Lips [MarkJin]

80 13 4
                                    

.Nggak ada hubungannya sama sekali sama mulmed, wkwkwkw.

.

.

GOT7! MARKJIN

.

"Hey Hyung, bibirmu kenapa?".

Otak kedua magnae tersebut langsung konek, mereka bertatapan satu sama lain seakan mampu berbicara melalui telepati.

.

.

Jinyoung POV

Brak!

"Jinyoungie."

Aku begitu terkejut ketika tiba-tiba Mark Hyung menarikku dan menghimpit tubuhku di badan kulkas. Suaranya yang rendah langsung menginterupsi pendengaranku, bahkan jarak wajah kami tak lebih dari 5cm, aku bahkan dapat merasakan hembusan nafas lembutnya di wajahku.

"E-eh?"

Aku tidak mengerti apa yang ada dipikirannya bahkan apa yang ia lakukan padaku. Kedua netra coklatnya menatap intens tepat di mataku, bahkan aku tak mampu membaca apa yang tergambar di dalamnya. Dia hanya diam dan memperhatikanku cukup lama, dapat kurasakan pipiku yang memanas perlahan. Hingga sesuatu yang lembut menyentuh pipiku, dapat kurasakan tubuhku yang tiba-tiba menegang ketika otakku memproses apa yang dilakukan Mark Hyung padaku.

Bibir dan hidungnya menyentuh pipi kiriku dengan sangat lembut. Kini jantungku rasanya ingin meledak saja, bertalu-talu bagai genderang perang ketika 2 menit terlewati tanpa ada tanda-tanda Mark Hyung melepas ciumannya. Dan aku bahkan tidak mengerti dengan diriku sendiri, kenapa tubuhku hanya diam, bahkan ototku tak bergerak sedikitpun ketika otakku berusaha menyuruh setiap fungsi tubuhku untuk mendorong Mark Hyung. Rasanya benar-benar de javu. Seakan kembali berada di surga dengan ribuan kupu-kupu warna-warni yang terbang menghiasi duniamu.

"Thanks," bisiknya lembut, ketika kurasakan bibirnya menjauhi pipiku. Bahkan kini hidung kami sedikit bergesekan, Mark Hyung memberikan wink nya dan senyum miringnya yang terlihat begitu tampan, sukses membuat wajahku benar-benar panas hingga ke telinga ketika Hyung tertua tersebut meninggalkanku yang masih terpaku di depan kulkas. Sampai ku dengar teriakannya,

"Yeeeiii, aku berhasil mencium Jinyoungie – Jinyoungie – Jinyoungie," dia bahkan meneriakkannya dengan nada yang terlampau bahagia.

Kemudian terdengar sambungan,

"Sudah kubilang kan, tentukan siapa yang harus di cium Mark Hyung. Seperti Jaebum Hyung atau Youngjae Hyung pasti lebih seru. Kalau begini dia pasti memilih Jinyoung Hyung yang sudah sering diciumnya." Sepertinya itu suara Bambam yang menggerutu sebal.

"Ck! Kau sendiri kenapa diam saja tadi? Jadi jangan menyalahkanku." Kini terdengar suara Yugyeom yang menimpali.

"Sudah-sudah, ayo kita lanjutkan." Dan Mark terdengar melerai keduanya.

Tampangnya seneng banget habis kena hukuman. Bambam dan Yugyeom hanya mampu melanjutkan gerutuannya dalam hati.

"Ck! Terlanjur baper juga," gerutuku pelan, "Ini jantung kenapa lagi nggak balik normal, duh bisa-bisa mati nih kalo berdetaknya aja serasa mau keluar rongga," dan aku hanya bisa mengacak rambutku karena sebal.

Normal POV

"Duh nggak bisa tidur.... Pake kepikiran lagi."

Jinyoung mengusap wajahnya kasar, sudah sejak dua jam lalu ia berusaha memejamkan mata, namun rasa kantuknya tak kunjung datang juga. Berulang kali pemuda manis tersebut melirik jam dinding di atas meja riasnya, pukul 11.35, dan besok pagi mereka harus latihan, dirinya harus bangun pagi dan memasakkan sarapan untuk para member. Namun sampai jam segini ia belum juga mampu terlelap, setiap kali kedua kelopak matanya berusaha terpejam, maka bayangan pemuda Amerika tersebut akan muncul dengan senyum dan wink nya yang mempesona. Ia agak putus asa juga sebenarnya, sekali lagi Jinyoung mencoba menghitung domba-domba yang melompati Hyung kecilnya tersebut, yang akan mengantarnya ke alam mimpi.

.

"Pagi Hyung."

Jinyoung yang sedang mengaduk sup agak berjengit kaget ketika mendengar sapaan berat dari Yugyeom. Dia menoleh dan mendapati magnae jangkung tersebut duduk lemas dan membaringkan kepalanya di atas meja makan. Belum sempat membalas sapaan Yugyeom, Bambam datang dengan wajah yang sudah tampak segar.

"Pagi Jinyoung Hyung. Perlu bantuan?"

Pemuda Thailand tersebut mendekati Jinyoung dan mengintip apa yang sedang di masaknya.

"Hmmh, seperti biasa, aromanya membuatku menjadi tambah lapar."

Jinyoung terkikik pelan.

"Oh, tolong bangunkan yang lain Bam. Pukul sembilan kita sudah harus sampai di studio dance untuk latihan."

"Okey." Bambam membuat gerakan hormat dengan tubuh tegap sebelum meninggalkan Jinyoung.

"Kau sudah selesai?"

Jinyoung menolehkan kepalanya, mendapati Jaebum yang masih berdiri sambil membopong Youngjae bak karung beras di bahu kanannya. Kali ini Jinyoung benar-benar tertawa ketika Jaebum agak kesulitan mendudukkan Youngjae di kursi.

"Hyung, kau ini jangan perlakukan Younjae seperti karung beras begitu, kasihan pasti perutnya sakit saat kau menggedongnya seperti itu."

Memang hanya Jaebum seorang yang mampu dan mau membangunkan Yungjae. Namun, akhir-akhir ini, semenjak Youngjae dan Jackson bertukar kamar, ia agak sedikit sungkan jika harus teriak-teriak di kamar orang hanya untuk membangunkan dongsaengnya tersebut. Jadi beberapa hari terakhir ini dia menggunakan cara mainstream untuk membangunkannya, yaitu langsung menggendongnya seperti karung beras dan meletakkannya di kursi meja makan. Beres, terserah dia bisa bangun atau tidak yang penting Youngjae selamat sampai meja makan.

Satu persatu member mulai berkumpul. Yugyeom membantu Jinyoung merapikan meja makan, sementara yang lain hanya duduk sambil mengobrol, terkecuali Mark yang memilih mandi terlebih dahulu sebelum makan.

"Hey Hyung, bibirmu kenapa?" Bambam memperhatikan bibir Jinyoung saat Hyung nya tersebut meletakkan hidangan terakhir di atas meja makan.

Sontak semua menoleh, termasuk Youngjae yang masih setengah sadar sekalipun.

"Ah benar Hyung, bibirmu agak bengkak dan ... memerah." Sahut Yugyeom yang tepat berdiri di samping Jinyoung.

Semua member terdiam, hanya melihat ke arah Jinyoung yang kini meraba-raba bibirnya.

Otak kedua magnae tersebut langsung konek, mereka bertatapan satu sama lain seakan mampu berbicara melalui telepati.

"Jangan-jangan Mark Hyung kemarin melanjutkan... ," belum sempat kedua magnae tersebut menyelesaikan kalimatnya, orang yang dibicarakan sudah muncul di ruang makan.

"Aku... melanjutkan apa?" Mark berdiri di ujung meja makan dengan wajah bingung.

Mereka semua menoleh ke arah Mark, lalu kembali pada dua magnae, dan mulai menyadari bahwa wajah Jinyoung kini telah semerah buah tomat.

"Ya! Dasar magnae sialan!!"

Bambam dan Yugyeom sudah berhasil kabur dengan membawa beberapa makanan yang akan mereka makan di dalam kamar, tentu saja mereka akan mengunci diri, menghindari amukan Jinyoung yang terkadang lebih menyeramkan dibanding ketika Jaebum marah.

Sementara yang lain, antara tidak mengerti apa yang diperdebatkan dan bingung, dengan santainya mereka melanjutkan sarapannya. Namun terdengar cekikikan ketika mereka mendengar Jinyoung melanjutkan makannya dengan gerutuan-gerutuan tidak jelas. Padahal semalam ia tidak bisa tidur dan tanpa sadar terus saja menggigiti bibir bawahnya hingga tampak membengkak dan memerah. Sementara Mark yang menyadarinya hanya mampu tersenyum kecil sambil menatap Jinyoung. Dia memilih duduk di samping dongsaengnya tersebut dan membisikkan sesuatu di telinganya, yang sukses membuat Jinyoung melotot ke arah Mark.

"Mau merealisasikan apa yang dipikirkan dua magnae kita."

Itu pertanyaan atau pernyataan sih?

ENDENDENDEND.MARKJIN. ENDENDENDEND

28/05/2017– 13:04

[COMPLETE] LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang