Chapter 2

272 60 11
                                    

Chanyeol mengayunkan tangan mereka ke depan dan belakang seraya berjalan dengan langkah semangat.

"Apa kau ingin kunci kamarmu  kembali?" Chanyeol bertanya dan Baekhyun mengangguk sebagai jawaban.

"Tentu saja, aku memiliki kelas pada jam 5 nanti jadi setidaknya aku harus mengatur kamarku sedikit, kan?"

Chanyeol menganggukkan kepalanya seraya menggembungkan pipinya tanpa sadar. Langkahnya berhenti ketika terpikirkan akan sesuatu, tapi Baekhyun tetap berjalan, pandangannya fokus pada jalan di depannya.

"Oh," Chanyeol berbicara dari tempat ia berdiri. "Aku lupa untuk mengatakan ini sebelumnya tapi.. Surprise!" Chanyeol berjalan ke depan Baekhyun dan otomatis memberhentikannya, membuatnya melihat ke arah Chanyeol. Si giant menunggu hingga mata mereka terkunci dan Baekhyun dengan anehnya tersadar bahwa mata Chanyeol bersinar. "Aku adalah teman sekamarmu!" Baekhyun sekilas tampak keheranan, matanya melebar dan kata-kata tidak senonoh hampir saja keluar dari mulutnya jika saja ia tidak menahannya.

Aku harus menghabiskan satu tahun penuh dengan lelaki ini sebagai teman sekamarku?!

Kau pasti bercanda.

Chanyeol terkejut akan reaksi Baekhyun dan ia memandangi Baekhyun dengan cemas. "Kau tidak senang?"

Baekhyun harus membawa dirinya kembali pada situasinya saat itu.

"A-apa maksudmu?! Tentu saja itu bagus!" Baekhyun berseru dan tertawa dengan gugup setelahnya.

Well, dia tidak mengikuti drama saat SMA tanpa alasan.

"Wow, kebetulan apa ini! Maksudku, bagaimana bisa kita sekamar?" Baekhyun bertanya, melemparkan pandangannya ke lantai.

Chanyeol menyeringai padanya, terlihat senang akan reaksinya seraya yang lebih tinggi mulai jalan lagi. "Aku benar-benar senang kita sudah berbaikan, karena jika kita tidak berbaikan ini akan benar-benar menjadi canggung..."  Baekhyun mengangguk setuju. "Terlebih lagi, aku pikir aku tidak akan kuat untuk berjauhan denganmu lebih dari satu hari."

Kata-katanya menimbulkan perasaan geli di perut Baekhyun, dan ia terus memberi tahu dirinya sendiri bahwa itu adalah perasaan marahnya yang membuncah di dalam dirinya. Setelah semua yang terjadi, ia tentu masih marah karena ia terjebak di situasi seperti ini.

Ia hanya membicarakan tentang Baekgyu.

Pikiran itu membuat Baekhyun memikirkan tentang apa yang akan terjadi kedepannya.

Apa yang akan terjadi jika Chanyeol mengetahui semuanya? Apa yang akan Baekgyu lakukan? Apa yang harus aku lakukan?

...Sudah terlambat untuk mundur, sekarang. Jalani saja, Baekhyun.

Baekhyun menepis pikirannya ketika ia sadar bahwa mereka sudah di depan kamar asrama mereka.

Chanyeol melepaskan genggaman tangan mereka untuk membuka pintu dengan kuncinya, mendorongnya hingga terbuka setelahnya. Pintunya terayun dengan mudah di engselnya dengan sedikit bunyi berderit terdengar.

Tepat ketika Baekhyun mulai berjalan masuk, ia disambut dengan sofa coklat muda di tengah-tengah ruangan, menghadap ke arah TV yang tergantung di dinding. Di lantainya ada papan kayu yang untungnya, tidak menghasilkan suara ketika Baekhyun melangkahkan kakinya disana untuk menuju lantai yang dilapisi karpet, membuatnya merasakan bahan lembut dibawah kaus kakinya. Ia juga disambut dengan dua ranjang berukuran sedang yang bersebrangan, menghadap ke arah pintu. Kamarnya terbilang cukup besar; ada satu kamar mandi di bagian kiri dan dua kloset yang terdapat gantungannya di bagian kanan.

Terdapat meja belajar di pojok, di antara setiap ranjang dan dinding, dan di antara ranjang mereka terdapat meja yang dilengkapi dengan lampu di atasnya.

Sorry, Wrong Person | Chanbaek (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang