Prolog

507 69 13
                                    

Baekhyun dan Baekgyu itu kembar identik, hanya ada beberapa perbedaan kecil.

~

"Aku akan pergi berkencan dengan Chanyeol," ucap Baekgyu lalu ia melambaikan tangannya di depan wajah Baekhyun, membuat yang lebih muda mengernyitkan dahinya.

"Ya, terserah, kau pecinta idiot," Baekhyun memutar matanya dan Baekgyu tertawa.

"Belajar dengan baik, aku akan kembali sekitar jam 10. Jangan beri tahu ibu dan ayah kemana aku pergi," Baekgyu berpesan dan Baekhyun hanya berdecak, mengetukkan pulpen di permukaan meja belajarnya.

"Sudah cepat pergi saja, jika kau pergi aku akhirnya bisa menggilai SNSD-ku," ucap Baekhyun dan Baekgyu melambaikan tangan sekali lagi sebelum keluar dari kamar, turun ke lantai bawah dan akhirnya meninggalkan rumah mereka.

Baekhyun menyelesaikan empat pertanyaan terakhir dari soal matematikanya dalam 10 menit lalu beranjak dari kursinya dan meregangkan lengannya.

Ia berjalan menuju ranjangnya dan menjatuhkan tubuhnya ke kasur, menghela nafas senang. Ia memandangi langit-langit kamarnya dan selama beberapa detik ia membayangkan bagaimana rasanya jika berada di dalam sebuah hubungan, tapi ia menepis pikiran itu dan berkali-kali mengingatkan dirinya bahwa pendidikan lebih penting daripada berada di dalam sebuah hubungan—sesuatu yang Baekgyu tidak sadari.

Setiap Baekhyun melakukan sesuatu yang —bisa dibilang— menakjubkan, ia hanya mendapat tepukan kecil di punggungnya dan ucapan 'kerja bagus'. Tapi jika Baekgyu melakukan suatu hal kecil, orang tua mereka akan mengucapkan selamat bahkan menawarkan untuk mengadakan pesta atau membelikannya beberapa barang mahal yang Baekhyun harap ia bisa miliki.

Baekhyun melirik jam yang berada di meja samping tempat tidurnya lalu duduk, mengacak rambutnya pelan dengan tangannya. Ia melihat ke bagian Baekgyu dalam kamar mereka dan melihat perbedaan yang jelas.

Apapun yang berada di bagian Baekhyun sedikit lebih.. menarik. Ia memiliki beberapa teddy bear di meja belajar dan ranjangnya, pulpen yang berwarna-warni di meja belajarnya, dan bingkai fotonya dengan teman-temannya tergantung di dinding. Di ranjang Baekhyun ada sekitar selusin bantal mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil, setiap bantal memiliki design kecil yang Baekhyun sukai. Selimutnya berwarna biru muda, dan bantal-bantalnya juga berwarna biru berbeda namun senada dan terlihat cocok.

Bagian Baekgyu terlihat lebih rapi. Di meja belajarnya tidak tersebar kertas-ketas atau alat tulis —tidak seperti Baekhyun—, di ranjangnya hanya terdapat dua bantal dan satu selimut, dindingnya terlihat seperti mereka tidak boleh didekorasi.

Kamar mereka —untungnya— lebih besar dari rata-rata kamar pada umumnya, jadi dua lelaki itu bisa memiliki bagian ruang yang lebarnya sama dan cukup untuk masing-masing.

Kepribadian Baekhyun bisa dibilang lebih ceria dibandingkan dengan Baekgyu, ia selalu mencoba untuk melihat bagian yang baik dari suatu hal. Namun, berbeda dengan Baekgyu, ia akan menyerah jika ia tahu ia tidak bisa melakukan apa pun. Ia berpikir dengan logis dan rasional—yang sayangnya, Baekhyun tidak melakukannya.

Baekhyun memeluk salah satu bantalnya dan duduk di kasur dengan kaki menyilang sambil memikirkan sesuatu.

Ia hanya pernah melihat kekasih Baekgyu sesekali atau dua kali, itu pun tidak pernah dari jarak dekat karna lelaki itu bahkan tidak tahu tentang keberadaan Baekhyun sebagai kembaran Baekgyu. Di sekitar Chanyeol atau siapapun namanya itu, Baekhyun seperti suatu rahasia yang lelaki itu tidak boleh tahu. Baekgyu bahkan tidak pernah memperbolehkan Chanyeol untuk masuk ke dalam rumah mereka.

Untuk beberapa alasan, Baekgyu tidak pernah mengingininkan mereka untuk bertemu dan ia ingin semua berjalan seperti itu selamanya. Kadang, yang lebih tua akan bertanya acak pada Baekhyun tentang ini dan itu, menunggu jawabannya hingga akhirnya menyeringai dan mengucapkan terima kasih. Pernah sekali, Baekgyu bertanya hadiah apa yang bagus untuk anniversary satu tahun. Baekhyun awalnya enggan menjawab karena menurutnya itu terserah pada Baekgyu dan kekasihnya, tapi akhirnya ia menyerah dan menjawab jenis kencan yang mungkin ia inginkan untuk lakukan dan jenis hadiah yang akan ia berikan pada kekasihnya sendiri, mungkin di kedepannya nanti.

Sorry, Wrong Person | Chanbaek (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang