Story 04 || Harapan Untuk Masa Depan

2.6K 8 0
                                    

Kata teman-teman Luna dari masa depan, masa depan sedang terancam. Dan tujuan mereka datang ke masa sekarang adalah untuk meminta bantuan Luna, Arla, Adin, dan Neska agar menyelamatkan kehidupannya.

Luna, Arla, Adin, dan Neska memang bukan remaja seperti pada umumnya. Mereka punya kekuatan. Kekuatan itu bukan kekuatan sembarangan, karena mereka dapat melihat orang-orang yang berasal dari masa depan. Bukan hanya itu, mereka berempat juga dapat mengeluarkan kekuatan untuk melawan musuh yang akan menyerang.

Dan mulai hari ini, Luna, Arla, Adin, dan Neska akan memulai misi membantu Bayu dan Iko untuk menyelamatkan masa depan.

"Luna, kamu sudah siap?" Adin selaku kakak Luna bertanya. Mereka tengah bersiap-siap untuk menyelamatkan masa depan. Kata Bayu mereka hanya perlu membawa air minum dan beberapa potong pakaian saja. Karena perlengkapan yang lain akan disediakan oleh Bayu.

"Sudah, Kak. Ayo kita pergi!" Jawab Luna. "Kita harus cepat, Kak! Bayu dan Iko pasti sudah menunggu." Luna berkata.

"Aku kasihan dengan Bayu dan Iko, karena keserakahan manusia hidup mereka terancam. Kenapa ya manusia lebih mementingkan dirinya daripada lingkungan sekitarnya? Mereka dengan tega menebang ribuan pohon hanya untuk membangun sebuah gedung." Adin berkata diakhiri dengan gelengan kepala.

"Ya itulah manusia. Oleh karena itu, kita harus semangat untuk memberi tahu mereka. Kalau perilaku mereka terus dilakukan, mereka sendirilah yang akan merasakan akibatnya. Bahkan bukan cuma manusia saja yang merasakan, tapi hewan juga." Kata Luna. Ia mempercepat langkahnya menuju taman sekolah.

***

Masa depan

Luna, Neska, Adin, dan Arla melihat pemandangan di hadapan mereka dengan prihatin. Apa yang dilihat mereka benar-benar membuat hati seakan diiris. Bagaimana tidak? Gedung gedung pencakar langit tampak memenuhi seluruh kota, ditambah dengan polusi udara yang begitu menyesakkan dada. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan mereka nantinya jika dunia seperti ini.

"Teman-teman, apakah semua sudah cukup? Kami tidak mau kalian berlama-lama di masa depan. Udara di sini tidak bagus untuk kesehatan kalian." Bayu berucap dengan mimic wajah sedih.

"Sudah, Bayu, Iko. Kita mau cepat-cepat membantu kehidupan kalian. Bawa kami kembali sekarang!?" Luna mewakili.

"Terima kasih teman-teman, sudah mau membantu kami!" Iko tersenyum manis.

"Tenang saja! Kita pasti akan membantu kalian. Iya kan teman-teman?" Neska bertanya. "Aku yakin, kalau kita bekerja sama semuanya pasti akan mudah teratasi." Lanjutnya.

"Siap memberantas perilaku yang tidak baik untuk kehidupan sekarang?" Semua menggangguk menyetujui pertanyaan Arla.

***

Masa Sekarang

"Kita mulai dari mana Bay, Ko?" Adin tampak begitu bersemangat untuk menyelamatkan masa depan. Ia, Luna, Neska, dan Arla bahkan sudah menyiapkan kata-kata yang akan mereka gunakan untuk mempengaruhi orang-orang.

"Kalian bisa melihat orang itu?" Bayu menunjuk pada seorang pria paruh baya yang sedang mengobrol dengan dua orang berpakaian rapi dan membawa satu kertas berukuran besar. Mereka berempat mengangguk. "Dia adalah orang yang mempelopori semua kegiatan itu, Teman-teman. Dia yang mempelopori pembangunan gedung dan penebangan pohon secara besar-besaran. Aku harap, kalian bisa mencegah dia untuk melakukan itu semua. Sebelum terlambat." Bayu melanjutkan.

***

"Permisi, Pak!"

Luna, Adin, Arla, dan Neska sudah berada tepat di depan bapak-bapak tadi. Dilihat dari name tag yang bapak itu gunakan, dapat diketahui kalau namanya adalah Wira. Beliau sudah berdiri sendirian sejak lima menit yang lalu.

Today's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang