▪5▪

375 55 71
                                    

「C & DK!」
Cashier and Danshikousei!

"Chinen. Oi. Dek. Bangun," Yamada menepuk-nepuk pipi Chinen yang masih tertidur, "Chinen, udah malem. Ayo pulang."

"Iya, Bunda... sejam lagi..."

Mendengar Chinen yang ngelindur, Yamada rasanya gemas sekali untuk tidak menyentil jidat si bocah itu.

"Aduh!" dan Chinen pun terbangun seketika.

"Aku bukan bundamu woi," ujar Yamada yang suaranya agak serak gara-gara demam.

"Bang Ryo!" Chinen yang melihat Yamada sudah seratus persen tersadar langsung memegang kepala Yamada dan menempelkan jidatnya pada jidat si penjaga kasir dengan cara yang sedikit tidak santai dan menimbulkan suara benturan antar jidat.

Duk!

"Aduh Dek! Sakit! Kamu ngapain??"

"Diem, Bang Ryo!"

Chinen menutup matanya, merasakan suhu tubuh Yamada melalui dahi keduanya yang menempel. Di sisi lain, Yamada yang hanya bisa pasrah dengan perlakuan Chinen kini fokusnya tersedot oleh bulu mata Chinen yang panjang melambai bagaikan nyiur di pantai, yang lalu turun ke hidungnya, lalu turun ke bibirnya. Dalam batinnya ia bertanya-tanya, mengapa makhluk Tuhan yang satu ini bisa begitu menggemaskan?

Ya mana saya tau. Saya kan bukan Tuhan.

"Masih rada panas..." Chinen menghela napas panjang setelah ia menarik dirinya dari Yamada, "Abang kuanter aja ya pulangnya? Yuri telponin abangku biar dijemput."

"Eh? Gausah... Abang bawa motor kok..." Yamada spontan menolak dan beralasan. Padahal aslinya gamau ketemu aja sama Yuto.

"Yakali Abang sakit gini mau motoran? Dingin loh, Bang. Ntar malah jadi tambah sakit, skripsinya ngga kelar-kelar trus gimana?"

"Gausah... Abang gapapa... Abang udah ga sepusing tadi kok."

"Tapi Bang―"

"Minggu depan Abang ajak Chinen makan deh. Tapi cuma kalo Chinen percaya sama Abang dan ngebolehin Abang pulang sendiri. Gimana?"

Mendengar tawaran dari Yamada, Chinen mengatup mulutnya sejenak. Dagdigdugder jantungnya ia rasakan. Diajak makan bareng sama cogan incarannya, ya masa ia tolak?

"Beneran...?"

"Iya..."

"...berdua aja kan?"

"Iya berdua aja," Yamada mengiyakan.

"...yaudah deh... Abang boleh pulang sendiri..." Chinen pun akhirnya mengalah―dimana itu merupakan hal yang hampir tidak pernah ia lakukan―dan melepaskan Yamada dari perdebatannya.

"Sip. Makasih ya," Yamada menatap lembut Chinen lalu menepuk-nepuk pelan kepalanya.

Hati Yamada bergelora karena ia tidak jadi 'dipaksa' untuk bertemu Yuto. Kebahagiaan muncul di dalam hatinya, bagaikan ribuan Aremania yang bersorak-sorai setelah tim favorit mereka memenangkan pertandingan.

.....tunggu. Perumpamaan macam apa ini?

✖✖✖

"Gimana Bang tadi siang katanya? Gamau jemput Yuri?" sarkatis, Chinen menyindir kakaknya yang―pada akhirnya―tidak bisa mengabaikan permintaan adiknya yang meminta dijemput.

"Diem lu."

"Ehehehe. Makasih, Abang. Abang emang nomer satu sayangnya sama Adek~"

"Dih ge'er," balas Yuto, tidak mau mengakui sementara Chinen hanya terkikik mendengar balasan abangnya.

"Betewe Bang, Abang kok bisa tau Bang Ryo?"

"Duh jangan tanya napa?"

"Yelaaahh... abis Abang kek dendam kesumat gitu sama dia. Kan Yuri kepo jadinya..."

Yuto menghela napas panjang. Dengan berat hati, akhirnya ia menceritakan kisah pertemanan masa SMA-nya dengan Yamada yang dulunya satu sekolah dengannya. Masalah klasik sebenarnya. Yamada si adik kelas yang tampan, populer, digemari banyak wanita, serta berotak encer. Yuto yang berada dua tahun di atas Yamada pun sebenarnya tidak berbeda seberapa jauh dengan Yamada. Hanya satu yang membedakan, Yamada dulunya agak suka bermain-main dengan perasaan orang. Yuto tahu betul sifat adik kelas yang dulunya cukup dekat dengannya ini, dan karena hal itulah, Yuto yang mempunyai pacar dari SMA lain ini pun merahasiakan eksistensi kekasihnya dari Yamada, demi menghindari kesayangannya berpaling darinya dan terjatuh ke dalam perangkap berkedok cinta milik Yamada.

Namun sayang seribu sayang, rencana berkelok di tengah jalan. Rahasia yang Yuto jaga dengan sedemikian rupa justru menimbulkan konflik. Sebelum hari kelulusannya, ia memergok wanitanya sedang berjalan berdampingan dengan Yamada di jalanan sekitar pusat perbelanjaan. Melihat pemandangan itu, Yuto murka. Tanpa pikir panjang, ia langsung menghampiri Yamada dan membogemnya saat itu juga. Yamada tentu saja merasa tidak terima, membalas pukulannya dan akhirnya perkelahian pun tak terelakkan. Untung saja, warga sekitar berhasil melerai walaupun pada akhirnya konflik di antara mereka tidak berhasil diluruskan hingga sekarang, dikarenakan keluarga Yuto yang langsung pindah ke luar kota sehari setelah hari kelulusan.

"Gara-gara dia Dek, abis wisuda SMA, Abang langsung diputusin sama pacar Abang. Bilangnya dia lebih suka Yamada daripada Abang. Niat baik Abang yang selama ini mau ngelindungin pacar Abang biar ga dimainin sama Yamada gagal total..." nada bercerita Yuto bercampur antara marah dan merana.

"...jadi Bang Ryo itu playboy?" Chinen yang polos ini pun terusik pikirannya setelah mendengar cerita Yuto. Berbagai pertanyaan muncul di benaknya setelah mendengar kisah abangnya, yang sebenarnya hanya menceritakan kisah dari satu sisi saja.

"Ya begitulah. Makanya, Dek. Abang gamau lu deket-deket sama dia. Abang sayang sama Adek dan Abang gamau lu sakit hati gara-gara dia," ujar Yuto, pandangannya terfokus pada kaca spion, memastikan ia memarkir mobilnya dengan benar ke dalam garasi.

"Please, untuk sekali ini aja, turutin apa kata Abang, oke?" pinta Yuto kepada adik kecilnya setelah memasuki rumah, sesaat sebelum Chinen masuk ke dalam kamarnya. Yuto pun mengelus kepala Chinen sekilas, sebelum ia beranjak menuju ruangannya sendiri.

Chinen memasuki kamarnya dan termenung. Ia takut. Namun di sisi lain, ia juga penasaran dan ingin tau lebih dalam tentang Yamada. Dan lagi, ia baru saja teringat ia terlanjur mengiyakan ajakan Yamada untuk keluar berdua bersamanya.

Sambil menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, Chinen memandangi foto profil LINE Yamada, sementara dalam hatinya berkecamuk dirundung kegalauan antara haruskah ia tetap mendekati Yamada atau menjauh darinya.

Sungguh sebuah kegalauan khas nagh SMA zaman now.

To be continued.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haloo... Pakabar kleand smwah? Maapin y aku baru bisa apdet ini setelah sekian lama. Ini semua gara-gara tugas kuliah yang menumpuk!!!!

Dih. Nyalahin tugas. Ahahahahah.

Btw chapter kali ini pendek ya 😂
Maapin~ hari ini nututnya cuma nulis segitu :''''')
Untuk chapter selanjutnya aku usahain buat lebih panjang ya. Dan semoga pacenya bisa agak kucepetin.
Terima kasih pengertiannya~

Sudah cukup, aku mau nugas dulu 😂
Makasih buat kalian yang sudah membaca dan kasih vote.
Sampai jumpa di lain waktu~ 💓

C & DK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang