Home - Eunha

4.8K 552 9
                                    

"Selamanya adalah waktu yang lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamanya adalah waktu yang lama. Tapi aku tak keberatan menghabiskan semua itu dengan berada di sisimu."

-o0o-

Satu hal yang Eunha rasakan yaitu kesal. Bagaimana bisa ia bertemu dengan pria sinting yang disebut pria idaman semua gadis tersebut.

Tak ingin lama terlarut, Eunha memilih untuk memesan beberapa makanan dan membeli oreo toping milo kesukaannya pada beberapa stan yang berada di kantin sekolahnya.

"Bu, oreo toping milonya satu." sang Ibu penjual pun mengangguk.

keadaan stan yang sedang tidak ramai karena bel istirahat masih akan berbunyi lima belas menit lagi membuat Eunha cepat mendapatkan pesanannya.

Ia memilih untuk duduk di pojok kantin lalu bersiap menyantap mie ayam kesukaannya. Baru melahap tiga suapan mie, pria yang ia rutuki beberapa menit yang lalu langsung mengambil mienya dan mengunyah dengan santai.

"Huh, itu milikku. Kembalikan." ucap Eunha sembari mengembungkan pipi chubbynya.

"Milikmu, milikku. Semua yang ada pada dirimu adalah hakku." ucap pria itu santai.

"Dasar egois. Aku tidak mengenalmu Jeon Jungkook, maka pergi dari hidupku." ucap Eunha dengan nada kesal.

"Lelucon macam apa itu, kau tidak mengenalku tapi mengetahui namaku."

"Yak! Mengetahui dan mengenal saja sudah berbeda arti, bodoh." Geram, Eunha langsung menggebrak meja di depannya membuat semua pasang mata menatap kearahnya. Lebih tepatnya kearah mereka berdua.

Gadis mungil itu menghela nafas kasar sesaat, mencoba meredakan amarahnya yang mulai memuncak.

"Jungkook, lebih baik kau pergi. Aku bisa di benci oleh penggemar fanatikmu setelah ini." ucapnya datar.

Hening sesaat, pria bernama lengkap Jeon Jungkook tersebut memilih untuk menghabiskan oreo milik Eunha setelah berhasil memakan seluruh mie ayam yang gadis itu miliki.

"Siapapun yang berani menyakitimu akan berurusan denganku." suara pria itu agak ditinggikan agar semua mata yang tertuju pada mereka bisa mendengarkannya.

"Memangnya kau siapa? Kita tak memiliki hubungan apapun, kau harus tau itu." setelah mengatakan hal tersebut, Eunha beranjak pergi dan meninggalkan Jungkook yang mengejarnya dibelakang.

-o0o-



Saat sampai di koridor Jungkook menarik Eunha hingga berhadapan dengannya.

"Kau lupa?"

"Apa?"

"Koridor dan tepat jam 12 siang-hmpt" dengan cepat tangan mungil Eunha membekap mulut bocor Jungkook yang membuat amarahnya kembali memuncak.

"Matilah kau Jeon Jungkook."

-o0o-



Hari sudah berganti malam, Eunha sibuk berkutat didepan laptop kesayangannya sembari mendengarkan beberapa lagu yang akan ia cover dan publikasikan di akun media sosialnya.

Matanya terpaku sesaat menemukan sebuah lagu lama dari penyanyi kesukaannya. Ia mengambil headphone yang berada di atas kasurnya kemudian mendengarkan lagu tersebut sambil memejamkan matanya.

Gadis tersebut tersenyum geli saat membayangkan jika calon masa depannya akan menyanyikan lagu ini saat ia menyatakan perasaannya pada Eunha.

Lagu ini pas sekali, alunan melodi yang indah serta suara khas yang keluar dari mulut penyanyi kesukaannya tersebut berhasil membuat Eunha ketagihan untuk mendengarkannya lagi dan lagi.

Saat lagu sudah terputar setengah jalan, Eunha kembali teringat dengan pria sinting itu. Memikirkannya saja sudah membuat ia frustasi, bagaimana dengan hari-hari kedepannya. Mungkin ia akan mati muda melihat ulah pria sinting semacam Jungkook.

Berpikir sesaat mengenai apa yang membuat Jungkook seobsesi itu untuk menjadi pacarnya hingga membuat gadis itu bergidik ngeri.

"Tidak mungkin kan kalau dia hanya obsesi semata? Bagaimana jika dia seorang psikopat? Mana mungkin seorang pria menembak perempuan yang tak pernah ia kenal seperti itu."

"Akh!! Aku bisa gila karenamu, Jeon." ia menjambak rambutnya ringan kemudian memilih untuk mematikan lagu tersebut dan membereskan mejanya lalu beranjak menuju kasur kesayangannya.

-o0o-

-o0o-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang