▪8▪

554 53 67
                                    

[ C & DK! ]
Cashier and Danshikousei!

"BANG, JADI PACAR YURI NAPA?!"

"Haaaah?"

"Ya? Ya? Abang jadi pacar Yuri ya? Pliiiisss..." lanjut Chinen sambil merengek-rengek seenak jidat.

Plak!

Karena kezel, Yamada pun memukul kepala Chinen. Tidak keras sih, tapi tidak pelan juga.

"Jangan aneh-aneh kamu!" Yamada menyemprot Chinen.

"Eeeeh?? Kenapa? Aku sekarang beneran gapunya pacar loh, Bang! Ato karena aku cowok makanya Abang gamau??" sambil memegangi pelipisnya yang baru saja dipukul Yamada, Chinen mempertanyakan hal yang tak perlu ditanyakan.

"Lah menurutmu????" sambil menuangkan saus keju ke atas ayam cordon bleu yang sudah teriris rapi, Yamada memelototi Chinen.

"Kata Bundaku, yang penting itu hatinya bukan penampilannya! Lagian, liat mukaku deh, imut kan kayak cewek??" Chinen berusaha membela diri.

Yamada menepok wajahnya sendiri sambil berusaha mengatur emosi. Memang benar yang penting hatinya. Memang benar Chinen parasnya menggemaskan sekali, bahkan lebih jika dibandingkan perempuan. Memang benar aslinya tidak masalah jika Chinen laki-laki. Yang menjadi masalah itu adalah, sempitnya pandangan masyarakat terhadap hubungan sesama jenis, dan lagi, menembak orang prosesnya tak pernah seceplas-ceplos dan se-epic ini.

"Entahlah. Gapaham lagi Abang sama kamu," Yamada bergumam sambil memijat-mijat pelipisnya frustrasi.

"Jadi Abang mau???"

"Masih nanya lagi?? Ya enggak lah!" tolak Yamada bersamaan dengan ia menyajikan Chicken cordon bleunya pada Chinen.

"Eeehh?? Padahal aku udah imud banget gini... Mau ya Bang?"

Masih ngotot aja elah bocah satu nie.

"GAK MAU! UDAH KAMU DUDUK YANG ANTENG! MAKAN!" Yamada yang makin kezel berkacak pinggang memarahi Chinen.

"Hueeeeeee Bang Ryo jahaaat!" sambil mewek, Chinen akhirnya menyerah sebelum ia menggenggam garpu lalu dengan sekuat tenaga menusukkannya pada makanannya dan kemudian melahapnya dengan brutal sementara si juru masak hanya memutar bola matanya.

"Hiks. Kok ena sih?" dengan mata berkaca-kaca―karena dimarahi Yamada―Chinen mendongakkan kepalanya, memuji masakan lelaki yang baru saja menolaknya (padahal niat awalnya mau bilang ga enak sebagai wujud kengambekan). Yamada yang tadinya dahinya masih berkerut seketika sumringah mendengar komentar bagus dari Chinen, meskipun ia berkomentar sambil sedikit mewek.

"Baguslah. Abisin ya. Kalo kurang bilang aja, ntar Abang irisin lagi ayamnya," sambil menepuk-nepuk pelan rambut Chinen, Yamada akhirnya kembali menjadi baik hati dan merespon Chinen dengan santai seperti sebelumnya. Diperlakukan seperti itu, Chinen yang tadinya ingin ngambek akhirnya mengurungkan niat dan hanya mengiyakan Yamada sebelum ia kembali mengambil satu suap penuh menu makanan favorit terbarunya.

Chinen dan Yamada kini sedang menikmati makanan masing-masing. Chinen masih dengan cara makannya yang brutal, sementara Yamada dengan menahan tawa melihat bibir Chinen yang belepotan saus keju. Yamada dan Chinen baru menghentikan aktivitas masing-masing ketika tetiba Galaxy S7 milik si bocah SMA berdering.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

C & DK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang