Pagi ini matahari bersinar cukup cerah, tak ada kabut lagi dijalanan. Burung burung berterbangan, bertengger di dahan daun yang rindang. Bersiul dengan riangnya membangunkan makhluk makhluk tuhan yang masih nyaman terlelap diatas kasur. Namun berbeda dengan gadis itu, dirinya yang biasanya sudah bangun sebelum semua bangun pagi ini enggan untuk bangun. Jangankan bangun untuk membuka matanya saja ia sangat malas.
Hingga sebuah alaram terpaksa membuatnya membuka matanya. Dengan cepat so eun memasuki kamar mandi dan bergegas mandi.Dirinya mematut penampilannya di depan cermin, karena hari ini dirinya akan bertemu dengan ya bisa dibilang orang penting. Maka dari itu dirinya tidak ingin terlihat rendah hingga menjadi ejekan orang orang tinggi disana. Kali ini so eun memakai rok span selutut dan di padukan dengan kemeja putih se siku serta kancing atas yang dibuka satu. menampilkan kesan feminim dan tegas di dirinya. Seperti biasanya, so eun hanya memakai make up natural dan rambutnya yang biasanya lurus kali ini dibuat sedikit bergelombang. Memang pakaian dan make up yang ia kenakan bukan barang bermerk namun sudah sangat cukup membuatnya mempesona mata yang memandangnya. Setelah itu ia buru buru membuat sarapan sederhana untuk dirinya. Lalu dirinya bergegas menuju kesebuah tempat.
Tak butuh waktu terlalu lama. 1 jam perjalanan menggunakan bus so eun telah sampai di sebuah bangunan besar menjulang tinggi kelangit di tengah tengah kota. Semua orang korea, bahkan orang orang penting di belahan dunia lain tahu bangunan itu adalah sebuah perusahaan. Kim.corp perusahaan yang berjalan pada bidang peminjaman dan beberapa produk kehidupan lainnya.
Dengan langkah sedikit pelan dan penuh keraguan so eun meyakinkan dirinya, mencoba tabah untuk menerima apapun yang akan ia dapatkan karena tak sanggup membayar hutang yang sangat besar untuknya.s o eun memasuki lift menekan tombol lantai 20. Dirinya terpenjam berdoa dalam hati memberi semangat pada dirinya sendiri.Di depan meja sekretaris CEO Kim.Corp so eun sedikit menarik nafasnya dan mulai berbicara
"Selamat pagi nona, nona kim so eun bukan? Anda sudah ditunggu Tuan Kim" belum sempat so berucap sekretaris itu sudah mengetahui dirinya
"Eehh begitukah" keringat dingin mulai bercucuran sedikit di dahi so
"Iya nona, mari silakan saya antar. Silakan masuk"
So masuk kedalam ruangan yang besar dan ber AC itu, sangat harum dan rapi. Mata so eun menatap kesegala penjuru dan akhirnya ia melihat orang yang ingin ia temui tidak, bukan tapi orang yang memang harus ia temui. Orang itu berbalik menatap kim so eun, oohh tidak jantung so berdegup sangat kencang rasa takut mulai menjalari tubuhnya"Silakan duduk nona so eun tak perlu takut aku sama seperti mu manusia biasa" candaan macam apa? Sangat ringan namun sungguh membuat so tambah kawatir, yappss karena pria itu berbicara dengan nada sedikit mencemooh
"Jadi bagaimana nona?"
Dengan sedikit mengangkat kepalanya so mulai berbicara
"Mohon maaf tuan, mohon maaf sebesar besarnya. Saya sudah mengupayakan yang terbaik namun nyatanya waktu 1 minggu sungguh tak bisa merubah segalanya. Saya tak bisa membayar hutang ayah saya yang begitu besar. Dan saya siap menanggung semua resiko yang ada" matanya terpejam tangannya mengepal kuat menahan tangisan.
Pria itu yang tak lain kim bum memincingkan mata tajamnya, hatinya seraya memberikan apresiasi atas keberanian so eun tentang "siap menanggung semua resiko". Hatinya tertawa mendengar perkataan dari wanita mungil di depannya ini."Hemmm resiko yang ada? Benarkah kau siap nona? Apapun itu?" Kim bum mulai menatap so eun memastikan sebuah kejujuran di sana
"Iya tuan" dengan sedikit anggukan
"Tatap aku" layaknya kerbau yang dipatuk hidungnya. So eun dengan cepat menatap mata kim bum. Mata tajam bak elang itu bertemu dengan mata iris berwarna coklat cerah, tatapan mereka terkunci salah satu mencari sebuah kebenaran disana.
Hingga sebuah senyum tersungging di salah satu wajah keduanya.
"Hahaha sepertinya kau sangat pemberani. Ayo ikut aku" so eun menuruti perkataannya mengikuti kim bum yang berjalan didepannya. Entahlah so eun juga tak tahu kemana kim bum membawa dirinya. Namun yang ia tahu adalah saat ini kim bum menuju lantai dasar. Mereka kembali berjalan dengan cepat kim bum menyuruh so eun memasuki mobilnya dan mulai menjalankan mobil ke sesuatu tempat..........
Di tengah perjalanan yang tak tahu kemana dirinya dibawa so eun hanya diam, dirinya hanya bisa melihat pemandangan kota seoul dari jendela mobil. Mencoba menenangkan pikiran dan hatinya yang sungguh sangat tak karuan.
Setelah setengah jam perjalanan akhirnya kim bum menghentikan mobilnya disebuah bangunan besar yang mirip apartement. Apartement? Ha? Untuk apa? Tak henti hentinya so eun bertanya tanya dalam dirinya.
Dengan cepat rasa khawatir dan takut menjalar keseluruh tubuhnya."Masuklah" kim bum mempersilakan so eun masuk kedalam salah satu apartement, menyuruh so eun duduk dan memberikan minuman untuk dirinya. So eun hanya mengeryit tak paham.
"Kau pasti sangat ingin tahu kenapa kau dibawa ke sini. Tenang saja aku tidak akan berbuat hal yang tidak tidak". Kim bum ternyata tahu apa yang ada di pikiran gadis lugu didepannya. Matanya menatap diri so eun dari atas sampai bawah, ada sebuah kekaguman di mata kim bum. Kenapa tidak? Walau so eun hanya mengenakan pakaian biasa yang sangat jauh berbeda darinya yang selalu memakai pakaian brandid.
"Tuan sebenarnya apa konsekuensinya" so eun memberanikan diri bertanya.
"Ternyata kau sangat to the point nona"
"Eemm maaf tuan saya tak bermaksud" so eun menunduk merasa malu karena sifat terang terangannya.
Kim bum lalu memasuki sebuah ruangan mengambil sesuatu dari sana.
"Ini, ini konsekuensinya" kim bum menyerahkan selembar kertas kepada so. Lalu so menerimanya dan membacanya setelah itu
"Apa?"............
ye up lagi. Semoga suka, maaf kalo dipart ini rada aneh😂. Dan pastinya jangan lupa buat vote dan komen. Happy reading😘😘😘😘😘 semoga menghibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me
FanfictionCast : Kim so eun Kim bum Kwon Yuri "Kau harus menikahinya ini demi kita juga" "Kau egois" "Kau yang tak paham"