Aku sangat bosan dan lelah untuk menunggu aku ingin keluar dari tempat gelap ini dan aku putuskan untuk mencari jalan keluar ku sendiri dan aku mulai berjalan mencari jalan keluar itu
.
.
Dorrr... Dorrr... Dorrr....!Rumah yang tadinya penuh akan kehangatan dan canda tawa kini berubah menjadi rumah yang penuh akan teriakan, tangisan, dan juga darah dimana mana bahkan suara pistol yang terus menggema didalam rumah itu terasa sangat mengerikan dan itu semua tak luput dari pandangan seorang gadis kecil yang kini tengah berlari dengan seorang anak laki-laki yg lebih tinggi darinya yang terus menggenggam erat tangannya dan menariknya keluar melalui pintu belakang rumah itu dan..
Dorrr...!!"Eommaaaaa" teriak seorang gadis yang kini terbangun dan terduduk di ranjangnya dengan nafas yg memburu dan peluh yang membasahi tubuhnya yang menyiratkan akan ketakutan yang amat sangat
Ceklek dan pintu kamar itu terbuka dan seorang pria kini masuk ke kamar itu dan berlari masuk dengan wajah yang menyiratkan akan kekhawatir yang sangat jelas
"Kau tak apa sayang?"tanya namja itu setelah sampai dan duduk di pinggir ranjang dengan tangan yang kini merengkuh tubuh adiknya yang kini bergetar hebat
"Oppa aku takut"ucap Jongin dengan memeluk tubuh kakaknya dengan sangat erat dan membenamkan wajahnya kedada bidang sang Kakak
"Kau tak perlu takut Oppa bersamamu aku tak akan memberikan mereka melukaimu" ucapnya menenangkan adiknya dan dapat ia rasakan jika adiknya ini tengah menangis karena dadanya terasa basah
"Aku takut hikss jika mereka hiks akan membunuhku Oppa hiks"isaknya
"Shutt.. kau tak perlu khawatir mereka tak akan pernah bisa menyentuh mu apalagi sampai menyakitimu"Yifan masih mencoba menenangkan adiknya itu dengan terus mendekap tubuh adiknya dengan erat seolah ia takut kehilangan adik kecilnya itu
"Aku takut hiks.." Jongin masih terus terisak di dekapan sang Kakak
"Tenanglah aku akan terus bersamamu" Yifan masih setia merengkuh dan mengusap rambut adiknya agar ia tenang dan itu berhasil kini ia merasakan tubuh adiknya tak lagi bergetar dan tak ada lagi isakan yang keluar dari bibir adiknya dan nafas adiknya kini sudah terlihat teratur itu tandanya adik kecilnya sudah tertidur. Yifan merebahkan tubuh adiknya dengan perlahan karena takut jika ia akan terbangun lagi setelahnya iapun ikut berbaring di samping tubuh adiknya dengan sedikit tinggi dari adiknya dan terus mengusap lembut rambut Jongin dan matanya tertuju pada mata terpejam adiknya ia sangat marah saat melihat mata indah itu mengeluarkan air mata menyebalkan itu dan tangannya perlahan mengusap jajak air mata yang ada di pipi tembam Jongin, Yifan memejamkan matanya sebentar dan ia membuka matanya kembali dan terlihat jika ia sekarang sangat marah terlihat dari rahangnya yang mengeras sorot matanya yang menajam dan tangan yang mengepal kuat ia sangat membenci tangisan adiknya ia sangat membenci jika adiknya selalu menangis disetiap tidurnya, setelah kejadian itu adiknya tak pernah lagi bisa tertidur dengan nyenyak, Jongin terus terbangun dan menangis hampir disetiap malam dan itu semua membuatnya muak karena adiknya adalah kelemahan terbesarnya
"Kalian harus merasakan apa yang kami rasakan, aku akan membalas semua air mata, darah, dan nyawa keluargaku yang telah kalian renggut dari kami, akan aku pastikan tak akan ada kebahagiaan lagi dihidup kalian" janji Yifan dengan sorot mata yang penuh akan kebencian yang sudah mendarah daging dan setelahnya ia memejamkan matanya dan mulai tertidur menyusul adiknya kealam mimpi
.
.
Saat ini seorang gadis tengah terduduk di bangku taman belakang rumahnya sendirian, gadis itu adalah Jungkook ia terlihat tengah memikirkan sesuatu"Apa maksud Tae?"monolognya ia sangat penasaran tentang apa yang Taehyung katakan malam itu
"Siapa orang itu?dan apa hubungannya dengan kai?" Monolognya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Hate [END]
Romance[BELUM DIREVISI ULANG] Kisah seorang Kim Jongin dan rahasianya yang hanya diketahui oleh keluarganya saja [Penulisan awal berantakan banyak nama yg masih typo :D]