5. Telat dan Balapan

156 12 1
                                        

Bahagia itu sederhana, bisa melihatmu setiap hari saja, aku sudah bersyukur.
-alftn17

WARNING!!!
ADA ADEGAN ATAU KATA² YANG AGAK ANU. 17 KEBAWAH BISA SKIP BAGIAN BAWAH YAA.

Mulmed ada Elvirra Natasha Adinata. Alias Mba Rhesma Anisa.

*****

Esok harinya, Virra jadi bangun kesiangan. Gara-gara memikirkan kejadian semalam. Akibat dari kecerobohannya, dia jadi kena pencet tombol love.

"Abang, ayo dong cepetan. Virra telat, kita nggak temenan!" desak Virra pada Verro yang sedang menyantap roti selai cokelat.

"Sabar kek, ini kalau Abang keselek, kamu mau tanggung jawab?" desis Verro.

"Yaa makanya cepetan, nggak tau apa? Kalo sekarang yang guru piketnya itu Bu Suwita?" gerutu Virra.

Virra tidak sarapan pagi ini, dia bahkan tidak memikirkan hal lain selain kata telat. Ini punya Abang malah seenaknya santai-santai kaya di pantai. Makan roti bak seorang bangsawan yang makannya lama banget.

"Sabar! Abang habisin susu dulu. Coba aja kamu nggak kesiangan, pasti Abang nggak perlu nganterin kamu." omel Verro.

"Abang ngeselin banget sih, nyalahin Virra segala." Virra melotot pada Verro.

"Iyadeh, terserah kamu. Cowok kan selalu salah. Yaudah, ayo berangkat." ucap Verro.

20 menit kemudian, Virra tiba di sekolah dengan rambut acak-acakan. Mobil Verro sedang di servis, jadi Verro mengandarai motornya. Saking terburu-burunya sampai Virra tidak pakai helm. Rambutnya kocar-kacir kesana-kesini.

"Kenapa kamu telat?" tanya Bu Suwita.

"Saya kesiangan Bu, maaf." Virra menunduk, tidak berani menatap guru Bahasa Inggris sekaligus kesiswaan itu.

"Wah, enteng sekali kamu jawabnya ya?"

"Maaf Bu."

"Murid jaman sekarang ya begini, sudah jaman enak kok ya masih saja malas. Alasan kesiangan pula, di rumah kamu tidak punya alarm?"

"Saya tidak punya Bu. Baru rusak kemarin, gara-gara saya banting." Virra meringis diakhir kalimatnya.

Bu Suwita menggelengkan kepalanya. "Kamu saya hukum, cabut rumput halaman depan sekolah dekat gerbang, sampai jam pertama berakhir."

Virra hanya bisa mengangguk pasrah. "Baik Bu."

"Jangan lupa, setelah itu langsung minta surat ijin masuk ke ruang guru." Bu Suwita meninggalkan Virra yang kini hanya bisa bengong.

Selama bersekolah di sana, Virra baru kali telat . Memang resiko jadi murid sih.

"Alamak, sial kali aku ini." gumam Virra.

Dengan bersungut-sungut Virra mencabuti rumput nakal yang sukanya bergoyang saat terhembus angin. Ini kenapa rumputnya banyak banget? Apa kerjaan tukang kebun selama ini?
Virra harus protes pada Pak Busar, enak saja.

Bel pergantian pelajaran berbunyi nyaring. Begini bunyinya kira-kira.

Teng noneng...
"Saatnya jam kedua dimulai. This time to began the second lesson."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang