quinze | épilogue

9.7K 1.3K 564
                                    

[note: sebelum dibaca ada baiknya liat mulmed dulu bc niall in tux omg]

6 years later


Suara obrolan yang berisik berganti menjadi hening ketika terdengar suara sepatu heels bersatu dengan lantai. Semua orang menoleh ke sisi belakang gedung dimana seorang gadis dengan pakaian serba putih muncul, bersamaan dengan Ayahnya di sisi kanannya.

Niall menatap gadis itu tanpa berkedip sama sekali. Tidak akan pernah ia bayangkan sebelumnya bahwa gadis itu—Seira—memakai make-up, heels tinggi, dan pakaian pengantin. Cowok itu tersenyum.

Louis menatap Niall sambil terkekeh. "Jangan grogi, Sobat."

"Dia cantik banget, Lou. Tolong pegang aku karena sebentar lagi aku mau pingsan," ucap Niall serius, membuat Louis malah tertawa.

Louis yang khawatir, memperhatikan Niall yang belum bisa melepas pandangannya dari Seira. Dia menatap gadis itu seolah gadis itu adalah emas yang selama ini ia cari. Orang jaman dulu bilang; kalau seorang laki-laki menatap seorang gadis sambil tersenyum, jangan diragukan lagi bahwa laki-laki itu jatuh cinta setengah mati pada gadis itu.

Dan Niall merupakan salah satu contohnya. 


+


"Kepada saudara Seira Anne Robertson, apakah Anda bersedia menikah dengan pasangan Anda dan bertahan baik dalam suka maupun duka, dalam senang maupun susah, dalam sehat maupun sakit, dalam kaya maupun miskin, dalam segala hal?"

"Ya, saya bersedia."

"Dan saudara Anthony Casper, apakah Anda bersedia menikah dengan pasangan Anda dan bertahan baik dalam segala hal yang telah saya sebutkan sebelumnya?"

"Ya, saya bersedia."

"Saudara Anthony dan saudara Seira, detik ini kalian telah resmi menjadi dua insan yang dibalut dalam satu ikatan suci. Selamat." 


Tepuk tangan meriah langsung memenuhi gedung saat itu juga. Keluarga, kerabat dan kolega semuanya bergerumul di depan, berebut ingin menyalami pengantin.

Niall duduk di bangkunya, ditemani Louis, Liam, Zayn, dan Alice—cewek berambut keriting yang merupakan sahabat Seira sewaktu SMA dulu.

"Lebih baik kita pulang sekarang," kata Zayn datar. Meskipun begitu, terdengar nada peduli dari suara Zayn.

"Nggak perlu. Aku justru menunggu saat-saat ini," kata Niall lalu berdiri. "Ayo kita beri selamat pada pengantin."

"Niall..." Alice menggeleng-geleng lalu menarik lengan jas Niall, mengisyaratkan agar cowok itu segera pergi.

"Nggak apa-apa, Alice. Aku cuma mau jadi tamu yang baik."

Niall menunggu beberapa saat, lalu beranjak, diikuti Liam, Zayn, Alice, lalu Louis. Suasana gedung sudah agak sepi sewaktu mereka berlima datang menghampiri Seira yang sedang duduk diantara bangku-bangku. Bahkan gadis itu sudah lepas dari make-up.

"Seiraaa!" Louis berteriak tepat saat Seira menoleh. Louis memeluk gadis itu, lalu melirik Niall dengan tatapan jahil dan berkata, "Beat that, Irish!" tanpa suara.

Semuanya memeluk Seira bergantian, dan Niall yang terakhir. Seira langsung berubah canggung begitu berhadapan dengan Niall. Tapi tentu saja, gadis itu mudah ber-akting, sehingga mudah baginya untuk tersenyum dalam keadaan canggung.

"Selamat ya, Seira," Niall memeluk gadis itu dengan satu tangannya dan tersenyum.

"Makasih, Niall," ucap Seira sambil tersenyum juga.

"Ooooo..."

Niall sontak melirik keempat temannya dengan tatapan membunuh, yang langsung membuat mereka menutup mulut dan nyengir tak berdosa.

Niall kembali menatap Seira yang masih berdiri dengan jarak dekat dengannya. Mata cokelat tua-nya masih sama seperti dulu; berbinar dan selalu memancarkan kebahagiaan.

"Aku nggak percaya segini cepatnya kamu menikah," kata Niall masih menyunggingkan senyum.

"Aku juga nggak percaya," kata Seira lalu terkekeh.

"Kamu tau nggak? Aku gila waktu berpikir kalo kamu nggak akan dimiliki orang lain selain aku," ucap Niall sambil menatap langit-langit gedung dan terkekeh bodoh. "Sekarang? Kamu jadi istri orang lain. Aku cium kamu aja baru sekali dua kali, eh cowok lain udah bisa sentuh kamu seenak jidat."

"Hahahah apa sih ngaco," Seira memukul lengan Niall pelan.

Niall melirik gadis itu lalu keduanya tertawa.

"Eh, Niall..." tiba-tiba Seira bersuara, disusul warna merah yang muncul di pipinya.

"Ya?" jawab Niall pelan, nyaris berbisik.

"Aku boleh rapihin rambut kamu? Berantakan." 

 

 

end 


  

Moral of the story;

nggak selamanya yang menyia-nyiakan itu bakal menyesal

 


********

HEHEHEHE #SalamJombloUntukNiall

Untuk pendaftaran jadi pacarnya Niall bisa datangi TPU Jeruk Purut besok jam 10:00 s/d 13:00 WIB. Wajib membawa KTP atau minimal kartu pelajar. Contact person hubungi mantan terdekat.



June, 16th 2014

n i a l lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang