7. Wavy Black Hair

26 3 1
                                    

Hari Rabu. Pelajarannya Bu Haza. Biologi. Alya tidak kuasa menahan kantuk yang datang tiba-tiba (kayak cinta. Alya membatin).

Kalau Alya punya segala cara dalam hal percintaan tentu saja ia juga punya banyak cara dalam pelajaran. Karena bosan Alya mengajak Nara -teman sebangkunya- bercerita,

"Ra? Nara?" Alya mencolek bahu temannya memakai pulpen, Nara yang terlihat sama bosannya dengan Alya memilih meladeni gadis berponi disampingnya

"Ngantuk banget sumpah" Nara menguap tanpa mulut terbuka, takut ketahuan bu guru

"Kemarin lo sekolah?" Tanya Alya basa-basi

"Nggak lah, kemarin kan libur" Nara mulai nyaman dengan posisi menahan kepalanya dengan tangan kanan, perhatiannya sepenuhnya mengarah ke Alya

Alya mengangguk paham, lupa bahwa kemarin Nina juga bilang padanya "Libur dalam rangka apa si?" Nara mengangkat bahu tanda ia tidak tahu. Alya hanya mengangguk

"Btw lo suka sama gurunya, nggak?" Tanya Nara yang notabene-nya murid baru dua bulan yang lalu, sama dengan guru yang mengajar sekarang. Guru baru dari Medan.

Alya terkekeh pelan sambil menggeleng "nggak hehe", "sama" Nara ikut tertawa sambil menunduk menutup mulutnya.

"Kamu kenapa ketawa?" Tanya Bu Haza tersinggung

"Saya nggak ketawa bu" Alya menggeleng pelan, ia takut setegah mati

"Nilai biologi kamu berapa? Yang ulangan kemarin?" Mampus, Alya merutuki beberapa kliennya gara-gara mereka nilai Alya jadi hancur

"45 Bu" jawab Alya menunduk

"Disampingnya?" Kini tatapan semua murid beralih ke Nara

"37 Bu" otak Nara sebenarnya sebelas duabelas dengan Alya. Sama pintarnya. Mungkin karena ia tidak suka dengan Bu Haza nilainya jadi begitu.

"Kamu senang Biologi dapatnya segitu?" Tatapan tajam dan intonasi penuh tekanan dari Bu Haza membuat Alya dan Nara kesal.

"Permisii" seseorang dari luar mengetuk pintu dan masuk tanpa menunggu dipersilahkan, Raka (orang yang mengetuk pintu itu) seketika menjadi pusat perhatian, matanya sekali melirik Alya yang duduk di barisan depan. Lalu memberikan absensi kelas pada Bu Haza.

"Oh iya ibu lupa" Bu Haza tersenyum meninggalkan karakter menyebalkan beberapa detik lalu, merasa bersalah, tangannya bergerak memegang pundak Raka

"Makasih ya nak Raka, padahal ibu bisa ambil sendiri loh kalau kelas ini selesai" Tangan yang tadinya di pundak naik mengusap pelan kepala murid didepannya

"OMG, Nara aku jijik aku jijik tau nggak!" Alya memukul pelan bahu Nara yang lagi-lagi sama jijiknya dengan Alya, Nina yang berada dibelakang Alya ikut terkekeh melihat Alya memperagakan gaya bicara di adegan sinetron yang sedang viral

Raka menyengir sebagian hatinya memberontak kesal "nggak papa Bu kan sekalian"

"Sekalian apa nak?"

"Ya sekalian-sekalian Bu" jawab Raka datar

"Sekali-sekali maksud kamu?" Raka sudah bisa tenang, tangan Bu Haza sudah jauh dari tubuhnya

"Iya Bu, permisi" Raka menatap lurus kedepan, menahan malu dengan mempertahankan wajah datarnya.

"Sialan!" Raka menendang angin. Meninjunya seakan-akan yang ia pukul adalah Bu Haza

"Rasain lo, kelewat niat, dipegang-pegangkan sama nenek-nenek hahaha" tawa Dino pecah melihat Raka yang kesal

"Eh bentar, Dino woii!!" Teriak Raka, ia menghentikan langkahnya, memanggil Dino yang berjalan lebih dulu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

School Life Pt.1 : Triple Ti9aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang