Story 02 || Mengagumimu Dari Jauh

207 11 3
                                    

Namaku Nazifa. Umurku baru 16 tahun, dan masih SMA.

Disekolahku, banyak cowok-cowok tampan nan keren yang disukai puluhan bahkan ratusan cewek. Salah satu dari cewek itu adalah aku. Aku menyukai salah satu dari sekian banyak cowok kece di sekolah.

Dia, Agra.

Agra, si wakil ketua UKS yang banyak disegani. Cowok yang mempunyai pulihan penggemar, keren, ramah, dan yang pastinya ganteng itu mampu membuatku jatuh cinta padanya.

Selain itu, dia merupakan peringkat kedua seangkatannya. Dia, kelas 12.

Aku diam diam sering mengamatinya. Saat dia sedang main basket, aku pasti ada di sekitar lapangan basket. Kalau dia lagi hangout dengan teman temannya, aku akan ada di setiap langkahnya. Dan untungnya, nggak ada yang tau kehadiranku.

Aku kadang tersenyum sendiri saat dia dengan sigap membantu siapa saja yang ambruk saat upacara bendera. Aku paling suka saat dia membopong siswi yang pinsan. Kalau boleh, aku ingin menjadi salah satu dari mereka yang pingsan.

Andai kamu tau Kak Agra, aku menyukaimu untuk pertama kali melihatmu.

Asal tau aja, aku mengetahui kegemaran Kak Agra hampir seluruhnya. Mulai dari dia yang menyukai selai coklat kacang, hingga tempat nongkrong yang sering dia kunjungi, alun alun kota. Bahkan, aku mengetahui silsilah keluarganya sampai nama-namanya.

Aku punya buku diary yang isinya tentang Kak Agra semua. Bukunya hampir penuh, dan saat ini merupakan buku yang ke dua.

Kak Agra itu bagaikan matahari di hatiku. Kalau matahari itu tidak ada, hidupku akan gelap, sepi, dan tanpa warna. Dia juga merupakan alasan agar aku terus semangat ke sekolah.

"Nazifa, ada surat nih!"

"Dari siapa?"

"Nggak tau. Udah ya gue pergi dulu.!"

Setelah cewek yang memberiku surat tadi pergi, aku membuka surat itu. Betapa kagetnya aku saat mengetahui siapa yang mengirim surat itu, Kak Agra.

Isi suratnya pun juga membuatku terkejut. Bagaimana tidak? Isi suratnya seperti ini.

'Siapa pun nama lo, besok pulang sekolah, gue tunggu di taman depan. Gue mau ngomongin sesuatu.'

Agra.

"Ngapain kak Agra ngajakin ketemuan? Lagian mau ngomongin apa? Dia kan nggak kenal gue."

"Woi... Kenapa lo senyam senyum sendiri? Mulai kehabisan obat ya lo?" ucap Naya, temanku tiba-tiba. Dia sahabatku sih sebenarnya.

"Eh, lo tau nggak? Gue diajakin ketemuan sama Kak Agra." kataku sembari mengajak Naya untuk berjalan menuju kelas.

"Kak Agra?" Naya tampak berpikir. Beberapa detik kemudian dia menjentikkan jarinya sambil berkata, "cowok yang lo taksir itu? Kok bisa?" tanyanya penasaran.

"Gue juga nggak tau. Kira kira dia mau ngomong apa ya?"

"Mau nembak lo kali." ucap Naya sembarangan. Emang aneh tuh anak, kalau ngomong nggak dipikir dulu.

"Kalau mau ngomong dipikir dulu! Mana mungkin Kak Agra mau nembak gue. Kenal aja enggak."

"Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, Fa, selagi tuhan menghendaki." Naya sok bijak.

"Sok bijak lo." ledekku.

"Ck, ya udah terserah lo."

•••

"Kak Agra?" ucapku pada seorang cowok tinggi yang berdiri membelakangiku di taman sekolah.

Hari ini, sepulang sekolah, aku meruti apa yang diperintahkan Kak Agra. Jantungku berdebar tak karuan sejak keluar dari kelas tadi.

Tubuh tegap itu berbalik, menunjukkan wajah tampannya yang tidak membuatku bosan meskipun setiap detik melihatnya.

Kak Agra tersenyum saat melihatku, kemudian berkata, "Hai! Nama lo Nazifa?"

Aku mengangguk. Aku lihat Kak Agra masih menunjukkan senyumnya. Senyuman itu sangat manis. Dengan canggung aku ikut tersenyum tipis.

"Entah darimana gue ngerasain rasa kayak gini. Gue juga bingung sebenernya, apa sih yang gue rasain saat lihat lo? Jantung gue berdetak nggak karuan. Darah gue juga berdesir." ucap Kak Agra dengan tatapan teduhnya. Kak Agra menarik pelan. "Gue tau, lo selalu ngikutin gue kemana gue pergi."

Oh Tuhan, Kak Agra tau?

"Saat pertama kali gue lihat lo di taman kota, pada saat itulah, gue suka sama lo."

Aku terpaku mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Kak Agra. Detak jantungku tambah nggak karuan.

"Lo mau nggak jadi pacar gue?"

Perkataan Naya kemarin, ternyata benar.

•••

Sorry, ya kalau ada typo

Voment please

Today's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang