Bab 8

2K 82 4
                                    

"Teman adalah orang yg mengerti kita, bagaimana kisah kita, dan bagaimana kita bahagia bersama.
Teman yg selalu mengajak pada Allah lah yg harus kita jaga, bukan kita lepas begitu saja."

🍃🍃🍃

Seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai dari awal kembali. Semua masa laluku biarlah menjadi pelajaran untuk ku nanti, karna aku percaya bahwa masa depanku masih suci.
Aku selalu mengingat nasehat dari Ridho tentang penting nya menimba ilmu agama. Ini yg menjadi motivasiku dalam berdakwah di sekolah. Ya walaupun hanya sedikit yg mau mengikuti kegiatan ini, tapi aku tetap bersyukur karna aku malah bertemu dengan teman teman yg sholeh sholehah.

"Zahra, nanti jngan pulang dulu ya. Ada Daurah Murabbi, sama pak Lukman." ucap Dania, teman sekelasku.

"Iya, Dan. In sya Allah aku ikut." ucapku.

Aku, Sarah, Dania, dan Fatimah. Kami ini sering dijuluki ustadzah di sekolah, padahal ilmu agama kami belum banyak. Kami sekelas dan juga satu visi misi dalam berdakwah, maka tak heran kalau kami ini selalu kemana-mana bareng.

"Selamat siang anak², ..." sapa pak Hendra. Guru fisika alias guru killer bagi anak² sekaligus wali kelas.

"Siang pak.." jawab kami serempak.

"Baiklah sekarang, buka paket halman 77 bab 3 tentang termodinamika. Pelajari sebentar biar kalian ngga pusing nanti pas saya jelaskan." ucapnya tegas.

Setelah semua membaca, pak Hendra lngsung menerangkan tentang rumus²nya dan konsep nya dalam kehidupan. Jangan ditanya paham ngga. Jawaban kami pas ngga paham. 😂😂 apalagi aku yg dari tadi gagal fokus.

"Zahra, lebih baik kamu cuci muka dulu ke kebalakang, dari tadi saya perhatikan kamu ngga fokus, mba." tegas pak Hendra.

"I..iya pak, saya permisi."

Aku, benar-benar ngga bisa fokus mapelnya pak Hendra. Haduhhh...bisa bisa aku disidang nih..akhhh..

"Assalamualaikum, Zahra." ucap seseorang dari belakang. Aku menoleh, dan ternyata itu Fahmi. Ketua Rohis dan juga anggota OSIS. Sama seperti ku.

"Eh, Fahmi. Walaikumsalam." ucapku.

"Kamu mau kmana Ra. Bukan nya sekarang kamu lg jam nya pak Hendra kan?" tanyanya

"Aku..disuruh cuci muka sama Pak Hendra." ucapku.

"Yaudah Ra, kalau gitu aku balik ke kelas dulu tau ya. Assalamualaikum." ucapnya sambil menelungkupkan tangannya.

"Iya. Walaikumsalam. " ucapku.

Teng....teng....teng....teng...
2 jam pelajaran bersama pak Hendra akhirnya selesai juga. Dan tentunya kami bersorak Alhamdulilah😁

"Huh....akhirnya pelajaran ini selesai juga. Pusing banget sama rumusnya." gerutu Dania.

"Iya, tuh aku juga pusing. Kita sholat Ashar aja yuk."

"Ayokkk.." ucap kami serempak.

Setelah sholat  Ashar, kami tadarusan di masjid sekolah sembari menunggu pak Lukman, pembina Rohis di sekolah kami.

"Assalamualaikum wr.wb....
Alhamdulilah, kita dapat berkumpul kmbali untuk melakukan daurah murabbi setiap bulannya..........."
Pak Lukman pun memberikan materi kajian singkat pada sore itu, dan tentunnya nasihat² beliau sangat kami dengar dan berusaha kami laksanakan. Aku sangat termotivasi dengan beliau, karna kesederhanaannya, kerendahan hatinya, dan juga ilmu nya yg sangat bermanfaat.
Aku bersyukur, bisa dipertemukan dengan orang² yg sholeh-sholehah.

"Kalau gitu , aku pamit pulang dulu ya temen².. Udah dijemput soalnya. Assalamualaikum." ucap Sarah pada kami.

"Walaikumsalam.." ucap kami serempak.

"Ra, kamu yakin mau naik bis?? Ngga minta tolong je siapa gitu, buat nganterin ke bengkel .??" tanya Fatimah.

"Ngga Fat, nanti malah ngrepotin banyak orang lagi. Aku naik bis juga ngga papa kok." ucapku.

Tiba-tiba

"Assalamualaikum..." ucap seseorang dari belakang.

"Walaikumsalam. " ucap kami sambil menegok.

"Fahmi....kamu kok belum pulang?" tanyaku pada Fahmi.

"Iya, aku tadi masih mentoring sama kelas 10. Eeemmm. Motor kamu di bengkel ya, Ra??" tanyanya.

"Iya, tadi ban nya bocor.

"Kalau gitu, bareng aku aja sampai ke bengkelnya. Kebetulan aku lewat sana kok." ucapnya.

"Ehh..ee..ngga usah Fahmi. Aku naik bis aja deh." sergahku.

"Ra, kayanya kamu mendibg bareng Fahmi aja deh. Ini dah sore banget, kamu nanti pasti dicariin orang tua kamu. Lagian mana mungkin Fahmi macem² kan??" ucap Dania.

"Iya, Ra. Aku ngga bakal lah macem², kamu tenang aja." ucap Fahmi.

"Ehmm....ya udah deh, kalau gitu aku bareng kamu ya Fahmi, ngga papa kan??"

"Iya Zahra. Ayo" ucapnya sambil mendekati motornya.

"Aku duluan ya. Assalamualaikum." ucapku pada Dania dan Fatimah.

"Walaikumsalam..." ucap mereka serempak.

Sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan di antara kami. Hanya suara angin dan mesin sepeda motornya yg terdengar. Ini kali kedua aku membonceng seorang laki-laki yg bukan makhramku. Ya Allah, ampuni kesalahan hambamu ini.
Jujur, ada sedikit perasaan takut kalau ada yg tau kami boncengan. Bisa-bisa hatersku banyak di sekolah. Secara Fahmi ini bisa dibilang most wanted di sekolah ku.

"Makasih ya Fahmi, udah mau ngarter aku sampai bengkel. Maaf kalau aku malah ngrepotin kamu ya." ucapku setelah membayar ongkos bengkel.

"Iya Zahra. Sama-sama. Kalau gitu ayo pulang, biar aku yg dibelakang kamu." ucapnya.

"Eeh..e..enggak perlu Fahmi, kamu pulang duluan aja. Aku masih mau ke Toko dulu." sergahku.

"Oh..gitu. Ya udah aku pamit pulang dulu ya. Assalamualaikum." ucapnya lalu mulai berlalu.

"Iya. Walaikumsalam."

"Maafin Aku Fahmi, maaf aku dah bohong sama kamu, aku cuma ngga pengen rumor tentang kita ada lagi." batinku.

Beberapa bulan lalu, aku sering mendapat pesan WA dari banyak siswi yg katanya fans dari Fahmi. Suruh jauhin Fahmi lah, suruh ini suruh itu, ngancem ini, ngancem itu lah. Haduuuuhhh... Aku serasa di kerubung haters.😰😰
Namun, itu tidak berlangsung lama. Karena semenjak itu, aku lebih fokus di kegiatan Rohis, sedangkan Fahmi lebih di Osis, semenjak kami tidak sering terlihat bersama rumor itu pun perlahan hilang.


Jazakumullah khairan katsiran😄😄😄
Nanti kan part selanjutnya, afwan ya banyak typo

Salam hangat penulis

Untukmu Yang Di Lauhul MahfudzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang