18

4K 255 21
                                    

Flash back

Roda ranjang rumah sakit mulai bergerak cepat seirama dengan kaki kaki jenjang yang mendorongnya. Ada raut ketegangan di salah satunya, melihat bagaimana pucat dan dinginnya tubuh yang sedang di dorong nya itu. Dengan cepat staf medis mulai memasukan ranjang yang berisi seorang pasien itu kedalam UGD

"Mohon maaf Tuan anda tidak bisa kedalam. Tunggulah di sini dan berdoa kami akan melakukannya semaksimal mungkin"

Perawat dan dokter mulai memasuki ruang operasi itu. Lampu yang tadi mati mulai menyala menandakan operasi sudah di mulai.
Seseorang tadi yang adalah kim bum mondar mandir di depan ruang itu. Bibirnya bergerak tak beraturan melantunkan doa agar so eun istri yang baru saja ia temukan baik baik saja.
Tak peduli pakaiannya basah kuyup bahkan tubuhnya bergetar akibat dingin yang menusuk kulit bakan hingga ketulangnya.

"Bum"

Suara lembut milik ibunya menghentikan perlahan kegiatannya tadi. Di putar balikan tubuhnya hingga dapat melihat ibunya di depan dirinya. Kim bum menatap mata ibunya yang sudah sembab yang diyakini kim bum bahwa ibunya baru saja menangis hebat. Diliriknya tangan lembut ibunya ada anaknya disana tenang di dalam gendongan neneknya. Kim bum tersenyum miris melihat sang hyun, dalam hati ia memohon pada Tuhan agar tak mengambil ibu anak mungil ini.

Sang hyun appa mohon minta pada tuhan agar eomma baik baik saja ne. Kau belum pernah melihatnya bukan, bantu appa ne agar semuanya lekas baik.

Tak terasa air mata yang tadi sulit untuk keluar karena rasa cemas dan kawatir lebih mendominan hati kim bum lambat namun pasti mulai membasahi pipinya yang bergetar.

"Bum-ah ayo nak ganti baju mu dulu"
"Tidak eomma"
"Kumohon bum untuk kali ini jangan mengelak dari ucapan eomma"
"Tapi.."
"Cukup bum sudah cukup eomma kehilangan yuri dan mendapati bagaimana sifat aslinya. Eomma mohon jangan sampai terjadi apa apa juga pada tubuhmu. Kita harus sehat bum kita harus terlihat baik baik saja saat so eun membuka matanya"
"Baiklah eomma"

Dengan berat kim bum melangkahkan kakinya yang sebenarnya sangat enggan untuk beranjak dari sana mengingat dokter dapat keluar ruangan operasi kapan pun itu.

.........

"Eomma sebaiknya eomma pulang sekarang kasihan sang hyun"
"Kau tak apa sendirian"
"Aku selalu sendiri eomma"
"Yasudah tidak baik pula untuk sang hyun berada di sini terlalu lama. Eomma pulang dulu bum kalau ada apa apa segera kabari eomma dan jaga dirimu"
"Ne eomma hati hati dijalan"

Cup

Kim tae hi mencium sekilah puncuk kepala putranya dan membelainya sejenak. Akhirnya dengan sedikit paksaan dari kim bum dirinya mau pulang dari rumah sakit. Mengingat cucu nya sang hyun masih sangat kecil dan daya tubuhnya masih rendah.

10 menit 20 menit 25 menit 40 menit 45 menit 55 menit. Kim bum terus menunggu di depan ruang operasi itu, entahlah apa yang sebenarnya terjadi pada so eun namun yang pasti ia tahu adalah so eun sangat tidak baik baik saja. Tangannya sedari tadi terus menyatu memejamkan matanya dan bibirnya bergerak, lantunan doa sederhana dari kim bum yang hanya menginginkan so eun baik baik saja.

Teng

Bunyi jam dinding yang menandakan tepat pukul 7 malam. Kim bum melirik sejenak jam itu tak terasa dirinya di sana sudah hampir 2 jam lamanya dan lampu ruangan yang sedari tadi kim bum jaga padam. Perawat dan beberapa staf lainnya satu persatu mulai berhamburan keluar dari dalam. Kim bum tak dapat menebak karena mereka berjalan dengan menunduk. Dirinya gusar dadanya sesak seperti ada sesuatu yang mengikat dengan kuat. Hingga yang ditunggu dokter yang menangani so eun dirinya mulai mendekat ke arah kim bum yang sudah tak sabar.

"Dok bagaimana"
"Pertama saya ucapkan selamat tuan karena istri anda saat ini baik.."

Helaan halus nafas kim bum memotong sebentar perkataan dokter tadi.

"Namun keadaannya hanya dalam kadar baik tuan"
"Apa maksudmu"
"Istri anda nyonya kim memang melewati masa kritisnya yang berbahaya. Namun dirinya mengalami satu komplikasi tuan"
"Apa itu"
"Saya mengira jika nyonya kim jatuh ke dalam air dengan sangat kuat apa lagi dalam posisi kaki tangannya diikat kuat dan mulutnya dilapban serta wajahnya tertutup oleh kain membuat air laut banyak masuk kedalam paru parunya tuan. Kami sudah membuang air itu namun..."
"Namun apa dokter. Apa lagi"
"Sedari tadi walau kami sudah memberi obat penenang tubuhnya terus bergetar dan suhu tubuhnya sangat rendah hingga sangat dingin tuan"
"Sembuhkan dokter apa lagi"
"Hanya tuan yang dapat menyembuhkannya"
"Apa"
"Iya tuan. Dengan anda melakukan hubungan suami istri tersebut akan membuat tubuh istri anda panas otomatis suhu tubuhnya akan berangsur angsur normal dan tak akan dingin lagi"
"Apa dokter yakin"
"Sangat tuan. Jika setelah melakukan ITU suhu nyonya kim masih belum normal atau bertambah dingin silakan cepat cepat hubungi saya"
"Baiklah"

Beberapa menit kemudian setelah dokter meninggalkan nya kim so eun mulai di keluarkan dari ruangan itu dan dipindahkan ke ruang rawat biasa yang pastinya VVIP.

Sesampainya di kanar itu kim bum sedikit mengerut heran. Pasalnya saat ini so eun tidak memakai apa apa lebih tepatnya telanjang bulat dan hanya memakai selimut untuk menutupi tubuh toplesnya. Kim bum menelan ludahnya sesaat sumpah demi apapun itu kim bum hanya melakukannya sekali saat malam itu saja dengan so eun. Dan sekarang? Dalam keadaan so eun yang bahkan tidak sadar?.

Tanpa pikir panjang kim bum mengunci pintu kamar rawat tersebut. Mendekatkan dirinya pada ranjang yang sudah ada so eun disana yang masih terlelap dengan nyamannya. Dan tanpa aku beritahu kalian pasti tahu apa yang terjadi diberikutnya.

Flash back end
..........

"Se..seperti itukah"
"Ya kau bisa tanyakan pada dokter sendiri"

So eun kaget di buatnya kim bum menceritakan semuanya dan aahh sudahlah toh itu juga untuk kesembuhannya.

"Kau mau kemana"
"Mandi apa kau mau ikut"

Blushhh mendadak pipi so eun yang tadi masih pucat sekarang sudah berubah menjadi rona merah. Kim bum yang melihatnya hanya terkekeh pelan dan mulai memasuki kamar mandi. Sedangkan so eun yang masih sangat lemas untuk duduk pun susah hanya sanggup tidur.

Ceklekkk

Suara pintu ruangan rawatnya dibuka. So eun melirik dan dokter mulai mendekat kearahnya. Dokter itu tersenyum memandang pasiennya yang sudah membaik, mulai memeriksa so eun yang tentunya hanya berbalut oleh selimut rumah sakit. Dokter ini perempuan jadi tenang saja.

"Anda sudah sangat baik nyonya"
"Te..terimakasih do..dokter"
"Sama sama nyonya. Saya memberikan obat tambahan agar tenggorokan nyonya segera membaik. Lekas sembuh saya pamit"
"Te..terimakasih"

Tak lama dokter itu menutup pintu di barengi dengan kim bum keluar dari arah kamar mandi. Dengan pakaian santainya celana pendek selutut dan kaos berwarna maroon serta rambutnya yang masih basah. Ahh memandangnya saja membuat mata jernih seketika.

"Apa tadi dokter yang kemari"

So eun hanya mengangguk.
Kim bum mendekat kearah so eun dan

"Apa ya...yang ingin ka..kau lakukan"
"Tenanglah aku akan mengobati luka luka di tubuh mu ini semua juga dokter yang bilang"

Pasalnya tangan kim bum tanpa permisi menyibakan selimut yang menutup tubuh istrinya begitu saja. Sungguh tubuh mulus nan indah yang dulu kim bum lihat sangat menggoda iman nya sekarang penuh dengan luka. Darahnya mendidih seketika saat dengan perlahan menyentuh luka luka itu

"Aahh"
"Apakah sakit"

So eun mengangguk lemah dirinya hanya sanggup menutup matanya saat tangan kim bum secara perlahan mulai mengobati luka luka yang cukup banyak di hampir seluruh tububnya.

.........

Sebenernya tadi tuhh niatnya mau edit eehh kok malah ke publis. Tapi karena yang minta publis byk ya udh deh aku publis aja. Soalnya 3 hari kedepan bakal gak ada sinyal soalnya rencana mau naik gunung😁 jadi curhat. Jadi bonus deh buat kalian. Tapi jangan sampe ngecewak in buat vote dan komennya ya😘😘😘😘😘😘

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang