「C & DK!」
Cashier and Danshikousei!"Bang Ryo! Bang!!" Chinen yang panik masih berusaha membangunkan Yamada. Ia benar-benar bingung dan tidak bisa berpikir jernih. Untung saja beberapa detik kemudian Yuya muncul setelah mendengar ribut-ribut di balik meja kasir.
"Ada ap―waduh, Yam!" Yuya langsung berjongkok lalu menyentuh jidat Yamada.
"Buset panas bener..." Yuya bergumam sebelum ia lalu menoleh ke arah Chinen, "elu, tolong telponin ambulans ato siapapun. Biar Yamada gue angkat dulu ke belakang."
Chinen mengangguk dan langsung merogoh sakunya, memencet nama yang berada paling atas di kontaknya.
Abang Yuto.
"Halo, Dek? Kenapa?"
"ABANG CEPETAN KE MINIMARKET DEKETNYA SEKOLAH SEKARANG!!"
"Hah? Abang masih di RS kampus―"
"Plis sekarang Abang! Urgent! Ada orang sakit butuh dokter!"
"Ap―orang sakit?? Oke Abang kesana sekarang. Tungguin!"
"Sip Abang! Makasih!"
Chinen benar-benar panik. Tangannya gemetaran. Air matanya sudah berada di ujung tanduk.
"Udah telpon bantuan?" Yuya menghampiri Chinen setelah merebahkan Yamada di atas sofa ruang ganti pegawai. Chinen mengangguk sembari menahan tangis. Melihat si bocah yang tremor, Yuya menepuk pelan rambutnya.
"Rileks, Bro. Yamada mungkin cuma kecapean..." Yuya mengacak rambut Chinen yang masih dilanda panik, "yah begitulah kalo jadi mahasiswa. Harus pinter-pinter jaga kesehatan. Apalagi kalo tinggal sendirian jauh dari keluarga kayak Yamada..."
"Tinggal sendirian...?" Chinen berucap lirih.
"Kata Yamada lu kelas tiga SMA ya? Abis ini jadi mahasiswa kan? Brarti lu udah gede, harus bisa jaga diri sendiri, jaga kesehatan. Yah pokoknya gitu deh. Jangan sampe kolaps kek Yamada gini," ujar Yuya panjang lebar menasehati Chinen.
Tak lama kemudian, datanglah mobil Camry hitam yang kemarin ditumpangi Chinen. Setelah terparkir dengan sempurna, si pemilik mobil yang berperawakan kutilang darat dengan jubah putih dan stetoskop terkalung di lehernya keluar dan langsung berjalan cepat memasuki toserba.
"Abang Yuto!" Chinen otomatis memanggil si kutilang darat, dan yang dipanggil otomatis menoleh dan menghampiri Chinen. Lega sekali rasanya hati Chinen begitu ia melihat sosok abangnya.
"Mana orangnya yang sakit, Dek?" Yuto bertanya, sedikit tergesa-gesa.
"Ah, oh, ikut saya, Bang," Yuya yang menyadari bahwa orang yang dipanggil Yuto oleh Chinen ini adalah dokter, langsung mengarahkan Yuto ke ruang ganti pegawai, diikuti Chinen di belakangnya.
"Ini orangnya yang sakit, Bang," Yuya mempersilahkan Yuto untuk masuk, diharapkan ia mau memeriksa keadaan si dia yang tak berdaya. Yuto dengan sigap mengenakan stetoskopnya dan sudah siap memeriksa, namun ia terhenti ketika melihat wajah calon pasiennya.
"Boleh saya tau siapa namanya?" tanya Yuto tiba-tiba.
"Ah iya, saya Takaki Yuya, temen kerjanya," dan dengan gobloknya Yuya malah menyebutkan nama lengkapnya, dan Yuto pun menghela napas panjang.
"Bukan namamu, Bang. Tapi nama abangnya yang pingsan ini," Yuto melengos.
"Ooh... Abang Dokter kalo nanya ga lengkap sih. Si ini mah namanya Yamada, Bang. Yamada Ryosuke," Yuya tanpa sedikitpun rasa malu (karena salah memberi jawaban) kembali menjawab pertanyaan Yuto.
KAMU SEDANG MEMBACA
C & DK!
Fanfiction[Indonesian] Sebuah kisah tentang mahasiswa tampan penjaga kasir toserba yang hidupnya diusik bocah SMA yang kebelet punya pasangan. "Plis Bang, jadi pacar Adek ya, Bang?" "Gak mau!" ・ YamaChine (MxM) ・ T/PG15 dengan bahasa non-baku ala-ala mahasisw...