Meski semua berubah, tapi perasaan Daniel tidak. Hatinya dan perasaannya hanya tertuju pada pemuda Ong yang saat ini sedang tertidur pulas di kursi ruang tamu.
Sudah satu minggu pasca keduanya pulang dari Jeju. Seperti biasa, Daniel kembali sibuk dengan pekerjaannya, dan Seong Woo yang memutuskan untuk kembali ke kampus meski ia hanya mengambil kelas dua kali satu minggu. Bagi Daniel itu sudah cukup, setidaknya Seong Woo bisa sedikit berinteraksi dengan orang lain selain dirinya, meski ia yakin selama di kampus pun Seong Woo tak bisa jauh dari Guan Lin.
"Apa dia akan tetap baik-baik saja?" monolog Daniel. Ia berusaha untuk tak mengganggu Seong Woo yang masih terelap. Tapi nyatanya suara berat miliknya membuat mata Seong Woo mengerjap, kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyum.
"Kau sudah pulang?" tanya Seong Woo yang dijawab dengan satu anggukan oleh Daniel.
"Kau sudah makan?" Seong Woo kembali membeo dan kali ini pria Kang itu menggeleng.
"Ayo kita makan malam di luar," ajak Daniel sambil membetulkan tatanan rambut Seong Woo yang berantakan.
"Aku merasa beruntung bisa bersama denganmu, Daniel." Seong Woo berujar. Kalimatnya terdengar agak sumbang karena ia berbicara sambil menyuapkan satu irisan steak kesukaannya.
Senyum di wajah Seong Woo sedikit terlihat lebih konyol dari biasanya ketika sepasang matanya menatap wajah Daniel yang akhir-akhir ini sepertinya terlihat semakin berisi. "Berat badanmu bertambah berapa kilo, Daniel? Kau sepertinya menggemuk. Pipimu lebih berisi, tapi...kau tetap tampan," kata Seong Woo diakhiri dengan kikikan kecil.
Daniel ikut terkikik geli, ia tidak peduli kalimat yang diucapkan Seong Woo barusan itu berupa pujian atau ejekan untuknya. Melihat Seong Woo yang akhir-akhir ini semakin banyak bicara saja Daniel sudah bersyukur, baginya perubahan Seong Woo itu merupakan anugerah.
"Dan yang paling penting, meski pipiku semakin berisi, Ong Seong Woo tetap hanya menyukaiku saja 'kan?"
Rona merah muda merebak di pipi Seong Woo saat Daniel mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arahnya. Diam-diam Seong Woo menunggu apa yang akan Daniel lakukan selanjutnya. Apa lelaki ini akan menciumnya? Tapi, hei! Ini di tempat umum 'kan?
"Ada sisa saus di sudut bibirmu," kata Daniel sambil mengusap bibir Seong Woo dengan ibu jarinya. Ia kemudian terkekeh pelan melihat perubahan air muka Seong Woo serta bibirnya yang mencebik sebal. "Tunggu, apa kau berpikir jika aku akan menciummu, begitu?"
Siapapun, pukul saja kepala Kang Daniel dengan keras. Bisa-bisanya dia menggoda Seong Woo sampai wajah dan telinganya memerah.
.....
Keesokan harinya, Daniel bangun lebih pagi dari biasanya untuk menyelesaikan pekerjaan yang akan diberikan pada Min Hyun hari ini. Ia memeriksa beberapa berkas, serta email yang masuk ditemani dengan secangkir kopi hitam tanpa gula di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
O Sole Mio
Short StoryKarena matahari adalah bintang pusat dari tata surya, pun dengan Kang Daniel, dia adalah pusat dari segala kehidupan Ong Seong Woo.