Bagian 9

1.8K 71 0
                                    

Pulang sekolah aku masih ada mentoring dengan guruku. Entah, apa yg aku fikirkan saat ini sampai² aku tidak fokus pada apapun dari pagi.
Ketika aku dan beberapa temanku menunggu guruku datang, kami pun bercengkerama ringan.

Drttt... Drttt..
1 pesan WA, dari Zaky Ramadhan.

Zaky Ramadhan
"Assalamualaikum,, Ra. Aku cuma pengen ngasih tau kalau nanti pas pernikahannya Septi. In sya Allah aku sama Fikri ke sana."

Astagfirullah....😱😱
Bagaimana ini, kenapa dia suka banget bikin jantung aku copot.

Zahra Prameswari
"Walaikumsalam, iya mas." ( √ )

Aku berusaha jawab sesingkat-singkatnya. Aku bingung, mau ngomong apa.

Aku tau dia sekarang berubah, bukan Zaky yg dulu. Aku jadi penasaran, bagaimana ya dia sekarang?? Tapi, setiap aku memikirkan Zaky, aku juga terbayang-bayang Mas Ridho. Padahal, dari segi sikapnya pada ku, Mas Ridho memuliakan perempuan. Tapi, aku yakin sekarang Zaky sudah tau juga hal itu.

                        *******

Zaky'Pov

"Kenapa beberapa hari ini aku mikirin Zahra terus ya. Ahhh... Kenapa nih??
Kok rasanya aku pengen ketemu anak² sana ya. Apa aku ke sana pas walimahannya Septi ya?? Kayanya itu waktu yg pas deh."  Batinku

Tanpa banyak mikir, aku langsung ngirim pesan WA ke Zahra.

Zaky Ramadhan
"Assalamualaikum,, Ra. Aku cuma pengen ngasih tau kalau nanti pas pernikahannya Septi. In sya Allah aku sama Fikri ke sana." ( √√ )

Satu menit kemudian.....

Zahra Prameswari
"Walaikumsalam, iya mas."
Bener² bukan Zahra yg dulu. Dia komunikasi aja di jaga, apalagi perasaan coba.😂

"Bismillah..... Jika Allah meridhoi, saya akan ketemu kamu Zahra."
Batinku.

                           ********

Zahra'Pov

Baru saja aku sampai rumah, Ayah aku udah ngasih berita yg ngga kalah syokkk..

"Zahra, Ayah mau kasih tau kamu, nduk." ucap Ayah.

"Mau ngasih tau apa, Yah?"

"Gini,  hari ahad besok, kalau jadi Ridho sama Darwin mau ke sini, katanya juga sama beberapa temannya." ucap Ayah.

"...,..........."

" Hey...kamu dengar ndak to?? Malah diam aja." bentak Ayah

"Eeh...iya Yah. Zahra denger. Eemmm, Zahra mau ke kamar dulu ya." ucapku sambil cengingiran gak jelas.

Haduuuuhhh....hari ini, kenapa penuh dengan kekagetan ya. Ngga Ridho ngga Zaky. Sukanya bikin jantung orang copot.😱😱

Bagaimana sikap aku ya kalau dia datang. Aku memang berharap bisa bertemu lagi, tapi bagaimana kalau sampai bareng Zaky...

      
                             ******

Ridho'pov

Suasana pesantren ini selalu damai seperti biasanya. Lantunan ayat-ayat suci Al quran dari para santri semakin menambah sejuk setiap orang yg mendengarnya.

Pagi ini, para santri tidak terlalu sibuk seperti hari-hari biasa, ya ini hari Jumat karena itu aktivitas santri di sini tidak sesibuk hari-hari biasanya.

Biasanya hari libur seperti ini, dimanfaatkan oleh beberapa santri untuk murajaah hafalan atau mengerjakan tugas. Namun, ada juga yg  keluar jalan-jalan atau hanya malas-malasan di bilik.

Saat ini aku sedang menyusuri beberapa teras santriwati. Aku tidak sendiri, aku bersama temanku Akmal. Aku di suruh Ustadz Hamzah untuk menemuinya ba'da Subuh di perpustakaan santriwati. Sebenarnya aku risih harus berjalan melewati lingkungan santriwati, bukan apa-apa aku hanya takut ada fitnah nantinya.

"Assalamualaikum, ustadz Hamzah. Afwan nunggu lama, tadi saya murajaah hafalan sama ustadz Muflih dulu." ucapku sembari mencium punggung tangan beliau, diikuti oleh Akmal.

"Walaikumsalam warahmatullahi wbarakatuh... Tak apa Ridho, aku paham sama kau, nak." ucap Ustadz Hamzah sambil memegang pundakku.

"Afwan, ustadz. Ustadz tadi manggil saya, ada apa ya ustadz??" tanyaku.

"Ah....iya. Begini Ridho, minggu depan kamu ikut saya ke Gunung Kidul ya, ada kajian di sana dan kebetulan saya yg disuruh ngisi. Maka dari itu saya ngajak kamu, biar nanti sekalian kamu bantu saya ngisi kajian di sana." ucap Ustadz Hamzah.

"Minggu depan ustadz..?? Tapi apa saya mampu ustadz, ilmu saya belum seberapa. Belum bisa mengimbangi ilmunya ustadz." ucapku terus terang.

"Tidak nak... Justru, dari situ nanti kamu belajar dakwah di masyarakat langsung. Kamu ndak usah khawatir nak, kamu ndak sendiri, nak Akmal juga ikut nanti." ucap beliau lagi.

"Ehh..saye ustadz.. Aduh... Saye ni macem tak pantas lah ustadz, Ridho saje lah. Die ni dah pantas jadi pendakwah lah." ucap Akmal dengan logat melayu nya.

"Kalian berdua ya nak.... Ustadz percaya kalian pasti bisa. Mulai dari sekarang kalian kembali belajar. Maaf kalau saya mengganggi waktu libur kalian."

"Iya ustadz, tidak apa-apa. Kalau gitu kami permisi dulu, ustadz. Assalamualaikum." ucapku sambil mencium punggung tangannya.

" Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh... "

Di perjalanan pulang, aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Sampai-sampai aku menghiraukan omongan Akmal. "Ya Allah, aku harus bagaimana. Aku sudah bilang ke pak Burhan akan ke desa lagi silahturahmi. Tapi malah ada tugas ini dari ustadz Hamzah."  Batinku.

"Ridho Al-Farisyi.... Antum kenape, ada masalah keh?? " ucap Akmal mengagetkanku.

"Ehh, nggak Mal. Tak ada apa-apa." sergahku.

"Aleehhh.... Anna tau lah kau ni tengah memikirkan satu hal. Kalau nak, critekan sama anna saje. Anna siap dengarkan." ucapnya.

"Gini Mal. Anne sebenarnya sudah terlanjur bilang ke  salah satu warga desa yg anne tinggalin itu. Anne punya niat mau ke sana minggu depan, yah mumpung libur. Tapi, ngga taunya malah kita disuruh ke Gunung Kidul ikut Ustadz Hamzah. Anne harus gimana, Akmal anne bingung bnget??" keluhku pada Akmal.

"Oohh..macem tuh masalah kau. Kenapa kau tak cakap awal-awal tadi sama Ustadz Hamzah,siapa tau beliau tadi nak denger kau."

" anne nggak enk sama Ustadz Hamzah, Mal. Antum tau sendiri, dia baik banget sama santri disini. Mana mungkin anna tolak. "

"Ridho... Mending kau cakap sama Darwin, dia nak ikut juga kan ke sana.?? Sapa tau ni.. Kau dapat nasehat baik dari die..." ucap nya menepuk pundakku.

"Iya, Mal. Maksih ya sarannya."

"Iye... Tak masalah pun"

Aku bergegas menuju bilik Darwin untuk menemuinya sebentar. Ternyata, dia sedang keluar. Baiklah kalau gitu aku akan menemuinya besok pagi di kampus.  Aku harap Darwin bisa membantu ku.



Thank's for your attention
Nantikan part selanjutnya ya😊😊😊

Salam hangat penulis😄😄😄

Untukmu Yang Di Lauhul MahfudzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang