6. Mimpi

103 23 0
                                    

Tian tidak bisa tidur malam ini. Ia masih memikirkan tentang mimpinya kemarin. Ketika ia sedang merokok disamping sebuah mobil balap didepan koridor kelas, tiba-tiba Jhesy datang dan menubruknya. Jarak kedua wajah mereka benar-benar dekat. Jujur, Tian malu membayangkan hal itu.

Tian tiba-tiba tertawa sendiri mengingat Jhesy Kimberly. Ia akui, Jhesy memang cantik, wajahnya manis, wajar saja dalam sekejap ia masuk dalam daftar primadona SMA PANCASILA. Tapi, yang tidak bisa dilupakan oleh Tian adalah wajah polos Jhesy itu. Setiap melihat Tian selalu ada raut wajah kaget, khawatir, bercampur dengan wajahnya yang selalu menunjukkan cengiran kecil. Itu, cengiran itu. Setiap Tian tidak sengaja menatapnya, Jhesy selalu memasang cengiran di wajahnya.

Tian terkekeh sendiri di kamarnya yang sepi dan tiba-tiba handphone yang ada diatas mejanya berbunyi. Ia segera beranjak untuk mengambil handphone. Tak sering ia mendapat pesan atau panggilan, kalau bukan grup kelas yang ramai gak jelas, ya teman-teman nongkrongnya. Tapi untuk pesan yang ia dapat satu ini berbeda.
-----------------------------------------------------------------
0838********
Tian lagi ngapain? 😘
--------------------------------------------------------------------

Diatasnya tertera nomor tidak terkenal. Awalnya Tian berpikir bahwa nomor itu cuman nomor iseng atau salah alamat. Tapi ada dua hal yang membuatnya tidak tenang yaitu nomor itu tahu namanya, dan nomor itu masuk dalam grup kelas. Jika ia benar, nomor itu baru saja dimasukkan kemarin. Jadi dia ini siapa?

-Never End-

"Serius?!"pekik Nesya yang saat ini sedang menginap di rumah Jhesy bersama dengan Ella.

"Terus-terus gimana?"Nesya menyiapkan posisi ternyaman untuk kembali mendengar lanjutan dari cerita mimpi Jhesy yang diceritakan oleh Ella.

"Itu beneran? Bukan abal-abalan dari drama Korea lo kan?"Nesya memastikan sekali lagi karena ia kenal persis siapa Ella. Fangirl namber wan BTS dan EXO serta pecinta drakor dikelas. Segala cibiran dan ejekan ditepis mentah-mentah oleh Ella, pokoknya dia cinta selamanya.

"Kali ini gak gue edit-edit deh, ini bener-bener serius"kata Ella sungguh-sungguh.

"Kok gak ada gue cuman ada kalian berdua doang"gerutu Nesya.

"Daripada itu, lo percaya gak kalau mimpi Jhesy ini sebuah pertanda?"tanya Ella.

"Pertanda? Pertanda apaan"

"Pertanda kayak di drakor-drakor itu"

"Yaelah La, dimana-mana namanya drakor-drakor itu settingan"

Ella bersungut-sungut.

Jhesy yang sedari tadi cuman bisa diam mendengarkan akhirnya buka suara.

"Udahlah, aku ngantuk. Mau cuci muka dulu, oke?"katanya undur diri.

"Wait!"cegah Nesya.

"Kamu gak ada rasa apa-apa sama Tian?"

"Iya nih Jhes, gimana terusan?"tanya Ella menyetujui perkataan Nesya.

Jhesy hanya diam. "Gak tau ah, aku mau cuci muka dulu"katanya, Jhesy kemudian pergi.

"Itu anak!"gerutu Ella geram.

"La"panggil Nesya, ia menunjuk ke handphone milik Jhesy yang tergeletak diatas meja.

Dalam sekejap, handphone itu sudah berada di tangan Nesya. Ella membocorkan kata sandi yang mengunci handphone Jhesy dan kemudian mereka mulai membuka aplikasi chatting.

"Udah disimpan ternyata kontaknya"kata Nesya.

Mereka kini sedang memperhatikan kontak milik Tian yang masih kosong.

"I love you Tian... Eh jangan-jangan, mau dibajak gimana ya?"Nesya segera menghapus pesan isengnya itu setelah terasa agak kelewatan.

"Kok dihapus?"

"Entar kalo ketahuan handphonenya gue bajak, terus Jhesy bilang ke Tian kalo gue yang bajak kan bisa berabe urusan"Tian memang terkenal kasar. Ia bisa main tangan jika sudah berurusan dengan anak yang berani mengganggu hidupnya. Bahkan Nesya sendiri yang terkenal galak juga tidak berani berurusan dengan Tian.

"Gue tahu"katanya tiba-tiba.

------------
To: Tian
✓Tian lagi apa😘
--------------

Send

"Haha, good job good job"tawa Ella setelah membaca pesan yang telah dikirim ke nomor Tian tersebut.

"Kok tiba-tiba gue jadi gak tenang ya?"gumam Nesya, ia segera mematikan handphone milik Jhesy dan meletakkannya di tempat semula. Tentunya, setelah menghapus history di handphone tersebut.

Beberapa saat kemudian Jhesy datang dan sudah rapi dengan piyamanya.

"Ada apa nih?"tanya Jhesy ketika melihat ada suatu keanehan dari raut wajah Nesya dan Ella.

"Gak gak ada apa-apa, hoaamm gue ngantuk nih gue tidur dulu ya Jhes. Night"Nesya segera menyembunyikan diri dibalik selimut dan berpura-pura tidur.

"Hoaamm gue juga nih"Ella segera menarik selimutnya juga dan menutup mata.

Jhesy tidak menanggapi walau ia menangkap sesuatu yang sedang disembunyikan oleh kedua temannya itu. Tiba-tiba handphonenya berbunyi.

-----
From: Tian

✓Anak XI-2?
✓Siapa sih?
-------

Tian? Ini benar-benar Tian?

Hati Jhesy nyaris saja meloncat keluar terlebih ketika ia melihat pesan yang terkirim darinya untuk Tian.

Jhesy segera mengambil bantal dan melemparkannya ke Nesya dan Ella yang masih memejamkan mata. Segera saja mereka terbangun dan meringis ketika Jhesy menanyakan soal pesan itu.

"Peace"Nesya menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Kalian itu apa-apaan sih!!"gerutu Jhesy marah.

"Wah dijawab, ya udah dibales Jhes"seru Ella.

Jhesy menekan keyboard dengan grogi. Berulang kali ia menghapus pesan yang akan ia kirimkan hingga akhirnya ia menemukan sebuah pilihan yang paling memungkinkan untuk menyelamatkan hidupnya.

----
To: Tian
✓Sorry tadi aku dibajak
----
Dibaca
Kemudian sebuah pesan kembali masuk.

---
From: Tian
✓Jhesy?
---
Jhesy mengerutkan dahi, bagaimana Tian bisa mengenalinya?

----
To: Tian
✓Kok tahu?
----
Beberapa saat Jhesy menunggu tentu saja ditemani oleh dua sahabatnya yang super kepo itu, akhirnya Tian membalas lagi.

---
From: Tian
✓Siapa sih yang selalu pake kata aku kalau bukan kamu?
----
"Waah! Jhesy udah mainnya aku-kamu!"seru Nesya mengejutkan Jhesy yang belum selesai membaca pesan itu.

"Woah gila, Jhesy"

"Emang kenapa sih sama aku-kamu?"tanya Jhesy.

"Biasanya aku-kamu itu dipake sama orang pacaran"jawaban sederhana yang mampu membuat Jhesy melambung malu.

"Jadi, aku harus pake kata apa?"

"Pake gue-elo, gue buat aku, elo buat kamu"

"Gu, gue?"Jhesy mencoba mengucapkannya, dan hal itu berhasil membuat Nesya dan Ella terbahak mendengarnya.

"Sumpah lo kalo ngomong gue kayak lagi ngapalin namanya ossas, lucu banget"kata Nesya disela tawanya.

Jhesy menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal, ia bingung sekarang harus bagaimana.

---
To:Tian
✓Ya udah, nomor gue disimpen ya
---
Send.

"Kok aneh ya?"desah Jhesy membaca ulang pesan yang ia kirimkan. Ah ya sudahlah, masa bodo dengan reaksi Tian nanti. Yang penting sekarang ia mengantuk dan ingin cepat-cepat tidur.

~To be continued

Yass!! Bagian 5 disini!!

Jangan lupa tinggalkan jejak!!
💕💕

Never EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang