3

2.3K 90 0
                                    


Sudah tiga hari tidak ada kabar dari Abin. Setelah kejadian itu aku memang malas menghubungi Abin. Terkadang aku kangen untuk menelepon atau sekadar menayakan kabarnya. Namun, dengan sikap Abin yang seperti itu, aku bertahan untuk tidak menghubunginya.

"Ay, mama udah siapin rambutan banyak banget buat Abin. Suruh Abin kesini buat ambil," kata mamaku.

Rumah yang kami tinggali memang memiliki halaman cukup luas dan ditanami banyak pohon buah-buahan.

Selain rambutan, mangga, jambu, ada juga manggis dan lengkeng.

Biasanya setiap musim, mereka berbuah cukup lebat, selain dibagi-bagikan ke tetangga terkadang aku juga membawa buah-buahan tersebut ke kantorku atau kantornya Abin.

"Abinnya sibuk Ma, biar nanti Aya bawa aja ke kantor," jawabku.

"Kok Abin akhir-akhir ini jarang ke rumah ya Ay, kenapa?" tanya mama.

Aku hanya mengatakan tidak tahu, setelah itu aku langsung masuk kamar.






*






Setelah tiga tahun, dan setelah pembicaraan panjang mengenai pernikahan, haruskah aku mengakhiri hubunganku dengan Abin? 

Sesibuk apapun dia,
jika dia mencintaimu,
dia akan menghubungimu,
dan memberimu kabar.

Tiba-tiba kutipan dari MarioTeguh tersebut menari-nari dipikiranku. 

Ya,mungkin Abin tidak mencintaiku lagi.

Apalagi beberapa bulanlalu aku pernah menguji Abin dengan mengirim pesan pendek.

Namun tentu saja tidak atas namaku. Aku membeli nomor baru, dan menggunakan nama perempuan lain.

Entah nama yang waktu itu aku pilih memang benar-benar Abin kenal, atau dia memang tipe cowok yang tidak setia, SMS-ku ia tanggapi.

Bahkan beberapa hari kemudian sudah menjurus ke SMS seperti orang berpacaran.

Kami bahkan sepakat janjian untuk bertemu di salah satu rumah makan. Namun aku tentu saja tidak datang dan langsung membuang sim card yang aku gunakan.

Mungkin saat Abin pergi ke luar kota bersama teman-teman kantornya, ia menemukan gadis baru yang lebih ia cintai.

Abin dan teman-temannya memang sering pergi berombongan, Entah itu ke Garut untuk berburu jaket kulit, atau hanya ke pantai.

Sejak Abin membalas SMS isengku itu,aku mulai ragu dengan kesetiaan Abin. Apalagi banyak teman-teman kantorku yang selalu membuat aku berpikiran buruk mengenai Abin.

Entah serius atau hanya bergurau, setiap ada kesempatan teman-teman kantor selalu mengatakan, 

"hati-hati pacaran sama tentara, suka selingkuh...... atau,jangan pacaran sama tentara, pacarnya banyak........." 





(bersambung)

Janji Cinta Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang