2015
M a r i o.
Gue cukup paham akan konsep "Weather changes, so do the people.", kok. Tapi gue cukup dibuat heran oleh orang satu ini, yang biasanya akan tetap dalam mode normalnya dia -di mana dia nggak begitu peduli dengan sekitar juga orang-orangnya.
Yes, I'm talking about this one good friend of mine, Nevandra Alfarasta.
Perkara Nevan yang katanya nggak sengaja, tapi terulang beberapa kali, isengin Ivory waktu masa ospek dulu memang masih bisa gue maklumi. Karena mungkin dia ngelihat celah untuk menjahili gue dan kebetulan Ivory juga di sana. Sambil menyelam minum air, kata pepatah yang sering dikutip sama orang-orang.
"Iya, that abandoned building dekat kota yang pernah kita datangin dulu. Kenapa?"
Jawaban yang tadi gue dapat dari Nevan sendiri bikin gue ngerasa kalau dia sedang swerving his lane a little, not really being the usual Nevan I know. Dia jadi sedikit terbuka bahkan kepada orang yang belum dikenal cukup baik oleh dia -which is good because I know the person well enough, though.
Kalau ingatan gue masih berfungsi dengan baik, Nevan belum pernah langsung pergi gitu aja begitu quick morning class di hari Jum'at selesai. Normalnya, dia akan pergi entah ke perpus atau rooftop kampus -jelas buat melanjutkan tidurnya yang sempat terputus. Ya iya, dia nggak langsung pulang karena baik gue dan dia masih punya kelas yang dimulai sekitar satu setengah jam lagi.
"Kalau nanti gue telatnya lama lo absenin aja lah ya."
Itu juga yang bikin gue semakin yakin kalau memang ada yang berbeda sama Nevan kali ini, walaupun dia masih Nevan yang gue tauㅡyang nggak suka ditanya ini itu, juga cara dia bicara yang seolah bikin suatu hal jadi final dan nggak bisa dibantah.
Enough about him, anyway, karena seketika tenggorokan gue kering dan ingin untuk segera dibasahi. Jadilah gue pergi ke kantin dan menuju ke salah satu stall buat beli dua buah susu kotak rasa coklat. Setelah gue membayar, gue sempat terkejut menemukan satu sosok tinggi besar yang udah ada di hadapan gue ini langsung mengajak gue tos seperti biasa kalau kita ketemu.
"Eh, Ga. Tumbenan."
"Iya nih, mau ngomong."
"Ngomong apa, nih? Kayaknya serius."Saga lebih memilih buat merangkul pundak gue daripada langsung menjawab. Jadilah gue sama Saga duduk di bangku terdekat, menusuk susu kotak yang barusan gue beli dengan sedotan yang menempel di kemasannya dan mulai meminumnya sambil menunggu Saga melanjutkan.
"Akhir tahun nanti Bunda terima orderan katering."
"Bau-bau disuruh bantu nih."
"Haha iya. Gue mau minta tolong lo sama yang lain."
"Emang acaranya gimana, Ga?"
"Arisan keluarga besar buat dua hari, jadi butuh orang banyak."
"Dua hari? Nginep gitu?"
"Oh, nggak, cuma karyawan Bunda gue yang nginep. Nanti lo sama yang lain bisa balik sore atau malemnya kok. Gimana, lo bisa?"
"Hmm ya kalau gue free sih oke aja. Konsumsi?"
"Beres lah, Yo."
"Hehe. Yang lain juga, nih? Mereka pada bisa?"
"Levi sama Rama udah gue kasih tau sih, sama kayak lo kalau free mereka juga oke. Rencananya habis ini gue mau ke Farel sama Juan sekalian."
"Hmm gitu.."
"Nevan nggak sama lo nih? Tumben."
"Iya, tadi dia langsung pergi lepas kelas."
"Oh.. Tolong lo kasih tau ntar kalau ketemu ya, Yo."
"Beres."Saga berdiri sambil makai tasnya di pundaknya lagi terus menepuk pundak gue dengan tangannya yang nggak kecil itu.
"Gue agak nggak enak sih, tapi lo bisa ajak Ivory kalau dia mau. Lumayan makin banyak orangnya kerjanya jadi cepet selesai."
"Oh, ya udah nanti gue coba tawarin anaknya."
"Minta tolong ya, Yo."
"Oke, nanti gue kabarin gimananya."
"Sip, thanks ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
all in
Fiksi Umummay i steal that heart of yours? may i protect that heart of yours? if i fall several times and get hurt, will you accept my surrender? all of me, i'm all in only to you, i'm all in from now on, i'm all in for you. ㅡmonsta x 's all in, 2...