JUST A PLAN?

24 6 0
                                    

Dari kejauhan, terlihat seseorang berlari kearah Iqbaal. Postur tubuh nya tak asing baginya. Bagaimana tidak? dengan melihat dari sisi kulit, tentu kulitnya putihan dia. Tingginya? Tingginyapun Iqbaal kalah olehnya. Namun, ia memiliki wajah yang sama dengan pujaan hatinya. Yaitu, Nafiza.

"Oi kak" sapa Iqbaal

"Huh..huh.. Nafiza gimana keadaannya? Huhh dia gak apa-apakan? udah sadar kan?" Tanyanya masih dengan nafas yang tak beraturan

"Santai kak. Dia baik-baik saja kok. Cuman tadi kata guru dia terlalu banyak pikiran terus sama belum sarapan doang. Jadi kaya stres begitu" Jawab Iqbaal dan dibalas dengan anggukan oleh Steven

"Btw, emang bener lu mau pindah ke Amrik?" Sambungnya sambil merangkul Steven

Steven diam tak menjawab pertanyaan Iqbaal

Steven melepaskan rangkulan Iqbaal "Bukan urusan lo"

Iqbaal melihat perubahan wajah Steven mengkerutkan dahinya "gue kan cuman nanya kak. Kenapa lo marah? Jangan-jangan lo bohong ya?" Iqbaal menatap Steven dengan intens

Steven mendengar itu langsung merubah raut wajahnya "maksud lo?"

"Gausah pura-pura kaget ka. Selau sama guamah" ucap Iqbaal dengan merangkul Steven.

"Gue tau lo lagi ngerjain Nafiza kan? Secara, minggu depan dia ultah" bisik Iqbaal

Steven menatap tajam Iqbaal. Mungkin maksud Steven kok Iqbaal bisa tau rencana dirinya dengan keluarganya. Padahal rencana itu sudah dibuat dari jauh-jauh hari oleh keluarganya.

"Sudah lah kak. Akui saja kalau gue benar. Ya kan?" ucapnya lagi. Kali ini dengan senyum ledekan.

Steven melirik Iqbaal dengan malas. Rasanya ingin bilang iya, tapi takut ketauan. Kalau gak dijawab, nanti ia semakin kepo dengan kelanjutannya.

"Awas aja kalau sampe bocor, lo yang tanggung akibatnya!" Ucap Steven dengan tatapan malasnya.

"JADI TEBAKAN GUE BENER KAK? WIZZ GEWLA TERBAIK LAH KAKA IPAR" dengan gaya excited nya

"Gausah teriak bisa kan?" Ucap Steven dengan wajah datarnya. "Udah gue mau ke kelas dulu"

"Iye kak. Makasih kak. Muahhh" ucap Iqbaal

"Ga gue restuin baru tau rasa lo baal" teriak Steven tanpa menoleh ke Iqbaal.

Iqbaal mengabaikan perkaraan Steven. Kini di otaknya hanya ada rasa senang. Tanpa disadari, bibirnya membentuk sebuah senyuman. (Iyalah senyum, masa nangis😂 *abaikan author)

Karena, ini pertama kalinya ia akan membuat surprise untuk pujaan hatinya.

***

"Ugh" rintih Nafiza.

Perlahan matanya terbuka. Memperlihatkan 1 orang yang sedang memetik sinar gitar sambil bersenandung kecil. Terlihat tenang akan alunan musiknya, namun tetap berpikir kunci apa yang akan ia petik.

"Iqbaal?"

Merasa dipanggil, Iqbaal pun mengangkat kepalanya dan bibirnya membentuk senyuman manis buat yang memanggil dirinya.

"Udah sadar?" Iqbaal menaruh gitarnya di tempat semula.

Nafiza berusaha mengubah posisi tidurnya menjadi duduk

"Eh gak usah bangun. Tiduran aja" ucap Iqbaal. Nafizapun menurutinya.

Iqbaal mengambil segelas air putih yang sudah disediakan oleh guru tadi.

"Nih minum dulu" Iqbaal pun membantu Nafiza untuk minum.

Setelah itu, Nafiza menatap Iqbaal intens. Sejujurnya, ia bingung, kenapa dirinya bisa di ruangan UKS? Lalu, mengapa di ruangan ini sudah ada Iqbaal? Kemana teman-temannya? Kok mereka ga nungguin sampai bangun? Begitulah pertanyaan yang ada dalam otak Nafiza.

COMPLICATED RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang