your eyes,
***
[dulu]
"AAH! Maaf, maaf. Maaf sudah menabrak. Maaf."
"Iya, eh, nggak apa-apa."
"Aduh, kacamatamu jadi basah. Maaf, ya?"
"Tenang, ini bukan kacamata minus, kok. Aku pakai cuma untuk iseng hehehe."
"Oh, bagus deh. Aku lega."
"Seragammu basah kena Fanta-ku."
"Oops! Maaf, aku tidak sadar kalau Fantamu tumpah. Aku belikan dulu, sebentar, ya."
"Bukan! Aku nggak sedang menyindir, kok, hahahah! Bajumu benar-benar basah."
"Nggak apa-apa, kamu diam dulu disitu. Aku minta Fanta satu!"
"Astaga, nggak perlu. Seriously."
"Terimakasih, Sir. Ini Fanta-nya."
"Terimakasih... eng..."
"Niall."
"Right, Niall. Bisa kamu pegang sebentar gelasnya? Aku mau mengelap kacamataku."
"Oh, oke."
and when she took off her glasses
he felt like he was in another world
where there only one certain thing that existed is;
beautifulness
and it's belong to her sparkly brown eyes
***
[sekarang]
"Niall, eh, aduh."
"Kenapaa?! Matamu kenapa?"
"Enggaaakkk, kelilipan gitu."
"Coba liat, liat."
"PERIH AKU GABISA BUKA MATA."
"Ya udah jangan di kucek!"
"TAPI PERIH KAYAK ADA DEBU GITU."
"YA UDAH SANTAI KITA DILIATIN ORANG."
"TAPI PERIH."
"Ya udah sini aku tiupin! Buka dulu matanya."
"SABAR."
"Manaa? Ih, merah. Ffffuh! Udah?"
"Belom, masih kayak ada yang ganjel gitu..."
"Ya udah biarin aja ntar sampe rumah baru di tetesin obat."
"Perihhh, merah banget ga?"
"Iya, sedikit. Nggak apa-apa, perpaduan merah-cokelat itu bagus, kok."
"Apa dah ga nyambung."
"Kan iris kamu warnanya coklat. Coba sini aku liat lagi matanya."
"Nih, merah kan?"
"Iya."
"Udah?"
"Belom, sebentar."
"Lama banget meriksa doang."
"Abis mata kamu indah banget sih, bikin aku tersesat di dalamnya. HUEHUHEHEHHEHFUHDHFUEHEH."
"......."
----
bayangin muka seira kaya gini ¬_¬
HAHAHA
KAMU SEDANG MEMBACA
n i a l l
FanfictionKatanya, pacaran tapi bertingkah seperti teman itu asyik. Itu fakta... atau opini?