Tempat SEMENTARA

38 4 2
                                    

    Rain pun kini sudah memulai hidup baru yang menurutnya sudah bagus dan dia mulai merasa bahagia.
Hari pun menjelang pagi, rain masih berada di kolong jembatan.

   Tiba-tiba ia terbangunkan oleh sosok yang ada di depannya, seorang perempuan yang tidak jauh berbeda dari Rain.
Orangnya yaitu, bulan.
  Tiba-tiba Bulan bertanya ke Rain tentang apa yang sedang ia lakukan.
"kamu siapa??"
"kenapa kamu sendirian, kamu lapar?,ayo jawab,aku gak akan ngapa-ngapain kamu. "
Rain cuman mengangguk.
Tanpa basa basi,akhirnya Rain pun ditarik oleh Bulan. Mereka begitu akrab, walaupun bulan lebih ceria daripada rain, padahal mereka sama-sama tidak punya rumah.
Entah apa yang mereka lakukan,tetapi tiba-tiba bulan mengajak rain untuk lari-lari,bersenang senang, lompat-lompat, ya walaupun terlihat konyol, wajarlah mereka kan masih 10 tahun.
Tetapi rain mendesah
"ada apa dengan orang ini? ,tiba-tiba menarikku dan membuat hal yang aneh,konyol seperti ini, tetapi aku sangat bahagia,sepertinya ini  kehidupan ku yang baru."
"Sepertinya dia akan menjadi teman baikku selamanya."
Lalu mereka duduk bersama.
Bulan yang mulai pembicaraan kali ini.
"Nama kamu siapa? "
"Rain".ia menjawab dengan polos
"kamu malu ya sama aku? ",gak papa jangan malu lah, kita kan akan menjadi teman,yang tegas donggg!!! "
"Ehehmmm...... Baiklah
"Namaku Raina, bisa dipanggil Rain. "
Rain pun tersenyum, lega rasanya.
"kalo nama kamu siapa? "
"oooh.... Nama aku Bulan"
"Oooohhh"
"Ngomong-ngomong kita hampir sama ya tinggal di lorong jembatan"
Rain pun menjawab dengan senang.
"iya kita sama ya"
"Umur kamu berapa"
"umur aku 10 tahun, kalo kamu?"
"Aku juga 10 tahun."
"hahaha berarti kita sama"
"hahahahaa"mereka pun tertawa bersama. Melewati kehidupan bersama-sama, tanpa sekolah, tetapi mereka cuman bermain.
'mereka begitu bahagia saling bermain bersama, saling melengkapi dan membahagiakan'
   Waktu terus berjalan semakin cepat tanpa terasa ia dan temannya itu sudah sampai umur 18 tahun.
Disaat mereka bersama, tidak ada kesedihan, mereka bisa dibilang sahabat, takdir menemukan mereka berdua.

   Waktu sore pun tiba. Terdapat matahari yang tenggelam di ufuk barat, warna yang menakjubkan, melihat pemandangan sekitar memang menyenangkan, apalagi ditemani oleh teman.
Dan....malam pun tiba.
Mereka tetap berada di lorong jembatan. Saat inilah saat-saat yang ditunggu oleh Rain. Saat yang paling menenangkan dengan menatap rembulan.
Rain pun menatap rembulan diikuti dengan Bulan yang ikut-ikutan duduk disamping Rain.
Rain pun memberitahukan tentang kebiasaannya saat-saat sedang sendiri
"lihatlah bulan yang bersinar terang di langit dengan hamparan kota yang seluas ini, membuat kita berfikir sejenak, betapa indah karunia yang tuhan berikan untuk kita"
"Rembulan malam ini sangat indah,bayangannya sangat jelas dia air nyaris sempurna."
"apakah kamu sering begini?
Sendirian sunyi seperti ini kah?
"hmmm" emang kenapa?
"Apakah ini menurut mu hal yang masuk akal?,kenapa yang ditatap itu harus Rembulan. Apa gak ada hal lain yang harus dilakuin? "
Rain jawab dengan datar
"ya menenangkan aja, ayolah dicoba dulu, biar nyaman, tenang fikirannya"

Bulan pun ikut-ikut an menatap rembulan, Bulan pun iku merasakan apa yang dirasakan Rain.
Tiba-tiba Rain teringat lagi oleh orang tuanya, setetes air mata keluar lagi dari mata Rain,awan pun mulai mendung dan tidak ada lagi awan yang cerah, tiba lah hujan membasahi Raina dan Bulan. Bukannya dia sudah janji sama dirinya agar tidak menangis, memang..... Memang dia sudah janji. Tetapi tidak bisa ditahankan lagi. Rain menangis sejadi-jadinya,ia tidak tahu harus bagaimana lagi, ia tidak tahu bagaimana nasibnya sekarang.
Bulan langsung tersadar, "Rain awas hujan, tetapi Raina tetap ingin diam di tempat. kenapa kamu nangis??, ayolah senyummm,senyum donggg, apa kamu gak suka temenan sama aku?? "

Rain jawab sambil mengusap air mata. "bukan begitu, aku sangat suka kok temenan sama kamu, teramat malah. Aku itu cuman kepikiran orang tuaku. Udah lah.... Gak usah dipikirin. "
"ooooh gituu yaa, aku juga kangen sama orang tuaku Rain... Ya semoga mereka baik-baik lah dimanapun mereka berada, doaku menyertai Rain, karena aku sangat sayang sama mereka. "
    Udah lah.... Jangan nangis, cup.. Cup... Cupp...,
Doakan aja yang terbaik lah.
"iya,Bulan benar kalau itu semua biarlah menjadi kenangan,hannya perlu berdoa yang terbaik. rain pun tersenyum senang"
Bulan bersorak senang sambil hujan hujanan berdua sama Rain,wkwkwk
"Udah jangan dipikirin terus Rain.. "
"Iya2,kamu mau gak?  Bantu aku buat nyariin keberadaan orang tuaku, aku gak tau harus mencari dimana. "
"Oke2 aku mau kok, asalkan kamu tersenyum, "
Mereka pun berpelukan sambil terharu. Hujan pun mulai berhenti...
"Ya udah Rain tidur yuk,udah malem ni.... "
"oke siap bos... "
Hahahahaa. Mereka kembali tersenyum.
"oh iya besok aku rencanain sesuatu lhoo"
Bulan penasaran.
"emangnya mau apa?"
"Ya besok aja lah, udah malem ini"
Bulan ngambek dikit, huhhhh!!!!
"Dasar tukang ngambek,hahaha." Raina jawab dengan mengejek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rembulan Menangis Di balik hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang