Para warga perlahan melangkahkan kaki meninggalkan rumah Pak Sudo.
Kantor Kelurahan yang jaraknya tidak terlalu jauh akhirnya bisa ditempuh oleh warga."Assalamualaikum." Kata salah satu warga yang berada di depan Kantor Kelurahan.
"Waalaikumsalam." Seorang laki-laki bernama Nuri keluar dari dalam Kantor Kelurahan dan menjawab salam dari salah seorang warga. Ia juga termasuk salah satu pekerja di Kantor Kelurahan.
"Ada apa ibu-ibu dan bapak-bapak kemari? Ada keperluan disini?" Tanya mas Nuri dengan sopan kepada orang yang lebih tua darinya.
"Apakah Pak Lurah ada di dalam mas Nur?"
"Beliau ada di dalam bu." Jawab Mas Nuri kepada seorang wanita yang lebih tua darinya. Ia menjawabnya dengan sopan dan lembut.
"Kami ingin menemuinya. Apakah kita diperbolehkan masuk?"
"Boleh saja. Tapi bapak dan ibu sekalian kan membawa buah dan sayuran yang sangat banyak, lebih baik apabila buah dan sayur itu ditaruh di depan sini saja ya agar tidak membuat kantor menjadi sempit."
"Kalau nanti buah dan sayur kita hilang bagaimana mas?"
"Saya pastikan nggak akan hilang kok semua sayur dan buah-buahannya. Saya akan menyuruh satpam untuk menjaga semua buah dan sayurnya."
"Ya sudah. Terima kasih Mas Nuri."
"Sama-sama."
Warga menaruh semua bakul yang berisi buah dan sayur yang masih segar itu di depan Kantor Kelurahan. Lalu Mas Nuri mengajak semua warga yang datang itu ke dalam kantor Kelurahan.
Tok tok tok
"Assalamualaikum." Kata Mas Nuri dari luar ruangan Pak Lurah.
"Waalaikumsalam. Silakan masuk." Jawab Pak Lurah yang berada di dalam ruangannya sendirin dan ia sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya sebagai Lurah yang adil dan bijaksana.
Setelah diperbolehkan masuk, mas Nuri dan seluruh warga yang masuk ke dalam ruangan Pak Lurah. Jika dihitung, maka jumlah warga yang datang yaitu 10 orang.
Pak Lurah yang awalnya sedang sibuk mengerjakan tugas di dalam ruangannya, tiba-tiba dikejutkan karena banyaknya warga yang datang, "Masya Allah!! Mengapa warga yang datang kesini banyak sekali?"
"Maaf pak. Tapi mereka datang kesini ingin menemui bapak." Jawab Mas Nuri dengan rasa bersalah.
"Nggak papa Nur. Oh iya, ini ada keperluan apa warga sekalian datang kemari?" Tanya pak Lurah kepada warga dan menghentikan pekerjaannya yang masih belum selesai juga.
"Begini pak, tadi kan kita semua mau pergi ke pasar ingin menjual buah dan sayur yang ingin kita jual ke pasar. Namun, kita melihat Kiyun sedang kebingungan. Setelah kita menghampiri Kiyun di depan rumahnya, ia bilang bahwa suaminya belum pulang juga dari kemarin."
Pak Lurah terkejut dengan peenyataan yang disampaikan warga, "Jadi Pak Sudo belum pulang juga sampai sekarang? Tapi tadi ketika saya berangkat ke kantor, saya melihat Pak Sudo sudah berjualan cimol."
"Benarkah pak? Lalu kenapa istrinya tidak mengetahui keberadaan Sudo? Apa jangan-jangan Sudo tidak pamit istrinya kalau dia ingin bekerja? Atau, Sudo berangkat bekerja ketika Kiyun masih tertidur?"
"Tapi anehnya tadi ketika Pak Sudo berjalan sambil mendorong gerobaknya, wajahnya terlihat sangat pucat. Saya juga panggil namanya, tapi dia tidak menjawab. Bahkan menatap muka saya saja tidak sama sekali. Entah mengapa Pak Sudo terlihat aneh hari ini."
"Mungkin saja Pak Sudo kedinginan. Ini kan masih pagi pak. Selain itu, daerah kita kan pegunungan, Jadi mungkin wajah Pak Sudo pucat karena suhu yang sangat dingin disini." Sahut Mas Nuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Mr. Sudo [Do Kyung Soo] ✔
Mystery / Thriller[COMPLETED] Pak Sudo adalah seorang penjual cimol. Dia dibunuh dengan cara ditusuk dengan pisau lalu disiram dengan minyak yang masih panas. Bamun, belum diketahui siapa yang membunuh Pak Sudo.