Chapter 8

237 26 30
                                    

Beberapa hari selanjutnya, Baekhyun masih merasa terkejut bahwa itu Chanyeol yang ia temui si musim panas, dan Chanyeol yang entah bagaimana membuatnya menjadi sedikit gay.

Sekarang Baekhyun sedang duduk di kelasnya seperti biasa, menulis catatan dan mendengarkan profesor yang menjelaskan singkat.

Ia mengecek tanggal di ponselnya dan melihat bahwa itu tanggal 20 Oktober—yang berarti bahwa ulang tahun Chanyeol sekitar sebulan lagi.

Ia beralih dari memerhatikan pelajaran hingga memikirkan apa yang harus ia berikan pada Chanyeol untuk ulang tahunnya, setiap ide yang muncul di kepalanya terlalu tidak berarti.

Pensil? Ia sepertinya ingin pensil... Tidak, apa yang kau katakan?! Tidak ada yang ingin pensil untuk ulang tahunnya!

M—mungkin pick gitar? Tidak, ia memiliki jutaan pick gitar.

Baekhyun mengerutkan alisnya ketika ia memikirkan sesuatu yang Chanyeol akan sukai, dan ia mulai berpikir kembali tentang apa yang Chanyeol katakan mengenai hobinya.

Sebuah lampu menyala seakan muncul di atas kepala Baekhyun. Tunggu, apakah ia masih menyukainya? Baekhyun bertanya-tanya sebelum menggelengkan kepalanya. Baiklah, bagaimanapun juga ia akan menerimanya.

~

"Ayo pergi kencan," Chanyeol berucap ketika mereka sedang berjalan bersama setelah kelas, dengan tangan yang bergandengan.

"Kencan?"

Chanyeol mengangguk. "Apakah hanya itu reaksi yang dapat kau berikan ketika aku mengajakmu kencan?" Tanya Chanyeol dengan nada mengejek lalu Baekhyun menyilangkan tangannya dengan bibir cemberut.

"Hari ini? Kemana?"

"Ya, hari ini. Cuacanya sedang bagus, bukan?" Chanyeol bertanya ketika mereka membuka pintu gedung.

Baekhyun melihat ke langit musim gugur ketika angin meniup poninya dan menerbangkan daun-daun. "Ya," Baekhyun menarik nafas, lalu mengalihkan pandangannya pada Chanyeol. "Sempurna, maksudku."

Chanyeol tersenyum lebar padanya. "Jadi ayo kembali ke asrama dan bersiap-siap. Setelah itu, kita tentukan kemana kita akan pergi."

Baekhyun menyutujuinya dan tidak lama kemudian, mereka sampai di asrama yang masih sedikit berantakan karena pekerjaan rumah.

"Aku akan mengganti baju, oke?" Ucap Baekhyun dan Chanyeol memberi tahunya ia akan menunggu di depan.

Setelah Baekhyun mengganti bajunya dnegan celana pendek dan baju kaus gelap, ia menghampiri Chanyeol di depan kamar.

"Kemana, Baek?"

"Ayo pergi... Kemana pun." Baekhyun menyarankan, yang lebih terdengar seperti permintaan.

Hari itu, Baekhyun merasa tidak ingin pergi ke restoran, atau dengan klisenya duduk dan melihat matahari terbenam.

Ia merasa ingin pergi ke tempat di mana ia bisa meneriakkan kata-kata bodoh dan mendengar pantulan suaranya.

"Kemana pun, huh," Chanyeol mengulang perkataan Baekhyun, bibirnya mengerut seraya berpikir.

"Yup," Baekhyun membernarkan seraya jalan lebih dulu, sehingga Chanyeol mengikutinya di belakang.

Mereka menaiki bis lalu duduk. "Apa kau serius? Pergi kemana pun? Tanpa rencana atau semacamnya?" Chanyeol bertanya dan Baekhyun mengangguk. "...Hanya kita berdua?"

Chanyeol menatap Baekhyun dan Baekhyun memberinya senyuman lembut.

"Hanya kita berdua." Baekhyun meyakinkan dan Chanyeol tersenyum padanya, mirip dengan senyuman ketika Baekhyun mengatakan bahwa mereka kembali menjadi kekasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorry, Wrong Person | Chanbaek (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang