"Apa yang telah kau lakukan, Kate?"
Calista begitu emosi pada kecerobohan wanita yang selalu berbicara apa adanya itu.Peter dan Barry mencoba melerai dan meredam emosi Wanita berambut merah itu.
"Apa aku salah? Lagipula, jika memang benar dia sama seperti kita, bukankah lebih baik dia mengetahuinya?" Tantang Kate, yang sebenarnya ia lakukan untuk membela dirinya sendiri.
"Tapi ini terlalu cepat. Bagaimana jika dia bukan seperti apa yang kita pikirkan?"
Tanya balik Calista membuat Kate terdiam."Itu sama saja kita membuka identitas kita pada manusia." Jelas Barry.
Peter mengangguk. "Kita harus melakukan sesuatu. Karena Kate sudah terlanjur meminta Blaire menemuinya, kita harus merencanakan sesuatu."
Kate bersidekap, melipat kedua tangannya sambil memandang Daniel.
Daniel tahu apa yang akan dikatakan Kate selanjutnya. Ini yang ia takutkan, bahwa Mereka tidak memiliki waktu untuk berpikir.
"Jika itu yang kalian bicarakan, sepertinya sudah terlambat. Karena Blaire, pasti sudah menunggu di hutan sendirian saat ini."
Ucap Kate tanpa merasa bersalah.Seketika, semua berbalik menatap Kate kaget terkecuali Daniel yang hanya mengeraskan rahangnya.
"WHAAATTTTT !!!!!!!!!...."
**********
Blaire melihat jam dipergelangan tangannya. Ini bahkan sudah lewat 30 menit dari perjanjian. Ia mulai kesal.
Sebenarnya, ia tidak masalah berada lama di dalam hutan. Tapi, ini sudah hampir senja.
Matahari mulai kembali ke peraduannya, tanpa menyisakan sinar sekedar menerangi hutan walau hanya sebentar lagi saja.
Blaire merutuki keputusan bodohnya. Buat apa juga ia mempercayai perkataan wanita itu? Bisa saja wanita itu berniat mengerjainya karena dirinya yang sudah menolak permintaan pertemanan dari wanita itu.
Akhirnya, Blaire memutuskan turun dari bukit itu dan berjalan menyusuri hutan untuk kembali kerumahnya.
Ditengah perjalanan yang hampir menggelap, ia mendengar bunyi sesuatu di semak-semak.
Ia memang sedang melewati sebuah danau yang jarang dihuni, dan disekelilingnya terdapat semak belukar yang menambah kesan seram jika senja mulai menjemput.Ia melirik kearah belakang tanpa menoleh. Melangkah cepat dengan hati-hati agar apapun yang di balik semak itu tidak menyadari kehadirannya.
Blaire takut jika itu adalah hewan buas. Semacam ular, buaya atau bahkan macan?
Tapi, seumur ia melewati danau ini, ia tidak pernah diganggu oleh binatang buas. Karena hutan ini kemungkinan hanya dilewati babi liar kecil atau sejenisnya. Tidak ada yang sampai mengancam jiwa.
Suara itu semakin jelas dan semakin cepat mendekat ke arahnya.
Ia menajamkan pendengaran dan instingnya.
Ia mendengar sesuatu terlempar kearahnya.
Ia berbalik dan melihat sebuah benda besar terlempar kearahnya.Blaire berteriak dan menyilangkan tangannya kearah wajahnya untuk melindungi dirinya.
Blaire memejamkan matanya dengan erat, dan anehnya, ia tidak merasakan apapun menimpa dirinya padahal dengan jelas ia melihat sesuatu yang besar seakan menghampirinya.
Dengan napas yang memburu ketakutan, ia membuka kelopak matanya perlahan dan ternyata, air di danau itu sebagian melindungi dirinya karena gerakan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SHADOW : FLOWING AND BURNED (Hiatus Sementara)
FantasyBlaire yang dulu sangat menyukai air, tidak mengetahui kekuatan apa yang ada pada dirinya. Ia mengingat dirinya semasa kecil ketika orangtuanya tiba-tiba meninggalkannya untuk selamanya, sehingga dirinya harus menyimpan dendam yang harus terbalaska...