4. Stalking

138 13 5
                                    

Karena, bahagia tak selalu tentang pacar.

-alftn17

*****

Setelah adegan kena hukuman oleh Bu Wuri yang super duper tripel baik itu. Virra dapat bernafas lega saat bel pulang menggema seantero sekolah. Bel norak, yang dari Smp nggak pernah ganti. Virra saja sudah bosan mendengarnya. Ini sekolah paling bagus katanya, tapi kok belnya pasaran gitu. Iyuh.

"Lo dijemput ? Apa nebeng Yayuk?" tanya Verra pada Virra yang sedang sibuk memasukkan buku serta peralatan tulis yang lainnya.

Virra menoleh, " Dijemput Bang Verro." jawab Virra.

"Eh, gue belum pernah ketemu sama Abang lo, sekalian deh kenalin ke kita." ucap Verra lagi. Raisa juga mengangguk setuju. Dia orangnya memang tidak banyak bicara.

"Okedeh, gue chat dulu ya. Siapa tau belum nyampe." ucap Virra. Kemudian, dengan lihai jarinya mengetikkan sesuatu, lalu mengirimkannya pada Abang tercintanya.

Setelah itu, mereka bertiga beriringan menuju gerbang depan. Verra hari ini membawa mobil sendiri, dan Raisa yang searah dengannya rencananya mau nebeng Verra.

10 menit mereka menunggu Verro, dan penantian mereka berakhir saat melihat mobil Jaguar yang dikendarai Verro berhenti tepat di hadapan mereka. Verro turun sambil merapikan jambul kebanggaannya.

Virra memutar bola matanya malas, dia sudah tahu tabiat Abangnya. Pasti dia mau tebar pesona. Yah! Dan salah satu sahabatnya rupanya termakan pesona basi yang dimiliki Verro.

Dan orang itu ternyata Verra! Hello, mau dikemanakan itu Aldo seniornya? Jangan deh jangan, lebih baik Virra melihat sahabatnya bersama dengan Aldo dari pada bersama Abangnya. Bukannya bermaksud menjelekkan citra Verro. Tapi citranya memang sudah benar-benar jelek di mata masyarakat- eh maksudnya di mata Virra.

"Dek, kita mampir sebentar dulu ya? Abang mau beli buku referensi buat tugas kuliah." ucap Verro sambil mengambil alih tas Virra.

Virra melirik Verra, hah! Yang benar saja!. Matanya memandang kagum pada Abangnya. Dan, apa katanya tadi? Beli buku refensi? Sampe Mimi Peri nikah sama Zayn Malik, Abangnya itu tidak pernah ke toko buku. Saat Virra mengajak, pasti banyak sekali alasannya. Kebohongan macam apa itu?

"Oh, ada gadis cantik ternyata disini. Hai! Kenalin saya Verro Sastra Adinata. Abanya Elvirra Natasha Adinata. Nama kalian siapa?" mata Verro mengedip sebelah. Eh, situ kelilipan? Pake kedap-kedip kayak lampu disko aja.

"Na-nama saya Verra." jawab Verra gugup. Bahkan wajahnya sudah semerah tomat busuk. Oh jelas ini kejadian langka sekali, bagaimana bisa? Verra yang galak, judes dan identik dengan tatapan sinisnya jadi berubah layaknya kucing yang kebelet kawin begini?

"Saya Raisa." jawab Raisa sambil tersenyum sopan. Sepertinya dia tidak terpengaruh dengan acara tebar pesona milik Abangnya yang menjijikkan itu.

"Okay. Verra and Raisa. Beautiful name." ucap Verro sambil mengedipkan sebelah matanya. Lagi.
Itu hobi apa bagaimana? Seneng amat rasanya kedap-kedip kayak begitu.

Sebelum Verra membuka mulutnya, suara telepon Raisa mengganggunya.

"Assalamualaikum"

"..."

"Iya Ma. Raisa sudah mau pulang kok."

"..."

"Raisa sama Verra Ma."

"..."

"Iya Ma, Assalamualaikum."

Verro menatap kagum Raisa, tapi itu hanya beberapa detik, dia dengan cepat mengubah ekspresinya. Jaman sekarang, cewek sopan yang begitu menghormati orang itu sudah agak jarang. Dan cewek di depannya ini sangat unik. Dengan kaca mata, rambutnya yang diikat satu di belakang, poni yang cukup tebal menutupi dahinya. Dia tampak cute di mata Verro.

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang