6

1.9K 92 0
                                    

Saat pertama kali pacaran dengan Abin,aku sudah berterus terang bahwa aku bisa memaafkan kesalahan apapun,kecuali perselingkuhan. 

Aku memang sedikit trauma dengan perselingkuhan. Keluarga Ua Ros – kakaknya papa – berantakan karena suaminya ternyata berselingkuh.

Saat ketahuan menjalin hubungan dengan wanita lain, suaminya tersebut meminta maaf sampai mencium kaki Ua Ros.

Namun beberapa tahun kemudian kesalahan tersebut ia ulangi lagi dengan wanita yang berbeda. Bahkan kali ini, katanya sudah menikah siri.

Mirisnya Ua Ros tidak dapat berbuat banyak, ia tetap mempertahankan perkawinanya tersebut demi ketiga anaknya.

Satu-satunya yang sempat ia lakukan adalah mengirim surat kaleng ke Bupati, melaporkan suaminya yang berselingkuh. Saat itu aku yang mengetik surat tersebut. Suami Ua Ros memang salah satu PNS Pemda.

Aku lumayan dekat dengan ketiga anak Ua Ros. Tia anak Ua Ros yang paling kecil, sering mengeluh dengan suasana rumahnya yang seperti di medan perang. Setiap hari ada saja piring yang dibanting dan teriakan-teriakan kasar ayah-ibunya. Terkadang ia mengatakan ingin menumpang tinggal di rumahku, namun urung karena tidak diijinkan oleh Ua Ros.

Kakak papaku itu tidak mau ditinggalkan sendiri di rumahnya yang cukup besar. Anak pertamanya sudah menikah dan tinggal di Bandung, sementara anak keduanya sedang menempuh kuliah di kota gudeg – Yogyakarta. Tinggal Tia yang masih tinggal di rumah karena masih duduk di kelas dua SMA.

Saat Ua Ros tahu aku menjalin hubungan yang cukup serius dengan Abin, ia mewanti-wanti untuk memastikan bahwa Abin adalah pria setia. Ua Ros mengatakan, lebih baik putus saat pacaran daripada berpisah setelah menikah. Apalagi bila kita sudah dikaruniai keturunan, sangat sulit memutuskan untuk bercerai karena kita harus mempertimbangkan perasaan anak-anak. Apalagi bila anak-anak kita masih dalam tahap pendidikan yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Sebelum menikah, Ua Ros tahu kalau Ua Nanang itu pernah beberapa kali selingkuh, tapi Ua tutup mata. Salah satunya karena sayang melihat potensi Ua Nanang. Kalau Ua cari yang lain lagi belum tentu dapat yang semapan Ua Nanang, tapi ternyata seperti ini. Pokoknya nanti kalau Aya cari suami, cari yang setia dan baik. Biasanya kalu dia pernah selingkuh, susah buat setia," nasehat Ua Ros waktu itu panjang lebar.

Selain Ua Ros ada lagi deretan kerabatku yang lain, termasuk Om Hardi. Tiga kali adik kandung mama tersebut berselingkuh dengan perempuan yang berbeda.

Tiga kali pula mama harus mendatangi selingkuhan Om Hardi. Tidak melabrak, namun memohon pengertian untuk meninggalkan Om Hardi yang sudah dikaruniai anak dua.

Saat itu keluarga besar mamaku cukup kebakaran jenggot. Bagaimana tidak, nenek dan kakekku orang yang cukup disegani di kampung halamannya. Bila ada tetangga yang sampai tahu anak bungsunya berselingkuh, nama baik yang sudah dibangun selama ini bisa hancur berantakan.

Saat itu mama bolak balik Bogor-Sukabumi-Bogor untuk menyelesaiakan permasalahn tersebut. Om Hardi memang tinggal di Sukabumi, begitupula dengan selingkuhannya. Namun sayang usaha mama untuk mempertahankan pernikahan Om Hardi gagal. Tante Ade yang merupakan istri Om Hardi, balas berselingkuh. Ironisnya perselingkuhan tersebut tertangkap tangan anak Om Hardi yang paling besar.

Oleh karena itu aku paling benci perselingkuhan. Aku tidak mau merasakan sakit seperti itu.

Sejak mulai menjalin hubungan yang serius dengan laki-laki, aku sudah menetapkan akan memilih pria yang setia.

(bersambung)

Janji Cinta Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang