Pagi di hari Jumat yang menyenangkan, sekolah diliburkan karena para guru sedang piknik ke Jawa Timur. Oleh karena itu Ella dan Nesya dapat menginap di rumah Jhesy.
Jhesy dibangunkan oleh jeritan Nesya dan Ella. Ketika ia membuka mata, Nesya dan Ella sedang lompat-lompat diatas kasur sambil berteriak heboh. Tapi yang membuat Jhesy tertarik adalah handphonenya yang tergenggam di tangan Nesya.
"Pada ngapain sih?"Jhesy menguap, menahan kantuk yang masih melanda matanya.
Nesya dan Ella yang sedang jingkrak-jingkrak tiba-tiba berhenti, kemudian memberikan handphone pada Jhesy. Jhesy menyalakan handphone itu.
-----
From: Tian
Oke, aku simpen. Siapa yang nyuruh kamu pake gue-elo?
-----Jhesy menggigit bibir membacanya. Kini kantuk di matanya sudah benar-benar hilang, mencair menjadi keringat yang sekarang berbukit-bukit di dahinya. Ia bingung mau menjawab apa.
----
To: Tian
Kita bukan siapa-siapa kan?
----
Send."Yah kok gitu?"Ella membaca pesan yang Jhesy kirim.
"Memang gitu faktanya kan?"bela Jhesy masih grogi.
Tiba-tiba handphone berbunyi lagi.
-----
From: Tian
Y
----
"Kayaknya dia kecewa deh.."kata Nesya pelan.Kecewa?
Jhesy tiba-tiba merasa bersalah karenanya. Apa mungkin perkataannya tadi agak berlebihan?. Lagipula, Tian tidak mungkin berpikir sampai ke hubungan bukan? Tian hanya mengenal Jhesy dengan sebutan aku-kamu untuk semua orang dan bukan hanya dia. Dan dia menghormatinya dengan ikut menggunakan aku-kamu dengan Jhesy. Tapi, jika begini balasan dari Jhesy bagaimana Tian tidak kecewa.Jhesy menggigit bibir, akhirnya ia nekat untuk mengirim pesan ke Tian.
---
To: Tian
✓Kamu marah?
---
Send.Jhesy membaca ulang, ia lebih merasa tenang sekarang karena Nesya dan Ella sedang berada di balkon.
Hampir dua belas menit Jhesy menunggu tapi belum juga ada balasan dari Tian. Tian memang sedang tidak online jadi Jhesy agak maklum kalau Tian belum membalasnya, mungkin ia sedang ada urusan.
"Jhes"tiba-tiba Ella memanggil Jhesy.
"Joging yuk, kita bosen nih"
Jhesy menarik nafas dalam, ia memandang handphone dan Ella bergantian. "Boleh deh, yuk"
Mereka keluar dari rumah, menikmati udara segar di pagi hari tanpa membawa handphone. Sengaja untuk mengistirahatkan mata dari layar handphone berganti pemandangan pagi di daerah Semarang.
Rumah yang Jhesy tinggali agak jauh dari kota, jadi lebih asri dan jauh dari polusi. Masih banyak sawah dan ladang, dari kejauhan dapat terlihat jalan tol yang padat dengan mobil-mobil besar. Jika malam, truk-truk yang berlampu itu akan terlihat seperti deretan pita warna-warni untuk hiasan karnaval.
Joging mereka berhenti di pasar jajanan yang tidak terlalu jauh dari rumah.
"Ini namanya kue cucur"Nesya menunjukkan sebuah kue yang dijual berbentuk bundar dan kecoklatan.
"Enak lho, coba deh"celetuk Ella.
"Gimana?"tanya Ella ketika Jhesy mencoba kue cucur itu.
"Enak, enak banget. Masih ada?"seru Jhesy ketagihan.
"Masih kok, dua ribu dapet banyak nih. Gila, udah enak murah lagi! Kapan-kapan gue harus deh kesini lagi"ujar Nesya.
"Kalo ini lemper"Ella mengeluarkan kue lemper dari dalam plastik yang tadi juga mereka beli.
"Yang ini nagasari"
"Yang ini kue lumpur"
"Yang ini agar-agar"
"Yang ini.."
"Wait, wait!"tahan Jhesy.
"Ini kalian beli banyak banget siapa yang mau makan?"
"Elo lah"jawab Nesya dan Ella bebarengan.
Jhesy mengernyitkan dahi.
Mereka sampai di rumah dan segera bergiliran untuk mandi. Jhesy membuka handphonenya jikalau ada pesan dari Tian karena memang sudah lama ia tinggal.
----
From: Tian
✓Ga marah, kita bukan siapa-siapa kan?
-----Bam!
Tian telah mengembalikan kata-kata Jhesy tadi. Dan ia merasa kecewa dengan kata-kata itu, ia yakin mungkin Tian juga merasakan hal yang sama.Jhesy sudah tidak lagi memiliki mood untuk membalas, jadi ia diam saja dan menunggu gilirannya untuk mandi.
"Gak ada balasan dari Tian?"tanya Nesya sambil ngemil keripik singkong yang tadi diberi oleh mom Jhesy.
Jhesy menggeleng. Sampai sekarang, ia belum dan tidak mau bercerita tentang jawaban Tian.
Nesya dan Ella cukup mengerti dan tahu diri. Tidak ada yang mau kalau urusan pribadinya terganggu, dan begitupun Jhesy. Biar dia yang menentukan jalan hidupnya sendiri, Nesya dan Ella tinggal yang menemani dan mensupport selama ia melangkah.
"Udah, gak usah mikir yang gituan, main aja yuk"Nesya menepuk pundak Jhesy.
Mereka pun bermain ular tangga hingga tiba-tiba handphone Jhesy berbunyi.
"Wait ya"izin Jhesy.
"Jangan lama-lama keburu pionmu dimakan ular"pesan Ella sambil mengocok dadu di tangannya.
Jhesy mengambil handphone, di layar muncul sebuah notifikasi pesan dari Tian.
----
From: Tian
Ayo lihat barongsai nanti sore
----Jhesy mengerutkan kening, Tian mengajaknya pergi? Semacam date? Atau ajakan biasa?
----
To: Tian
Aku gak suka barongsai
----
Send.Ya, itu jawaban yang benar. Sadar Jhesy, kau hanyalah anak baru disini. Kau harus menjaga jarak, terlebih kau belum mengerti sepenuhnya pola hidup masyarakat disini. Ya, itu jawaban yang benar. Lagipula, kau sudah tahu kan bagaimana Tian itu?.
-Never End-
"Lo ikut gak ?"Tian berpaling dari layar handphonenya. Di ambang pintu, berdiri Rafa, David, dan Saka. Teman main seperjuangannya, sama-sama anak kelas XI-2. Mereka memang sudah janjian hari ini untuk menonton acara barongsai di Sam Poo Kong.
Tian mengetuk-ketukan handphonenya di meja.
"Ikutlah, si Reza udah gak ikut nih, masa lo juga gak ikut? Kan yang ngajak juga lo"bujuk Rafa.
"Yaudah deh gue ikut"Tian akhirnya menyerah.
Tidak ada gunanya hanya duduk diam menunggu jawaban dari anak baru itu. Ah, Tian tidak peduli. Ia tidak akan pernah bisa berpindah ke lain hati. Ya, cinta memang tidak bisa dipaksakan.
~To be continued
Oke, ini ceritanya aku lagi rajin banget sampe bisa publish lagi 😂😂Jangan lupa voment yaa😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Never End
RomanceCover by : AnhGraphic "Disini tugasku hanya menunggu, menunggu kamu membalas cintaku dan menunggu untuk mundur teratur jika yakin kamu tidak akan melirikku" Sebagai anak baru, begitu banyak perasaan takut yang berkelumit di hati Jhesy Kimberly. Namu...