5. It's Coming

42 5 1
                                    

Alya menuntun sepedanya melewati gerbang sekolah, matanya bertemu dengan satpam yang berdiri disana

"Naik sepeda neng?"

"Naik bajaj pak" Satpam terkekeh, ia kemudian membantu Alya memarkirkan sepedanya disamping pos agar tidak kesulitan saat pulang nanti

"Pak didalem udah ada orang apa belum?" Tanya Alya saat melihat lingkungan sekolah yang sepi

"Ada tapi belum banyak, jam segini mustahil kalau anak-anak sudah datang" Alya memutar bola mata, merasa tersinggung dengan jawaban pak satpam

"Ya pengecualian untuk beberapa orang"

Alya mengecek jam tangannya, benar kata pak satpam jam segini sekolah nggak mungkin ramai. Alya akhirnya menuju kelas setelah berpamitan dengan lelaki paruh baya disampingnya itu.

Derap langkah kaki terdengar jelas di sepanjang koridor. Alya menoleh kebelakang, tidak ada orang mungkin itu suara dari tempat lain. Tinggal lima langkah lagi ia tiba dikelas, bukannya masuk ia malah melewati kelasnya menuju ruang Triple Tiga.

Alya bingung sekolahnya benar-benar sepi padahal sekarang sudah pukul 6.59 a.m, untuk anak-anak kota harusnya mereka sudah ada disekolah. Alya telah menyapa dan sekedar mengobrol dengan 2 orang siswi yang mungkin merasakan keanehan yang sama sepertinya.

Kalau tadi siswa yang sedang piket, sekarang Alya bertemu seorang anak OSIS. Alya tidak ingin menyapa karena ia tidak kenal.

Alya hampir tiba diruangannya, saat ia melewati UKS ia melihat dua pasang sepatu, kalau dilihat dari bentuknya itu sepatu cowok,

"Pagi-pagi udah di uks" gumamnya pelan

Sebelum memasuki ruangannya Alya mendengar seseorang berseru "Alya!!" Alya menoleh alisnya berkerut "Gue?"

Cowok itu mengangguk lalu memberi isyarat agar Alya menghampirinya

"Kenapa?" Tanya Alya, ia mengintip kedalam UKS khawatir disuruh menjaga orang sakit

"Boleh minta tolong gak?"

"Tolongin apa dulu"

"Temen gue sakit . . . ."

"Disuruh jaga?" Potong Alya cepat ia paling tidak suka disuruh menjaga orang sakit bukannya malas tapi ia takut tidak tahu harus berbuat apa

"Bukan, bantu gue bawa dia kerumah sakit" Raka menunjuk anak cowok, anak itu posisinya membelakangi pintu membuat Alya tidak bisa melihat wajahnya.

"Ha? O-ooh boleh-boleh" Alya menjawab dengan ragu tapi tidak ada salahnya membantu

Raka merangkul lengan temannya, Alya yang bingung akan melakukan apa memilih membuntuti mereka.

"Lo bisa bawa mobil kan?" Raka menyodorkan kunci mobil yang ia ambil dari saku celananya

"Bisa-bisa, mobil lo dimana?" Tanya Alya setelah mencari-cari mobil hitam milik Raka namun ia tidak menemukannya

"Depan ruko samping sekolah"

Alya tersenyum sinis, "lo nyuruh gue kesana jalan kaki"

"Kali ini aja. Gue butuh bantuan lo, jangan manja samping sekolah deket, dalam keadaan kayak gini gak mungkin gue lewat gerbang atau lo mau kita gantian lo jagain Bagas disini biar gue yang ambil mobilnya?" Jelas Raka panjang lebar ia juga sedikit tidak enak dengan Alya.

Mengingat Bagas itu cowok dan kondisinya tidak memungkinkan, Alya berpikir dua kali untuk menjaganya akhirnya dengan berat hati ia menuju kesamping sekolah sambil berlari.

Alya kembali, ia melewati gerbang disana tidak ada orang sepedanya juga tidak ada mungkin dipakai sama pak satpam, dari kejauhan Alya melihat Bagas tertidur dibawah pohon sendiri. Alya memarkirkan mobil dekat pohon itu lalu turun menghampiri Bagas, ia mengedarkan pandangan mencari Raka namun tak kunjung ia temukan.

Alya berjongkok, "Bagas, bagas lo denger gue kan? Bagas woii" sambil mengguncangkan bahu cowok malang itu dalam hati Alya berkata bahwa rumor Bagas itu banci benar, segera ditepisnya pikiran-pikiran aneh tak lama kemudian Raka datang memegang bahunya dan ikut berjongkok,

"Lo darimana aja, gue bingung sumpah"

Raka memperlihatkan sepasang sepatu kets hitam kepada Alya, lalu Alya mengangguk

Setelah Raka mengangkat Bagas kedalam mobil, Alya ikut naik dan duduk di kursi penumpang bagian depan, "Gue nggak ikut, otomatis lo yang bawa mobil kenapa duduk disitu? Tanya Raka terkekeh pelan

"Maksudnya?"

"Gue ada urusan lain, tolong bawa dia kerumah sakit, gak usah banyak omong, nanti gue nyusul tapi kayaknya lama, mobilnya bawa pulang aja. Gue duluan" Alya menganga segenap sumpah serapah siap ia keluarkan jika saja Raka tidak segera pergi dari sana.

"Dulu aja gue minta tolong gak mau ditolongin, awas lo!" Alya bergumam kesal percuma jika ia berteriak orangnya tidak ada.

~~

Alya berhenti didepan pintu rumah sakit, ia turun dari mobil bersamaan dengan perawat yang datang dengan ranjang khas rumah sakit. Dari situ Alya baru memperhatikan kondisi Bagas yang bisa dibilang mengenaskan, seragamnya berantakan dipenuhi dengan noda kecoklatan, wajahnya pucat sangat pucat membuat Alya khawatir terjadi sesuatu.

Alya menuju tempat parkir, ia memarkirkan mobil raka di antara mobil-mobil lain yang ada disana.

Alya mengecek ponselnya, ada beberapa notifikasi yang masuk tapi ia mengabaikannya. Alya mencari kontak seseorang lalu meleponnya

"Halo" sapa orang dibalik telepon

"Halo Na? Lo izinin gue ya, jam pertama gue nggak masuk"

"Lo dimana?"

"Gue ada urusan dan lo nggak perlu tau"

"Sok sibuk lo ya, btw apaan izin-izin orang gue nggak disekolah" balas Nina sewot

"Hah?"

"Ha ho ha ho, lo dimana si?" Tingkat ke-kepoan Nina kambuh lagi dan Alya tidak suka

"Lo kenapa nggak sekolah?" Tanya Alya to the point

"Lo yang kenapa kesekolah, sekolah kan lagi libur, gue bersyukur banget hari ini gue lagi PMS perut gue sakit banget tapi udah mendingan sih kebayang nggak gimana jadinya kalau gue jungkir balik disekolah . . . ."

Tutt...tutt

Sepertinya Nina kurang beruntung curhat di waktu seperti ini. Mungkin ada yang bisa bayangkan betapa kasihannya dia? Alya memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Sekolahnya libur, kesialan macam apa ini?

Tahu begitu ia pasti masih tidur sekarang atau paling tidak tugas-tugasnya bisa selesai, pikirnya.

Alya menghela napas kasar

Mungkin hari ini tugasnya memang menjadi pahlawan tapi siapa yang tahu kalau ini akan menjadi hari terberat baginya.

***

I'm back. Finally, main part begins.
I hope this can get a lots of love.

Jangan lupa divoment
Bye💋

School Life Pt.1 : Triple Ti9aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang