Part I : Menjaga Jarak dengan Sekitar

489 18 3
                                    

Aku tenggelam semakin dalam dan menjauh...
Melemaskan seluruh badanku membuatku semakin jatuh kedalam, pandanganku mulai menggelap.

Mataku memandang pada seseorang yang terus menerobos air dan memfokuskan diri berenang kearahku.

Dalam pandangan buram dan setengah kesadarannya, aku melihat bahwa itu adalah seorang wanita berambut panjang yang begitu cantik.

Apakah dia seorang malaikat yang sedang menjemputku?

Aku merasakan genggaman tangannya, dan tepukannya di pipiku.
Ia mengguncangkan tubuhku berkali-kali.

Tidak.
Jangan.

Atau aku akan merasakan kesakitan sebelum kematian. Aku hanya ingin pergi dengan tenang.

Tepukan tangan cantiknya dipipiku, membuatku tersadar.
Aku merasakan sesak, dan mencoba menghirup udara untuk pernapasanku.

Nihil, aku malah menghirup air.
Itu membuatku kesakitan dan tubuhku mulai menolak untuk mati.

Aku mencoba menghirup udara namun air yang masuk lewat hidung dan mulutku, membuatku begitu kesakitan.

Wanita dihadapanku terkejut. Entah apa yang membuat wajahnya mengeluarkan ekspresi tersebut.
Dari geliatan tubuhku, perlahan tubuhku melemah. Tak ada udara, dan tak ada ruang lain selain air ditubuhku.

Kesadaranku kembali melemah dan semakin hilang. Namun, aku masih bisa melihat wanita itu yang menjentikkan jarinya, yang membuat air itu menjauhi setengah dari tubuhku.

Ia memelukku.
Jentikkan jarinya membuat ruang udara ditengah air samudera hingga batas leherku dan ia berenang membawaku mendekati cahaya matahari diatas sana.

Setelah itu, aku bahkan tidak mengingat apapun lagi...

**********

Author POV

Blaire menutup lokernya setelah mengambil beberapa buku yang akan menjadi mata pelajarannya hari ini.

Ia melihat kearah jam, dimana mata kuliahnya akan dimulai sekitar 15 menit lagi.
Ia berjalan kearah koridor dan menaiki eskalator, ia menatap kesekeliling dimana semua mahasiswa begitu sibuk dengan kegiatan mereka.

Berbeda dengannya, yang begitu tertutup dan tidak mau berteman.

Bukan karena dirinya yang dibenci, tapi sifat pendiam dan ketidak percayaan dirinya lah yang membuatnya seperti ini.

Bukan juga karena menjauh, ia hanya memilih menjaga jarak.

Semua orang mau berteman dengannya, ia cantik dan pintar. Namun, itu semua tidak ia manfaatkan untuk memiliki teman.

Hanya saja, ia tidak bisa mempercayai orang lain. Dan juga, ia tahu jika dirinya berbeda dari kebanyakan orang. Bahkan sangat berbeda. Sampai dirinya seakan tidak mengenali dirinya sendiri, apalah daya jika orang lain tahu tentang keanehan dirinya.

Bel masuk berbunyi, Blaire menaruh tasnya di meja dan duduk di kursi barisan kedua dari belakang ditengah ruangan.

"Hi, Blaire.." Sapa Max, salah satu teman kelasnya.

Blaire membalas dengan senyuman. "Hai.."

"Blaire, kau tahu.. Hari ini, kita kedatangan 3 siswa baru.." Ucap Sandra yang duduk di belakang kursi Blaire.

Blaire menengok dan tersenyum. "Benarkah?"

"Kurasa, kursimu tidak akan kosong lagi mulai hari ini." Goda Kiara.

Dahi Blaire berkerut, namun tak ada satu katapun yang terucap dari bibirnya.

"Kuharap dia lelaki.." Ucapan Sandra membuat Kiara, teman sebangkunya cekikikan tidak jelas.

THE SHADOW : FLOWING AND BURNED (Hiatus Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang