Menatap

187 15 2
                                    

Chinen's POV


Pagiku selalu saja biasa dan normal selama 17 tahun ini.

Makan dengan normal.

Sekolah dengan normal.

Belajar dengan normal.

Berteman dengan normal.

Melakukan aktivitas sebagai danshi koukousei(siswa SMA lelaki) dengan normal.

Pulang dengan normal.

Berada di keluarga yang normal dengan keadaan yang normal dan damai.

Dan tidur dengan normal.

Namun sekarang itu tidak setelah aku bertemu dengan Yamada Ryosuke, siswa pindahan dari Nagoya. Dengan alasan ayahnya pindah kerja dinas ke Tokyo, dia beserta ibu dan kakaknya juga ikut pindah ke Tokyo.

Selama tiga bulan dia pindah ke sekolahan ini, dia kemana-mana selalu denganku. Karena emang dia duduk tepat di sampingku. Bahkan kami mulai memanggil dengan nama akrab, Yamachan dan Chiichan.

Tapi selama tiga bulan ini aku juga sering memergoki dia diam-diam memandang Inoochan.

Ah Inoo Kei adalah ketua kelas kami, parasnya terlalu cantik untuk ukuran seorang lelaki, dia juga supel, baik, bijaksana, mungkin Yamachan suka dengan Inoochan. Tapi yang kuketahui, Yamachan tidak pernah mengajak bicara Inoochan.

Dan sepertinya Yamachan menyukai Inoochan.

Kau bertanya bagaimana perasaanku kepada Yamachan? Tentu saja aku menyadari perasaanku sendiri. Dan bisa dibilang aku nyaman dengan Yamachan. Aku menyukainya.

"Chiichan, ayo ke kantin." Yamachan yang tiba-tiba mengajakku bicara membuatku terkejut dan bangun dari lamuanku. "Gomen. Kamu terkejut?"

"Ah. Enggak kok. Kuy ke kantin." Aku langsung bangkit dari bangkuku. Dan seperti biasa, Yamachan selalu mengalungkan tangannya ke leherku saat jalan berdua denganku. Tentu saja ini membuat para fujoshi dari kelas sebelah berteriak kegirangan. Maa.. Aku tidak risih dengan perlakuan Yamachan-mungkin karena aku menyukainya-, aku juga tidak risih dengan teriakan para gadis itu. Selama mereka tidak menerorku atau membututiku, aku tenang saja.

"Yamachan mau makan apa?"

"hmmm apa ya? Kita duduk aja dulu yuk. Keburu nggak dapet tempat."

"Ya udah kuy." Akhirnya mataku tertuju di bangku kosong di pojok kantin. Langsung deh ku tarik tangan Yamachan untuk ke sana. Dan begitu sampai di bangku kosong itu, aku langsung menarik sebuah kursi bermaksud untuk mendudukinya. Tapi di waktu yang bersamaan, Inoochan juga menarik kursi yang berada tepat di depanku.

"Ah gomen. Kalian mau duduk di sini?" Tanya pria cantik itu.

Aku mengedarkan pandangan sebentar mencari bangku kosong lainnya. Tapi sayangnya semua penuh. Maa. Aku tidak mau mengalah tentunya. "Iya. Aku mau duduk di sini."

"Kalau begitu kalian saja di sini. Aku cari tempat lain. Hehehe." Dia bermaksud pergi.

"Tunggu." Tahanku. Aku memang tidak mau mengalah. Tapi aku bukan orang jahat asal kalian tau. "Duduk saja di sini. Boleh kan, Yamachan?"

RECEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang