Gagal Move On

37 9 2
                                    

Selesai acara makan, kini mereka berjalan keliling mall tersebut. Masih sibuk dengan pikiran masing-masing, Kecuali Nafiza.

Entah mengapa ia memikirkan kekasihnya yang kini berstatus ‘mantan’. Masih berasa mimpi bisa putus dari Billy. Padahal besok, sebut saja hari senin, itu hari dimana dirinya dan Billy resmi pacaran.

Mungkin bisa dikategorikan dirinya termasuk orang yang beruntung bisa mendapatkan hati Billy. Secara, Billy salah satu tim basket disekolahnya dan digemari oleh kaum hawa, termasuk dirinya.

TLINGG!!

From : Billyque❤
To : Nafiza

Naf, gue minta maaf soal waktu itu pas dikantin. Gue tau, lo kecewa berat tapi satu hal yang perlu lo tau, gue itu dipaksa sama Ami buat mutusin lo. Gue juga gatau alasan dia apa nyuruh gue kaya gitu. Dan bodohnya gue, gue lakuin itu secara langsung didepan lo. Lo tau lah, gue paling anti sama hal ngomong langsung.

Dan gue juga bingung. Entah mulut gue kesambet apa bisa nyeplos kek gitu. Naf, please be mine again? Gue tau lo bakal nolak. But, kasih gue kesempatan satu kali aja, gue janji ga akan ngecewain lo lagi kaya waktu itu. Btw, besok kita anniv kan? Yaudah kalo gitu besok aja dijawabnya, biar sekalian barengan sama anniv wkwk
Byeeee apique!!! muah😘

Tes

Tiba-tiba, Satu air mata berhasil  keluar, dirinya menangis pada saat melihat pesan singkat dari mantan kekasihnya.

Akui saja, Nafiza tipe cewe yang sulit untuk move on, sangat sulit. Bagaimana tidak? Dalam situasi seperti ini, Billy menulis pesan seperti tidak tertimpa musibah apa-apa, Layaknya air yang mengalir.

Kebetulan atau bagaimana, pesan itu masuk ke notif handphone pada saat dirinya sedang memikirkan Billy. Sedikit aneh tapi itu nyata, sangat nyata.

Tanpa disadari, langkahnya tertinggal jauh oleh teman-temannya. Dita yang menyadari itu, langsung memberhentikan langkahnya

"Eh eh tunggu! Pija mana?" ucap Dita.

Kedua temannya saling menatap satu sama lain, dan tengok menengok disekitar, lalu....

"Lahhhhh, napi ilang" ucapnya serempak lalu mereka berpencar.

Langkah Mira menuju ke belakang disusul dengan Vera sedangkan Dita melangkah menuju depan. Dengan langkah tergesa-gesa mencari temannya.

Disisi lain, orang yang sedang dicari malah duduk menyender dinding mall dengan lutut ditekuk, wajahnya ia benamkan diantara lutut tersebut. Dirinya menangis.

Ia bingung mau kemana, belum lagi langkahnya tertinggal jauh dari  temannya. Ditambah lagi pesan singkat dari sang ‘mantan’ yang kini membuatnya bimbang.

"Eh nafi. Kok lo disini" ucap orang tersebut.

"Btw, are you crying?" Ucapnya lagi.

Nafiza mengangkat kepalanya, menatap orang tersebut. Ia terkejut orang berada dihadapannya ini melaikan partner belajarnya, Bintang.

Dengan buru-buru Nafiza menghapus air matanya, "no. I’m fine. Just little problem" Bintang menatap temannya aneh.

"Problem? Billykah?" tebaknya dan diangguki oleh Nafiza.

"Yampun, masih ae lu nangis gegara tu bocah, oh come on naf! Move on. Cowo diluar sana banyak yang lebih baik dari dia dan mau sama lo” ucap Bintang 'ermasuk gue naf' lanjutnya dalam hati.

Nafiza bangun dari duduknya dan menatap Bintang, "lo bisa ngomong kaya gitu, tapi disini yang punya hati itu gue, hak gue mau buka hati buat siapa. Lagian, kok tumben lo dateng ke mall? Biasanya dekep dirumah bae" ucap nya

COMPLICATED RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang