1. Awal

500 29 2
                                    

Selamat membaca guyss! Bagi yang bingung, aku jelasin lagi. Ini Versi baru Infinity. Oke , jangan lupa vomment yaa guys. Biar aku makin semangat gitu *kedipmata *timpukpakesendal

*****

"Jadi lo tinggal di perumahan bumi permai? " tanya Virra pada teman sebangkunya.

"Iya, kapan-kapan kamu main ya ke rumah aku. Pasti Mama gak bakal percaya kalau aku punya temen. Hehe. " teman sebangku Virra menjawab begitu semangat.

"Iya dong, bisa diatur itu mah. " Virra mengangkat jempolnya.

"Kalo lo Verra? " tanya Virra pada Verra yang sibuk memainkan ponselnya dari tadi.

Verra menoleh bingung, dari tadi dia sibuk mengomeli kakaknya lewat chat, sehingga dia tidak menyimak percakapan kedua teman barunya itu. "Hah? "

"Rumah lo daerah mana? " ulang Virra.

Verra menyengir lebar, " Alamat gue toh, sori tadi gue gak merhatiin, di kompleks Merysca. " jawab Verra.

"Wah, bukannya di sana rumahnya pada mewah semua ya? " tanya Raisa.

Verra tersenyum malu, "Gak juga sih, biasa aja. "

Hari ini, hari pertama Virra resmi menjadi murid di SMA PELITA. Setelah melewati rangkaian MOS dan segala tetek bengeknya. Hari ini dia sudah jadi anak SMA. Di hari pertama juga, dia sudah mendapatkan dua teman yang menurutnya baik dan asyik.

Tadi, setelah Bu Maya, wali kelas 10 IPA 3 menentukan struktur kelas, jadwal piket dan lainnya. Kini, mereka bertiga duduk santai di kursi depan kelas mereka. Kelas masih free, maklum saja masih hari pertama. Masih belum ada jadwal pelajaran yang diedarkan oleh pihak kurikulum sekolah.

"Kita ke kantin yuk? " ajak Verra.

"Boleh, gue laper banget, belum sarapan tadi. " Virra mengangguk antusias. Dia memang sangat kelaparan.

Setibanya di kantin, mereka memesan Bakso dan es teh. Mereka memilih tempat duduk di depan stand bakso. Biar lebih dekat gitu.

"Ini neng, selamat menikmati. " ucap Pak Nya dengan senyum ramahnya.

"Makasih. " jawab mereka bertiga sopan.

*****

Virra memencet bel di sebuah pagar rumah yang menjulang tinggi di hapannya. Virra mundur dua langkah saat terdengar bunyi dari gerbang itu. Tak lama setelah itu, muncul wajah pria berkepala empat yang membuka gerbang.

"Rumahnya Verra kan Pak ? " tanya Virra langsung. Matanya mencoba mengintip ke dalam rumah melalui celah dekat tubuh satpam itu.

"Bener, neng siapa ? " tanya satpam itu.

"Saya Virra, temen sekelas Verra." jawab Virra sambil tersenyum manis.

Satpam itu, yang ternyata bernama Paiman mengangguk, " Mari masuk neng, non Verra kebetulan baru pulang dari supermarket. Mari. " Pak Paiman tersenyum ramah dan mengantar Virra ke depan pintu rumah.

"Terima kasih Pak, saya langsung masuk nih? " tanya Virra. Pasalnya dia ragu.

"Iya neng, masuk saja. Kalo gitu saya balik jaga ya neng. " Pak Paiman kembali berjaga di pos satpam. Meninggalkan Virra yang sedang menelan ludah karena gugup.

Akhirnya Virra memutar gagang pintu, dan melongokkan kepalanya masuk terlebih dahulu. Pandangannya langsung tersambut oleh design interior yang sangat mengagumkan. Terkesan klasik, modern dan mewah di saat yang bersamaan.

"Assalamualaikum. " Virra berharap Verra cepat keluar. Namun, yang terjadi malah jauh dari harapannya.

Matanya membulat melihat sosok yang baru saja nongol di ruang tamu itu. Matanya bertemu dengan mata hijau sosok yang kira-kira berdiri 5 meter di hadapannya.

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang