Dollar

405 28 24
                                    

Jangan dibaca ❌

Langit hujan seolah tau bagaimana perasaan Chinen saat ini. Pria kecil itu tengah duduk dibalkon apartment kekasihnya-Yamada Ryosuke.

"Chii, ada apa? Kalo ada masalah cerita dong sama Ryo." Yamada menghampiri Chinen membawakan secangkir cokelat hangat. Pernah dengar tentang cokelat yang dapat membuat perasaan seseorang menjadi lebih baik?

Kalo udah pernah denger ya udah sih ya. Cuma nanya. Ehe ( ̄∀ ̄)

Chinen menerima uluran secangkir cokelat dari Yamada sambil menggeleng, "Tidak ada. Bukan masalah besar kok. Ryosuke tidak perlu khawatir." Chinen tersenyum getir. Dan tentu saja Yamada mengadari itu.

"Baiklah. Aku tunggu Yuri sampai mau menceritakannya padaku. Habiskan cokelatmu dan cepat menyusul ke kamar ya. Udara dingin tidak baik untuk kesehatan." Yamada membelai pipi Chinen lalu beranjak masuk keapartmentnya.

"Un. Arigatou."

Udara awal musim semi memang masih terasa dingin terasa. Tapi sepertinya itu tidak mempan bagi Chinen. Rasa gelisah dan ketakutan Chinen lebih besar daripada rasa dingin ini.

Chinen menekuk kakinya, lalu memeluk kakinya. Ditumpukannya dagu Chinen pada lutut kecilnya.

"Kenapa hanya Ryosuke yang mengertiku? Kenapa fans Ryosuke tidak sama mengertinya seperti Ryosuke?" Gumamnya. Setetes air mata jatuh ketika Chinen memejamkan matanya.

Sekitar 10 menit keadaan tidak berubah sampai akhirnya satu kuapan menyadarkan Chinen bahwa ia masih butuh tidur agar bisa fit kembali untuk latihan besok.

Chinen akhirnya memasuki kamarnya-bersama Yamada-lalu menyusul tidur disamping Yamada.

Member termuda di Hey! Say! JUMP itu terus saja memandangi paras sang ace yang tengah tertidur.

"Ryosuke... nande?" Sebutir air mata kembali mengalir. Diikuti oleh butiran-butiran berikutnya.

Tiba tiba mata Yamada terbuka.

"Ryo.. belum tidur?" Sangat terlihat raut terkejut diatas wajah Chinen yang sembab itu.

"Belum. Tidurlah. Besok masih ada latihan kan?" Yamada menarik Chinen kedalam pelukannya. Itu membuat air mata Chinen mengalir semakin deras sehingga menghasilkan beberapa sesenggukan setelahnya.

Tentu saja Yamada tidak bisa tidur. Bagaimana bisa ia tidur sedangkan kekasihnya terlihat sangat sedih setelah latihan hari ini. Seperti ada sesuatu yang terjadi pada Chinen. Tapi tentu saja Yamada tidak bisa memaksa Chinen untuk menceritakannya. Ia sangat tau cara menghadapi Chinen disaat-saat seperti ini.

"Ryosuke tidak *hiks* kemana-mana kan?"

"Tidak kok. Tidurlah dengan tenang. Ryo ada disini."

Chinen mengangguk didalam pelukan Yamada.

-----------

"Oh Chinen, Yamada! Ohayo." Arioka menyapa Yamachii yang baru saja akan memasuki ruang latihan.

"Ohayo Daichan."

"Oha Daichan."

Sahutnya bebarengan.

*Karena ini genrenya agak angst, jadi nggak nyempilin lawakan 😂🔫* *g nanya kan? Y uda.*

"Chinen. Wajahmu keliatan sembab. Ada apa?"

"Tidak ada."

"Ayolah bilang ke aba-" Arioka tidak jadi melanjutkan bicaranya setelah melihat syarat tatapan mata Yamada yang mengisyaratkannya untuk diam. "Baiklah kalau begitu. Aku masuk duluan ya."

RECEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang