《17》 E N D (little boy)

140 21 11
                                    

"Ibu.. Ayo cepat berangkat, Alif tidak mau telat di hari pertama Alif masuk sekolah."

"Iya sebentar Alif, ibu masih siapin bekal untuk makan siang kamu di sekolah."

"Tapi hari sudah semakin terang bu. Matahari juga semakin tinggi." Alif semakin kesal karena ibunya tak kunjung mengantarnya ke TK. Ia terus menghentakkan kakinya ke tanah karena sebal dengan ibunya.

"Sudah. Ayo berangkat."

Senyum bahagia di wajah Alif mulai tampak setelah melihat ibunya datang.

"Ayo!!" Jawab Alif dengan semangat.

**

"Alif, kalau di sekolahan jangan bertengkar dengan temannya ya?" Kata Bu Kiyun duduk seraya mensejajarkan badannya dengan Alif.

"Bertengkar itu apa bu?" Tanya Alif seraya menatap wajah ibunya dengan penuh tanya.

"Bertengkar itu saat Alif dengan teman Alif saling memukul satu sama lain." Terang Bu Kiyun.

"Oh begitu bu. Tapi kenapa Alif tidak boleh bertengkar?"

"Karena bertengkar itu dapat membuat Alif jadi luka-luka. Terus, kalau Alif bertengkar pasti tidak ada yang mau berteman dengan Alif." Bu Kiyun memegang pundak anak semata wayangnya itu.

"Kalau begitu, Alif nggak akan bertengkar bu."

"Janji?" Bu Kiyun menyodongkan jari kelingkingnya.

Alif juga menyodongkan jari kelingkingnya sebagai tanda bahwa Alif akan berjanji untuk tidak berkelahi. Lalu, keduanya saling menggandeng jari kelingking satu sama lain.

Bu Kiyun kembali berdiri, "Ya sudah Alif cepat masuk ke dalam kelas. Nanti siang ibu akan jemput Alif. Ini jangan lupa bawa bekalnya."

Alif menerima bekal dari ibunya, "Ini isinya apa bu?" Tanya Alif seraya mencium-cium kotak bekal makanan siangnya.

"Itu di dalamnya adalah makanan kesukaanmu."

"Nasi dengan tempe dan sayur sup?"

"Iya." Bu Kiyun mengelus-elus kepala Alif.

"Cepat masuk ke kelas dan duduk di kursi paling depan, oke?"

"Iya bu." Alif segera berlari ke kelasnya seraya memegangi kotak bekal makan siangnya.

Bu Kiyun hanya tersenyum melihat anaknya yang ia rawat sendiri dari dalam perut hingga sudah berumur 6 tahun. Sikapnya sangat mirip dengan Pak Sudo. Tidak hanya itu, bahkan wajahnya pun juga sangat mirip. Setelah Pak Sudo tiada, Bu Kiyun lah yang mencari nafkah untuk anak dan dirinya sendiri. Ia bekerja sebagai buruh pemetik daun teh.

**

Saat perjalanan pulang, Bu Kiyun bertemu dengan Mas Nuri. Saat itu, Mas Nuri sedang mengendarai motornya menuju ke Kantor Kelurahan. Setelah melihat Bu Kiyun ada di depannya, Mas Nuri segera menyamakan kecepatan motornya dengan langkah kaki Bu Kiyun. Setelah mengetahui kalau orang yang di sampinya adalah Mas Nuri, Bu Kiyun langsung menghentikan langkah kakinya. Secara tak sengaja, Mas Nuri juga menghentikan motornya.

"Ada apa Mas?" Tanya Bu Kiyun seraya menatap wajah tampan milik Mas Nuri.

"Ah itu,, saya ingin menanyakan tentang Alif. Dimana anak itu?"

"Dia sedang bmbelahar di sekolah mas. Alhamdulillah mulai hari ini dia sudah masuk TK mas." Jawab Bu Kiyun yang nampak bahagia.

Find Mr. Sudo [Do Kyung Soo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang