1

7.2K 128 0
                                    

Himpunan Minat dan Profesi Satwa Liar mengundang Bapak/Ibu pada seminar nasional Pangolin:
 Know Them WellTreat Them Right.

Dahi ku langsung mengernyit saat membaca undangan tersebut. 

Pangolin? 

Trenggilingkah?

 Mengapa aku yang ditugaskan untuk meliput acara seperti itu? 

Apa sisi ekonomi dari semina rtersebut? 

Apakah binatang tersebut merupakan salah satu selebritas?

 Tanyaku sakratis.

Namun hanya berani kuucapkan dalam hati.

Sejak satu tahun lalu, aku menjadi penanggung jawab halaman untuk tiga rubrik disurat kabar lokal tempatku bekerja, yaitu Rubrik Sosok yang biasanya memprofilkan orang-orang penting diKota Bogor, Rubrik Selebritis yang berisi gosip-gosip artis lokal hingga internasional, dan Rubrik Ekonomi yang berisi mengenai kegiatanatau kebijakan ekonomidi  KotaBogor.

Terkadang juga kebijakan ekonomi secara nasional dan internasional.

Sejak resmi menjadi redaktur, aku juga sudah tidak berkewajiban meliput berita lagi. 

Paling hanya sesekali bila dianggap sangat perlu.

 Aku membawahi beberapa wartawan yang setiap hari mencari berita untuk mengisi rubrik-rubrik yang berada dibawah tanggung jawabku.

Khusus untuk Rubrik Selebritis, biasanya aku mengambil dari FTP yang menampilkan berita dari semua koran lokal di seluruh Indonesia yang satu grup dengan Bogor Pos.

Itu maka nya aku bingung dan sedikit kesal mendapat tugas liputan seperti ini. 

Selain tidak relevan dengan tugasku, acara tersebut juga diadakan disalah satu hotel dibilangan Senayan, Jakarta.

 Aku membayangkan harus berepot ria menggunakan commuterline, kemudian menyambung lagi menggunakan metromini.

Belum lagi uang pengganti liputan luar kota dari kantor terkadang tidak sebesar yang diharapkan.

Sejak menjadi redaktur, ini bukan kali pertama aku ditugaskan meliput acara yang tidak sesuai dengan tugas utamaku. 

Minggu lalu, aku juga ditugaskan ke Bandung menghadiri acara yang bertema Peran Ombudsman di Media Massa. Dua malam aku menginap di Kota Kembang tersebut.

Sebenarnya seru juga liputan keluar kota. Apalagi terkadang panitia acara memberikan uang saku yang cukup besar. 

Namun bila setiap minggu harus pergi keluar Bogor, aku keberatan. 

Apalagi luar kotanya hanya sekitaran Jakarta atau Bandung. 

Selain lelah secara fisik, aku juga letih secara waktu. 

Bila tidak ada hal yang mendesak, biasanya para redaktur datang kekantor pukul 15:00 WIB dan pulang setelah halaman yang menjadi tanggung jawab redaktur tersebut sudah siap cetak atau setidaknya mendapatkan persetujuan dari redaktur pelaksana.

 Oleh karena itu, waktu pagi hingga menjelang sore menjadi jatah setiap redaktur untuk beristirahat atau berkoordinasi dengan wartawan bila diperlukan.

"Itu ada sedikit unsur ekonominya," kata Mbak Ria, koordinator liputan kami.

Dahiku semakin mengernyit dalam. Sisi mana yang ada unsur ekonominya? 

Kalaupun ada jual beli trenggiling itu tidak bisa dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi, namun lebih tepat pada unsur jual beli hewan satwa – yang mungkin terlarang – entahlah aku juga kurang tahu, trenggiling merupakan salah satu hewan yang dilindungi atau tidak. Namun aku malas berdebat dengan Mbak Ria. 

Aku memilih membenamkan undangan tersebut kedalam puluhan undangan yang ada disalah satu laci meja kerjaku setelah aku mencatat nomor ponsel dan alamat email panitia. 

Rencananya aku akan meminta press release saja dari panitia acara Seminar Nasional Pangolin

Know Them WellTreat Them Right tersebut

(BERSAMBUNG)

Janji Cinta Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang