjadi lebih hidup mendengar penuturan Oikawa.

"Tuan Putri, Anda tidak perlu khawatir. Saya akan mengurus ini demi Tuan Putri."

"Aku mengandalkanmu."

Keheningan melanda, beragam pikiran saling berbenturan di dalam kepala. (Name) menangkupkan kedua tangannya untuk berdoa. Oikawa hanya menatap dengan sedih.

"Tuan Putri, seandainya Kuroo tidak ada, akankah Anda memilih saya?"

"Oikawa, kita sudah berjanji untuk tidak membahas lagi hal itu." Nada bicara terdengar tidak suka. (Name) ingat, dua tahun lalu ia nekat kabur dari istana untuk menghindari perjodohan antar dirinya dengan Oikawa.

Masa lalu telah menjadi masa lalu. Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi mengenai hubungannya dengan Oikawa. Maupun perasaan Oikawa kepadanya.

Tersenyum kecil, Oikawa menunduk minta maaf.

Ⓗⓘⓢⓣⓞⓡⓘⓐ

Kau selalu berharap atas hidupnya

Sedangkan Aku selalu berharap atas hidupmu


[tbc]

Tale : Historia 💍 || Kuroo TetsurouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang