Aku melihat bibi ku mematikan lampu kamar dan beranjak keluar. Bagaimana aku bisa tahu semua itu karena aku belum bisa tidur, beberapa hari ini aku mengalami insomnia, aku bangun di malam hari dan tidur di sore hari.
Aku memastikan bibiku sudah benar benar pergi dari kamarku dan setelah itu aku mengunci pintu kamarku dan menyalakan lampu kamar kembali. Aku duduk di dekat jendela kamar.
Beberapa bulan ini aku selalu dihantui bayangan yang membuat malamku tak wajar, setiap malam aku selalu seperti ini. Aku membayangkan Hyojin terus menerus.
Tak jarang aku membiarkan mataku sembab karena menangis semalaman, ya, aku menangisi Hyojin. Aku tau aku menyukainya sejak lama, sejak kelas 4 sd, aku juga tau bahwa perasaanku juga tak terbalaskan karena Hyojin hanya menganggapku sebagai sahabat dan tak lebih dan dia juga telah mempunyai orang yang dia suka.
Hyojin menceritakan padaku tanpa mempertimbangkan perasaanku, dia tidak tau betapa terkejutnya aku ketika dia bercerita tentang orang yang disukainya.
Flashback on
Kejadian itu terjadi saat kami masih kelas 6 dan saat pelajaran olahraga, waktu itu guru olahraga sakit dan tak ada staf atau guru pengganti yang menggantikannya.
Aku sangat malas dalam pelajaran olahraga, aku hanya duduk duduk dekat kantin, tiba tiba dari arah lapangan Hyojin datang menghampiriku dengan senyum manis nya.
Siapa yang tidak terpesona bila ada namja setampan dia, datang kepada seseorang yang sederhana sepertiku. Aku hanya memperhatikan tanpa tersenyum karena aku berharap ini cepat terjadi.
Aku masih setia memperhatikannya, dia datang dan langsung duduk di sebelahku
"Mau apa kau datang kesini, tumben" kataku jutek
"Kau ini kenapa, tiba tiba berkata padaku seperti itu?"
"Tidak apa apa, hanya aku sedang bosan saja.., kau mau apa datang kemari?" jawabku
"Aku ingin bercerita sesuatu, tapi sebelumnya kau harus berjanji tidak memberitahukan ceritaku ini pada siapa pun, kau bisa kan?" pinta Hyojin dengan memelas.
Melihat wajah nya seperti itu, aku tidak tega"Baiklah aku berjanji, cepat ceritakan aku harus ke perpustakaan."
Ia pun mulai menceritakan
"Ryujin-a, aku menyukai seseorang"
Aku terkejut, tapi ia tak mengetahuinya, aku hanya menjawab "lalu"
"Aku menyukai seorang yeoja, yang selalu ada untukku, dia cantik dan baik, aku baru menyadari jika ia selalu membuat hatiku sangat kacau."
Aku terkejut, tapi aku menyembunyikan keterkejutanku, dia berkata bahwa dia menyukai seseorang yang selalu ada untuknya, bukan kah itu bisa dibilang sebagai sahabatnya.
Aku berusaha menahan mati matian agar ia tak mendengar degup jantungku. Ia melanjutkan kalimatnya
"Ryujin-a, Aku menyukai Sujin"
Deg!
Perasaanku hancur seketika, aku hampir ingin marah dan menangis, tapi aku tak ingin ia mengetahui bahwa aku menyukainya. Aku menatap kosong pandangan di depanku hingga Hyojin menyadarkan ku.
Aku menatap mata Hyojin, menatap matanya yang berbinar. Hyojin menanyakan padaku apa yang akan ia lakukan untuk mengungkapkan perasaanya.
Aku hanya tersenyum dan memalingkan wajahku kembali, aku menjawab "Hyojin-a, kau harus memastikan perasaanmu dulu, baru kau bisa mengungkapkan nya.." dan aku langsung berlari meninggalkan nya.
Hyojin mencegat tanganku dan berkata "kau akan kemana Ryujin-a??" aku hanya menjawab "aku akan ke perpustakaan mengambil beberapa novel, jika kau ada perlu kau bisa menemuiku disana, dah Hyojin, aku pergi dulu" Hyojin mengangguk dan berkata " terima kasih Ryujin a, kau memang sahabat terbaikku"
Aku berlari sekencang kencang nya menuju perpustakaan, sesampainya diperpus, aku melepas alas kaki sambil menetralkan nafas. Aku memasuki perpustakaan dan segera mengisi jurnal kedatangan.
Aku segera mengambil buku seadanya dan duduk di bangku pojok belakang, aku menangis sejadi jadinya. Untuk pertama kalinya seorang Shin Ryujin menjadi seorang yang rapuh.
Aku menangis tapi tak bersuara, mengapa rasanya sakit? Padahal fisik ku tidak apa apa, apa aku benar benar mencintai seorang Hyojin sekarang? Pertanyaan itu terngiang di kepala ku.
Flashback off
Aku kembali menangis malam ini. Tak ada orang lain yang mengetahui masalah perasaanku ini, tak terkecuali bibiku, bibi tersayang ku sendiri.
Sejak saat itu aku mulai berusaha melupakan perasaanku. Tapi aku tak bisa, perasaan ini makin lama membuatku semakin sakit. Sakit tapi tak berdarah mungkin itulah kalimat yang pas bagiku untuk saat ini.
Aku sudah berusaha, tapi aku juga seorang gadis yang mempunyai sisi yang lemah. Entah sampai berapa lama aku menyimpan rasa sakit ini.
Aku terus menangis, menangisi diriku sendiri, aku merasa tak kuat dengan semua ini. Aku ingin bisa melupakan Hyojin dari hidupku,
'Ayolah Ryujin kau pasti bisa, kau harus melupakan Hyojin, ingat Hyojin adalah milik Sujin sahabat mu sendiri... Semangat Ryujin-a.' ucapku menyemangati diriku sendiri sambil menangis sesenggukan.Hingga mataku memanas, dan kurasakan diriku sudah mulai mengantuk, kulihat jam dinding menunjukkan pukul 2.39 "sudah jam setengah 3, sebaiknya aku segera tidur."
Aku kembali ke kasur sederhana ku dan segera terbang ke alam mimpi
Ryuji pov end
KAMU SEDANG MEMBACA
temen apa temen?
Novela Juvenil'kenapa kau selalu menyakitiku, apa kau tidak pernah memikirkan perasaanku? kau tau tapi kau pura pura tak tau, atau kau segaja bermaksud membuat perasaanku tumbuh' ~shin ryujin 'kau ini kenapa, apa salahku padamu??, apa yang harus kulakukan padamu...