"Ba, ayo ke pejibal," teriak Naura dengan bersemangat.
Karena Baba tidak mengerti apa yang dikatakan Naura, Baba pun tertawa terbahak-bahak. "Hahaha.. pejibal itu apa nak? Baba gak pernah dengar."
"Aaaa. Umma, Baba nakal," teriak gadis 3 tahun itu dengan sebal.
"Maksudnya Naura Festifal Islam itu lo ba," jawab Umma sambil menggendong Naura.
"Ahaha, itu. Iya. Tapi Baba gak tahu kapan Festifal itu diadakan. Kita lihat pengumumannya nanti habis ashar ya," Jawab Baba.
***
Baba sedang mencuci mobil di halaman depan rumah. Sembari menjaga Naura yang sibuk bermain-main dengan masak-masakannya.
Tiba-tiba sebuah mobil avanza warna putih berhenti di depan rumah Baba. Baba penasaran siapa itu. Dan lelaki yang berjas layaknya pengusaha turun dari mobil tersebut, dengan membawa banyak map di tangannya.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumussalam Warahmatullah, silahkan masuk," sahut baba sambil membilas tangannya yang penuh dengan busa.
Lelaki itu pun masuk dan dipersilahkan oleh Baba duduk. Sambil Baba menggendong Naura masuk.
"Kopi atau Teh?" Tanya Baba spontan sambil sedikit tertawa.
"Ah tidak usah repot-repot," "Tidak, tidak. Saya gak repot kok. Mau apa?" "Teh saja"
Baba pun memanggil Umma yang sedang mencuci piring di dapur. Dan datang ke ruang tamu sambil membawa dua cangkir berisikan teh hangat.
"Assalamu'alaikum. Ini tehnya, mangga atuh," sambil menaruh teh di meja. "Eh, Rendik?" Tanya Umma heran. Sepertinya umma akrab dengan dia.
"Okky? Wah lama ya. 9 tahun gak ketemu. Gimana kabarnya?" "Alhamdulillah,"sahut Umma.
"Um, siapa?" Tanya Baba heran.
"Ini Rendik, ba. Dia dulu teman satu kelas pas SMA umma. Ndik, ini Rio, suami saya."
"Dan ini Naura. Anak kesayangan Baba," baba tertawa kecil sambil memangku Naura.
"Saya Rendik. Saya dosen di Universitas Islam di Malang. Saya jauh-jauh ke sini, karena saya membuka wawasan sosial Islam. Yang lebih tepat dikatakan Festival Islam. Yang akan dibuka 2 hari lagi. Apakah lihat balihonya?"
"Baba, pejibal. Naula ke pejibal," potong Naura. "Naura, biar om nya ngomong dulu ya," jelas Baba. "Iya. Yang dipasang di simpang lima Kepundusan itu kan?"
"Iya. Festival itu yang mengadakan saya, beserta mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam. Ini," sambil memberikan brosur.
"Siapapun boleh datang. Silahkan. Lumayan kan, bisa menambah wawasan. Seperti museum, disana ada sejarah-sejarah para rasul. Dan nanti ada pemandu yang akan menjelaskan. Dan ini. Ini adalah karcis gratis, yang setiap rumahnya berhak mendapatkan 5 karcis gratis. Tapi, hanya berlaku 2 hari saja. Hari-hari lainnya membayar 10.000," jelas dia.
"Kapan berakhir Festivalnya?" Tanya Umma
"2 minggu. Oh iya. Untuk di bawah 5 tahun membayar 5.000 saja. Silahkan datang ya. In syaa Allah memuaskan," melihat jam tangan. "Ok terimakasih atas waktunya. Saya harus ke tempat lain. Bertemu lagi ya di Festival lusa." Menyeruput teh. "Assalamu'alaikum."
"Ok. Terimakasih atas waktunya. Wa'alaikumussalam Warahmatullah."
Pria itu pun pergi menaiki mobil avanza warna putih dan menuju arah Barat.
"Ba, kita diberi 5 karcis gratis. Yang 2 gimana?" Tanya Umma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is My God?
Teen FictionTuhan. Itulah yang sering dipertanyakan oleh Naura sejak ia diculik, dan dibesarkan oleh penculik. Apa daya Naura, yang dari lahir dididik tentang kebenaran dan keberadaan Tuhan, kemudian dibesarkan oleh seseorang yang telah menculiknya dengan penu...