Hari Keenam (Sabtu)

137 29 2
                                    

Kejadian ini berlangsung dari pukul 07:00 WIB s.d. pukul 08:00 WIB

Perumahan Pondok Indah, Pondok Indah, Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Mintarti dan Sugeng

Pagi itu agenda rutin tengah dikerjakan oleh Mintarti. Agenda rutin selaku ibu rumah tangga yaitu cuci piring dan bersih-bersih dapur selepas acara sarapan bersama dengan suaminya, Kaswadi.

Dan...

Baru saja menyelesaikan acara cuci piring dan membersihkan dapur, tiba-tiba ponsel yang tersimpan di saku celemek bergetar...

Mintarti segera merogoh saku celemek dan mengeluarkan ponselnya untuk mengetahui siapa gerangan yang menelepon dirinya di pagi hari tepat di akhir minggu.

Dan, kemudian setelah tahu bahwa pihak yang menelepon dirinya adalah Sugeng, anak semata wayangnya, Mintarti mengangkat telepon dengan antusias.

Segera suara Sugeng menyapa Mintarti, "Assalam mu'alaikum, ma."

"Wa alaikum salam, le. Tumben pagi-pagi telepon mama. Ono opo le?" Mintarti menyahuti salam dari Sugeng sekaligus menanyakan tujuan menelepon anaknya.

"He he he, mama tahu aja kalo aku menelepon mama untuk sesuatu!" Komentar Sugeng begitu ibunya langsung bertanya tentang tujuannya menelepon.

Mendengar komentar Sugeng, Mintarti menimpali, "Ya tahulah le, mama kan yang mengandung, melahirkan, dan sehari-hari dari kecil hingga kamu lulus kuliah selalu mama urus dan perhatikan. Jadi, mama sudah tahu dan hapal tentang semua kebiasaanmu dari hal baik hingga hal buruk!"

Sugeng pun langsung tertawa setelah Mintarti menyelesaikan ucapannya, "He he he..."

"La kok malah nguyu to?" Protes Mintarti terhadap Sugeng.

Begitu ibunya protes segera Sugeng menghentikan tawanya dan meminta ma'af berhubung dia tidak ingin bernasib sama dengan Malin Kundang, cerita rakyat yang pernah diceritakan oleh Mintarti apalagi dia sudah mengecewakan ibunya sebelum ini dengan keluar dari rumah.

"Ma'af bu." Terucapkan dari mulut Sugeng. "Dulu, aku sudah kurang ajar dengan pergi dari rumah sekarang aku sudah menertawakan ibu. Tolong bu, ma'afkan semua kesalahanku."

"Ya udah ndak papa. Sekarang cerita kepada ibu, ada apa to?"

Sugeng menjawab pertanyaan Mintarti dengan pertanyaan, "Begini ma, apakah mama dan papa ada acara keluar rumah hari ini atau tidak?"

"Mama dan papa tidak ke mana-mana hari ini, le!" Jawab Mintarti. "Apa kamu mau ke rumah?"

"Hem...iya ma. Aku mau ke rumah untuk kasih tahu kabar gembira sekaligus mengenalkan calon menantu buat mama dan papa."

"Haah. Beneran le? Kamu mau kembali ke rumah sekarang?"

Mendengar pernyataan Mintarti, segera Sugeng meralatnya, "Belum kembali ke rumah ma. Hanya berkunjung untuk temu kangen dengan mama dan papa sekaligus memberitahukan kabar gembira dalam hal karier dan jodoh, ma."

"Ya sudah, apapun alasannya yang penting kamu sudah mau kembali untuk bertemu mama dan papa." Sahut Mintarti.

"Iya, ma. Jadi, boleh kan nanti siang aku ke rumah ya ma?"

Mintarti pun berceloteh menanggapi pernyataan Sugeng, "Ya, bolehlah le. Rumah mama dan papa kan juga rumahmu. Kapan pun kamu ingin pulang, pintu rumah selalu terbuka untukmu! Sekarang, lebih baik kamu siap-siap untuk kemari dan bawalah calon istrimu. Mama sudah pengin kenal dekat dengan calon menantu mama."

Setelah memperoleh konfirmasi dari Mintarti, Sugeng menimpali, "Baik, ma. Terima kasih ma yang mau menerima anak kurang ajar ini."

"Sudahlah le, nggak usah bahas masa lalu. Yang penting sekarang kamu sudah mau kembali untuk bertemu kami, kedua orang-tuamu!" Seru Mintarti. "Mama tunggu kehadiranmu untuk makan siang bersama kami di hari ini."

7 Hari (Karma)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang