Part 4

24 4 5
                                    

-Seberang_Hati
( Erina Elga Apriliani )

* aku belum mengerti, lambang apa yang pantas untuk kita *

............
Kring kring

Eza langsung membelalakkan mata, dia langsung melepas bolpen yang tengah digenggamnya. Kini bel itu menjadi pertanda yang amat dia tunggu, ya, bel pulang sekolah. Ada misi untuknya saat ini, yaitu pergi ke kantin untuk sekedar melihat wajah Venya.

Selama satu tahun sudah sekolah disini, baru kali ini dia menemui Venya. Gadis yang ternyata lugu,dan menarik perhatian Eza.

"Gila,apa ada yang salah dengan kakiku,? Kenapa aku benar benar pergi ke kantin?" Langkah Eza begitu cepat, dan kedua tangannya kini tengah masuk di kedua saku celana.

"Pemandangan macam apa ini?" Tanya Eza, ketika yang ada dihamparan matanya hanyalah ruang kantin yang sepi, dan keranjang itu,menghilang.

"Apa di??" Perkataaanya terputus. ketika Eza bertemu mbok kantin.

"Mbok mbok..." mbok pun menoleh,

"Ehh Mas Eza.. ada apa Mas?"
"Keranjang?ehm.. maksudku gorengan. Nggak ada?"

"Gorengannya atau orangnya to mas? Gak usah dibolak balik" jawab Mbok sambil menyabetkan serbet di pundak Eza.

"Haha, ada aja mbok ini. Teh hangat aja deh mbok satu"

Kemudian Eza mencari tempat duduk yang pas,sambil beberapa kali menengok ke kanan dan kiri. Bahkan ketika putus asa nya menyerang otak, Wanita bernama Venya itu benar benar tidak ke kantin.

"Mbok, emang si penjual gorengan itu nggak jualan lagi hari ini?" Sambil meminum teguk an teh hangat terakhir.

"Nggak Mas Za, karena jarang laku mungkin"

"Ya udah Mbok, aku pulang dulu keburu air langit jatuh"

Kecewa , buru buru keluar kelas dan menghampiri Venya ternyata yang dihampiri malah tak kunjung jumpa. Eza pun pergi ke parkiran,ya masih ramai kendaraan disana, masih banyak yang belum pulang.
Perlahan air langit pun jatuh,menetesi tiap inci bumi di kawasan ini.

"Ini kan lagi hujan, berarti kamu lagi bahagia?" Batinnya.

"Tunggu, sejak kapan aku perduli? Dan sejak kapan peristiwa hujan nyebelin kayak gini justru ngingetin aku sama Venya"

Deggghhh..

Jantung Eza hampir copot rasanya. Sepatunya tersandung dengan fantofel seorang wanita.

"Eza.." sapa wanita itu, eh bukan. Bukan sapa, melainkan terkejut, dan akhirnya berbicara dengan menyebut nama Eza.

Eza sok puitis banget lagi, malah ngelamun dan membayangkan sesuatu.

"Za kenapa? Sakit ya kenak kaki aku, kaki aku keras banget ya? Kayak baja?besi?" Dan Eza masih saja terdiam,
Tidak karena dia masih menata degup jantung yang berantakan.

"Emang yaa ni orang" Venya pun memalingkan wajah dan pergi meninggalkan Eza.

"Tungguuu...." jawab Eza kemudian.

"Kamu siapa?" (Belaga lupa)

"Pendek banget sih memory kamu? Katanya kemarin bilang aku harus inget sama kamu, teman baru aku . Tapi kamu malah lupa sama temen baru kamu"

Eza pun menyadarkan diri, bahwa apa yang dilihatnya bukanlah ilusi dan imajinasi. Ini nyata, dia memang benar benar ada di depan mata.

"Oh,iya iyaa.. aku cuman pura pura lupa kok"

Seberang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang