putus dengan Ana

25 2 0
                                    

Jakarta,28 juni 2017.

Hari itu hari kamis, aku libur.Rencananya aku mau jalan-jalan dengan pacarku, sesudah mandi aku menelepon Ana.

"sayang, udah dimana?"tanyaku."lagi dikamar nih abis mandi"jawabnya.

Sembari memakai sepatu aku berjalan keluar kamar."Sama dong, ya udah aku jalan dulu ya?nanti kita ketemu di Monas?".Dengan segera aku berjalan menuju halte busway yang tidak jauh dari kost ku."iya"jawabnya singkat.

Tepat pukul 19.30, aku menunggu di depan gerbang pintu utara pintu masuk.Aku menunggu di tempat biasa orang-orang duduk tak lama Ana datang.

"Sudah lama?"dia tanya.Sembari bergeser aku melirikan mataku sebagai tanda jika aku menyuruh Ana untuk duduk di sebelahku.

"lumayan"sambil melirik jam yang ada di sebelah kanan pergelangan tanganku.
"Ma'af ya?"katanya sambil menatapku sejenak.

"Gak papa"jawabku singkat.
"Katakan padaku apa yang menbuatmu terlambat?"kutanya dia sambil memesan cilok yang tidak jauh dari tempat aku duduk.

"Tadi aku ke warung sebentar ada yang harus dibeli, biasa perlengkapan wanita"jawabnya dengan sedikit menahan tawa.

"Ouh, apa itu?aku tidak tahu."kutanya lagi, pura-pura tidak tahu.

"ah kamu mah,iih"sembari menyenggol pundaku.

"Ada yang mau aku ceritain sama kamu"lanjutnya setelah diam beberapa sa'at.

"Apa?"jawab ku singkat sambil memegang sebungkus cilok yang tadi aku pesan.

"Ini, tentang kita."katanya dengan sedikit nada merendah.Aku berbalik ke arah wajahnya, dan menghela nafas.

"Soal apa?".Dia diam beberapa sa'at.

"Aku dijodohkan, sama anak temannya Papah aku Yud"

Mendengar pernyata'annya, aku memandangnya sejenak.

"Ya sudah"jawabku singkat.

"ko, ya sudah?memangnya kamu mau aku menikah sama orang lain?"lanjutnya kesal.

"Itu berarti kita memang gak berjodoh, aku gak mau kalau kamu menentang orang tua kamu Na"jawab ku singkat.

Sebenarnya berat jika harus brakhir seperti ini tapi aku ingat kutipan dari buku yang pernah aku baca bahwa "tujuan berpacaran yaitu untuk putus entah karena berpisah atau menikah"

Dia terdiam."jika itu kemauan orang tua kamu, aku tidak apa-apa toh jika kita berjodoh gak akan kemana bukan?"jelasku sambil menenangakn Ana yang sa'at itu perlahan-lahan meneteskan air mata.Ku peluk dia dan ku bisikan seseuatu di telinganya.

"Percayalah, Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya"Ku lihat semakin deras derai air mata yang keluar dari kelopak matanya.

"Sudahlah, jangan menangis"Tegasku, sambil mengusap air mata dengan kedua jariku.

"Nanti Cantik mu hilang"Tambahku sambil menawarkan cilok kepadanya.

"Nih, mending makan cilok atau kamu mau pesen bakso?"

"Ehmm, suapin"jawabnya.

"Baiklah"ku suapi dirinya dengan cilok yang kala itu masih hangat dan lezat tentunya.

"Makasih"ucapnya sambil mengunyah cilok yang aku berikan.

"Btw kapan kamu pulang?" Tanyaku

"Besok"jawabnya

"Secepat itu?"tanyaku lagi

"Iyah, karena Papah ingin supaya dipercepat pernikahanku dengan nya"jawabnya

"Ya sudah, malam ini untuk yang terakhir kalinya kita bertemu.Aku akan bernyanyi untukmu"

"Mau nyanyi pake apa?"tanya dia

"Sebentar"

Lalu aku memanggil pengamen yang kebetulan sedang berjalan melewati kami.

"Bang boleh pinjam gitarnya sebentar?saya ingin menyanyikan sebuah lagu buat pacar saya"

Lalu ku berikin sedikit uang kepada pengamen itu, anggap saja sebagai uang sewa karena gitar nya sudah aku pinjam.

Aku pun mulai bernyanyi.

Jika memang diriku bukan, yang terbaik untukmu.
Percayalah, Sang Pencipta sudah menyiapkan yang terbaik untukmu...

Tak perlu bersedih, cukup tersenyum
Kenanglah aku sebagai pemilik hatimu yang dulu..

Ku harap engkau, mengerti.
Perpisahan bukanlah hal yang menyakitkan
Jadikan ini, sebuah rasa yang akan membuatmu
Percaya akan sebuah impian yang akan membawa kedalam mimpi tak bertepi

Percayalah jika kita berjodoh pasti Dia pun mengembalikan engkau kepada ku...

Hari itu menjadi hari terakhirku bersama Ana, entah harus bagaimana saat itu mengungkapkan ketidak rela'an ku terhadap Sang Pencipta, tapi yang aku percaya jika Allah telah menyiapkan yang terbaik buat dia dan diriku.


Jakarta Sad Story Series "M'N'C"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang