h

6 2 0
                                    

Kamu adalah rintik hujan, yang lambat laun jatuh ke permukaan.
Hadirmu selalu berhasil membasahi luka yang sedang aku keringkan.
Terimakasih atas sempat, yang hanya sesaat.
Dari sosokmu aku belajar bahwa selalu dekat, tak melulu berujung hangat.

Kadang terngiang begitu saja, peluk, senyum, hingga gelak tawa.
Berlalu-lalang diatas kepala, mengusap lembut kenangan yang bersahaja.
Tapi percuma, semua hanya terjadi dikala 'kita' masih utuh.
Aku tak ingin lagi harapku melambung terlalu jauh.
Maka kusisipkan tegar saat mulai mengarah jatuh.

—dialogwaktu
#dialogwaktu

MuseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang