Pindah tugas

11 1 0
                                    

Jakarta, 22 juli 2017.

Gak kerasa udah 2 minggu patneran sama dia, tapi sialnya terdengar kabar bahwa aku harus pindah tugas ke Gandaria city dikarenakan ada anak yang baru risegn dan itu ngebuat gue harus jauh sama dia.

"Yud, kamu besok ke Gandaria city ya"

"Baik, Bu"

Hari ini adalah hari terakhir pantenaran sama dia, sebenarnya gak mau sih tapi mau gimana lagi ini perintah yang harus dijalankan.

"Kenapa?telfon dari siapa?"tanya dia

"Gue besok pindah tugas bek."

"Kemana?"

"Gandaria city."

"Jauh ya?"

"Lumayan."

Tiba-tiba datang seseorang yang entah siapa, sepertinya sih anak baru yang ngegantiin aku tugas disini.

"Halo"sapa dia dengan menggunakan kemeja berwarna putih

"Iya"jawab ku singkat.

"Nama saya Imron, saya di suruh Bu Merry."

"Iyah, sudah tahu kan apa saja yang harus kamu lakukan?"

"Iya, Mas.Saya kemarin udah di trening kok"

"Ouh, ditrening dimana?"

"Di Ratu plaza."

Sepertinya Chia tau siapa dia, mungkin sudah kenal juga soalnya dari tadi ketawa gak jelas.

"Lo, kenapa?"tanyaku sembari menyuruh anak baru itu menaruh tas yang sedari tadi dibawanya.

"Gak, papa"jawabnya sembari tertawa kecil.

"Ya sudah, oh iya makan yuk?"

Ternyata Imron ini pacarnya sahabat nya Chia, setelah dia memperlihatkan foto imron bersama Husna.

Aku ingat sebelum Chia masuk dulu ada seorang perempuan yang bernama Husna nemenin aku waktu masih jaga sendiri, ternyata Husna itu temen nya Chia.

Setelah Closing aku dan Chia pergi ke tempat biasa kami nongkrong, seperti biasanya sebelum pulang aku nongkrong sambil makan ketoprak di bawah fly over dekat Setasiun.

"Jadi Imron itu pacarnya Husni, pantesan Husni kemarin bilang ada yang mau ke Kalibata."tanyaku sambil memesan ketoprak.

"Iyah, makanya aku tertawa dari tadi."

"Enak banget ya, mereka bisa kerja bareng."celetusku sembari memkan ketoprak yang sudah jadi.

"Iya, beruntung banget mereka.Gak kaya gue, Yud."

"Udah, sabar ajah"jawabku menenangkan.

Meski kami sekarang udah beda tempat tapi bukan berarti gak bisa bareng, mulai malam itu gue janji pada diriku sendiri untuk selalu ada buat dia kapanpun dan dimanapun berada.

Seperti layaknya seorang sahabat gue selalu ada ketika dia merasa sepi atau ada masalah walaupun kebanyakan cerita soal Banu sih, tapi it's not problem.

"Oh, iya.Jangan kangen yah?besok aku kan udah gak di kalibata"ejeku sambil menyenggol bahunya.

"Gak lah, siapa yang kangen sama lo."jawabnya sambil menjulurkan lidah seperti mengejek.

"Awas yah, tapi tenang gue akan selalu ada ko."jawabku sambil senyum kecil.

"Iya, percaya."

"Eh, udah jam 11 nih.Pulang yuk?"

"Nanti, tanggung nih.Bentar lagi yah?"jawabku memohon sambil menghisap roko yang tinggal setengah batang itu.

"Iyah"jawabnya.

"Eh, jangan kebanyakan ngerokok gak baik buat kesehatan."tambahnya lagi.

"Ngerokok itu, udah kaya pulpen tanpa tinta buat gue Bek."jawabku sembari menyemburkan asap membentuk bulatan seperti roti donat.

"Iya, gue ngerti tapi gak baik tau."

"Kecuali ada orang yang ngelarang gue buat berhenti."

"Ya sudah sebagai teman yang baik gue gak ngebolehin lo ngerokok, mending uangnya buat nabung itu lebih bermanfaat."sambil merapihkan rambut ku yang berantakan.

Aku hanya terdiam.

"Satu hal lagi cewe itu gak suka kalo ngeliat cowo brantakan."

Entah ada apa, sa'at itu juga gue berjanji untuk tampil selalu rapih dan gak ngerokok lagi walau masih suka ngerok tapi udah dikurangin.Yang tadinya satu hari bisa habis satu bungkus menjadi 3 batang sehari.

"Ayo, udah malam nih anterin aku ke kosan yah?"dengan muka memelas dia memohon.

"Kan setiap hari juga dianterin, ya walau besok gak bisa anterin kamu lagi."

"Hehe, iya deh.Ouh iya besok kamu masuk apa?"tanya dia.

"Gak tau nih, jadwal belom keluar kaya gak tau bos kita ajah."ledeku dengan melempar ujung roko yang tersisa.

"Ya udah nanti kabarin yah?"

"Iyah"

Seperti biasanya aku mengantar dia pulang ke kost nya, sejak sa'at itu bahasa yang kami gunakan sangat formal yang tadinya gue-elo jadi aku-kamu.

"Aku mau beli bakso dulu ya?"tanya dia sembari melirik kearah tukang bakso yang gak jauh dari kost nya.

"Iyah"sambil nunggu dia di pertiga'an depan gang kost nya dia.

"Udah?"tanyaku setelah beberapa menit.

"Iyah, kamu mau?"tanya dia.

"Enggak, udah kenyang."

Kami melanjutkan, dan akhirnya sampai juga.

"Ya udah aku masuk dulu ya, jangan lupa kabarin."

"Iyah, siap bos"

"Apa'an sih Yud."dia tertawa kecil.

"Assalamaualaikum"

"Walaikumsalam"jawabnya.

Entah apa yang aku pikirin sa'at itu yang jelas seneng ajah gitu.

Jakarta Sad Story Series "M'N'C"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang